Berita Nasional Terpercaya

Jogja Harus Tetap Adem di Pemilu 2024

1

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad berharap kondisi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Pemilu 2024 mendatang, harus tetap adem. Meski konstelasi politik memanas, ia berharap konflik yang berpotensi muncul di tengah masyarakat bisa diredam dengan peran serta Satlinmas dan Jagawarga.

Noviar mengatakan, nantinya Satlinmas dan Jagawarga akan berada di bawah binaan Satpol PP DIY. “Terkait dengan ketugasan Satlinmas saat Pemilu 2024 adalah melakukan pengamanan pada saat pemilu. Pengamanannya nanti bisa di lingkungan TPS, KPPS, bahkan di tingkat KPU. Ketugasan ini tentu melakukan pengamanan di kotak suara, sehingga memang teman-teman dari Satlinmas ini harus dibekali terkait dengan ketugasannya,” tuturnya pada acara Podcast Ngobrolin Jogja dengan tema “Peran Satlinmas dan Jagawarga Sukseskan Pemilu 2024 Aman dan Damai” di Balai RW 07 Kelurahan Baciro, Yogyakarta, Senin (13/3/2023).

Baca Juga Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran, Potensi Bahaya 7 Kilometer

Untuk Jagawarga, Noviar mengatakan, sesuai aturan, akan ikut menyelesaikan konflik-konflik sosial yang ada di masyarakat. Untuk itu, anggota Jagawarga juga harus mengikuti pembekalan sesuai ketugasannya.

“Pembinaan terhadap Satlinmas, sudah kami jalankan sejak 17 Januari 2023 lalu, dan akan berakhir pada akhir Maret ini. Sedangkan pembekalan kepada Jagawarga, baru akan dimulai April 2023 nanti, sampai November 2023,” ujarnya.

Noviar mengatakan, Pemilu 2024 akan ada dua kali untuk DIY, yaitu tanggal 14 Februari untuk pemilu presiden dan 27 November untuk kepala daerah. Jika capresnya nanti ada tiga, diperkirakan potensi konflik bisa berlangsung mulai dari Februari sampai September/Oktober 2024.

“Di sinilah peran dari Satlinmas dan Jagawarga supaya konflik-konflik internal yang ada di lingkungan masing-masing tidak terjadi. Konstelasi politik boleh memanas tetapi kita di Jogja harus tetap adem,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengatakan, masyarakat Indonesia pada umumnya telah terbukti sudah terbiasa dalam kondisi dan mengikuti penyelenggaraan pemilu. Namun yang masih kurang adalah bagaimana belajar dewasa menghadapi pemilu.

“Tantangan paling besar dalam pemilu itu sebenarnya hanya satu, bagaimana kita mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau golongan. Biasanya justru mengutamakan kepentingan pribadi yang lebih banyak, padahal justru hal itu yang bikin berantem, menimbulkan konflik,” ucap Eko.

Dikatakan Eko, Jogja dengan segala atribut kebudayaan dan pendidikannya seharusnya mampu menjadikan masyarakatnya dewasa dalam berpolitik. Namun seakan menjadi paradoks, di satu sisi Jogja adalah kota budaya dan kota pendidikan, tapi di sisi lain konflik pemilu juga terjadi di Jogja.

“Jadi saya berharap untuk Satlinmas dan Jagawarga juga bisa ikut mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia ini tidak datang gratis dari langit, bahwa pendiri bangsa ini serius mendirikan bangsa ini dengan sungguh-sungguh dan penuh pengorbanan. Ke depan, Satpol PP sendiri bisa membantu Bawaslu dalam penegakan aturan pemilu,” papar Eko.

Baca Juga Mendag Optimis Indonesia Mampu Hadapi Perlambatan Ekonomi 2023

Sementara itu, Jagawarga Kelurahan Baciro, Servas Wue mengatakan, tugas Jagawarga ialah membantu menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman bagi warga di wilayah masing-masing. Namun, sehubungan dengan pemilu, tentu tidak hanya Jagawarga saja yang bekerja.

“Tentu ada unsur-unsur lain yang bekerja sama dengan kami untuk menjamin kelancaran dan kesuksesan pemilu. Pengalaman kami di tahun 2019 lalu, kami di kampung khususnya di Kelurahan Baciro, memang sudah siap menjalankan tugas-tugas kami. Kami juga bekerja sama dengan tokoh-tokoh kampung, Ketua RW, maupun Ketua RT,” ungkap Servas.

Servas menambahkan, meski waktu itu Jagawarga baru dibentuk, tapi semuanya berupaya melakukan penyesuaian dengan situasi agar ketugasan sebagai Jagawarga berjalan lancar. Di lain pihak, para Jagawarga juga selalu diingatkan agar jangan sampai terlibat dalam politik praktis maupun politik uang.

“Yang jelas, unsur-unsur yang kamu miliki jangan sampai justru menambah masalah. Dan untuk 2024 nanti, kami akan kembali menggunakan cara-cara yang kami anggap baik dan efektif, khususnya terkait koordinasi yang baik dengan tokoh-tokoh masyarakat,” pungkas Servas. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.