Berita Nasional Terpercaya

Konferensi Tahunan ke-9 ISCOHI Usung Isu Kemanusiaan di Tengah Konflik Global

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Prodi Hubungan Internasional Program Magister Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HIPM UMY) menyelenggarakan International Students Conferences on Humanity Issues (ISCOHI) edisi ke-9 di tahun 2023, Sabtu (18/3/2023). Konferensi tahunan ini mengusung tema “Conflict As A Global Challenge: Economic, Uncertainty, Diplomacy & Conflict Resolution, And Food Security.”

Konferensi ini menghadirkan 3 keynote speaker, yakni Kudakwashe Chirambwi Ph.D dari National University of Science and Technology Zimbabwe, Dr. Awang Dzul dari University Utara Malaysia dan Muhammad Faris Al-Fadhat, S.IP., M.A., Ph.D dari UMY. ISCOHI Ke-9 digelar di Amphitheatre Gedung Pascasarjana Lantai 4 UMY.

Baca Juga Dubes Norwegia Sebut Yogyakarta Akan Banyak Lahirkan Pemimpin

Kudakwashe Chirambwi Ph.D sebagai pembicara pada ISCOHI Ke-9 menyampaikan ketahanan pangan dan konflik transformasi menjadi tantangan terbesar di Afrika dalam menghadapi konflik global. “Ketergantungan Afrika terhadap sumber agrikultur membuat Afrika memiliki tantangan dalam mempertahankan ketersediaan pangannya selama terjadinya konflik global seperti perang antara Ukraina dan Rusia. Selain itu, konflik transformasi harus dilakukan sebagai upaya beradaptasi terhadap konflik global yang terjadi,” terangnya.

Terdapat 22 penelitian (paper) yang ikut serta pada ISCOHI Ke-9. Dengan total 30 peserta yang berasal dari beberapa universitas dan institusi di dalam dan luar negeri. Dari 22 penelitian yang diterima, hanya 10 penelitian yang akan dipresentasikan dalam ISCOHI Ke-9. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan ke jurnal terindeks scopus dan SINTA yang telah bekerja sama dengan ISCOHI.

Muhammad Faris Al-Fadhat, S.IP., M.A., Ph.D sebagai pembicara berikutnya menyampaikan ketidakpastian suara dari negara-negara Asia Tenggara dalam merespon perang dunia Ukraina dan Rusia.

“Uncertainty atau ketidakpastian adalah salah satu akibat dari konflik dunia yang harus diatasi. Negara-negara Asia Tenggara khususnya Indonesia harus memiliki suara yang jelas (mendukung/menolak) konflik dunia seperti perang Ukraina dan Rusia,” ujar Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan AIK UMY.

Baca Juga Konsil Kedokteran Indonesia Antisipasi Masuknya Dokter Asing Saat MEA 2025

Lanjut tambahnya, ketidakpastian Indonesia dalam menyuarakan suara terhadap perang Ukraina dan Rusia tentunya memiliki alasan yang konkret pula. Roda perekonomian Indonesia dan kemandirian Indonesia dalam menjalankan industri memiliki hubungan dengan kedua negara yang sejak awal tahun 2014 dan kembali bergejolak pada awal tahun 2022.

“Dilema Indonesia dalam menyuarakan suara terhadap perang Ukraina dan Rusia terjadi karena ketergantungan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina dalam segi perekonomian,” ucap Faris.

Novrel Esa Yubel, Ketua Panitia ISCOHI berharap ISCOHI Ke-9 bertema tantangan terhadap konflik global dapat menginspirasi mahasiswa untuk melakukan penelitian terkait ke depannya. “Harapannya, bisa mencari solusi dari peneliti-peneliti sehingga dapat diterapkan untuk mencapai resolusi konflik,” tukasnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.