Perlunya Penguatan Konten Lokal Setelah Migrasi TV Analog

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Perkembangan Televisi Digital dan Penguatan Konten Lokal” di kampus setempat, Rabu (2/2/2023).
Momen Analog Switch Off (ASO) beberapa waktu lalu, membuka luas siaran televisi di Indonesia dengan banyaknya konten yang bisa dinikmati masyarakat. Namun, terbukanya akses dan banyaknya konten yang bisa ditonton masyarakat justru semakin mempersempit ruang bagi konten lokal. FGD ini mencoba memecahkan tantangan tersebut sebagai antisipasi mengingat konten lokal menjadi salah satu penguatan kearifan lokal.
Baca Juga Persiapan ATF 2023 Di DIY Sudah Mencapai 95 Persen
Agung Suprio, Ketua KPI Pusat dalam sambutan menjelaskan FGD ini sebagai respon dari perkembangan televisi yang sudah bermigrasi ke digital dangan lebih jernih dan beragam. “Di Jakarta misalnya, dari 18 siaran TV, setelah pindah menjadi digital menjadi 48 siaran TV. Begitu juga dengan kota-kota lain. Ia berharap, kalau warga Singapura yang nonton tv digital di Singapura, mereka juga bisa menikmati siaran tv dari Indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, saat ini timbul pertanyaan Di manakah tempat konten lokal? Ia mengatakan di Jakarta, sebagian besar isi siarannya bukan konten lokal. “KPI dalam hal ini berupaya mengatasi masalah ini melalui kebijakan mengisi konten lokal minimal 10% dari total kontennya bagi semua stasiun televisi,” kata Agung.
Dr Mochamad Sodik, Dekan FISHUM UIN Sunan Kalijaga mengatakan akademisi perlu mengambil peran mengingat, siaran televisi menjadi salah satu sumber informasi yang dikonsumsi masyarakat.
“UIN Sunan Kalijaga ingin menjalin rumah bersama. Mengapa ini penting? Karena kita menyadari, bahwa era sekarang merupakan era kolaborasi yang harus dikuatkan. Konten lokal, menjadi bagian penting untuk menguatkan narasi keadilan, kebebasan, dan demokrasi , terutama menjelang 2024,” tuturnya.
Baca Juga Sri Sultan Tinjau Kesiapan JEC Sebagai Venue ATF 2023
Ia menyatakan FISHUM UIN Sunan Kalijaga siap untuk ikut membangun kearifan lokal melalui siaran televisi, mengingat Yogyakarta merupakan provinsi yang istimewa terutama kearifan lokalnya.
“Dari ruangan ini, kita ingin memperkuat sehingga narasi kebebasan bisa diisi dengan kebaikan, kita yang di UIN khususnya ingin mengembangkan Islam rahmatalil’alamin. Di dalam konteks ini kami sangat gembira, dan kami sangat terbuka untuk menjalin kerja sama,” urainya.
Aswar Hasan, Komisioner KPI Pusat menyebut implementasi penguatan konten lokal di DIY, KPI perlu bekerjasama dengan berbagai kampus di Yogyakarta. “Perlu ada riset tentang konten apa yang diminati masyarakat Jogja saat menonton televisi. Riset itu akan menjadi rekomendasi bagi kami dalam menentukan kebijakan,” tukasnya. (jat)