Berita Nasional Terpercaya

Menjadi Entrepreneur Ibarat Jadi Kapten Kesebelasan Sepakbola

0

Mereka yang berhasil menjadi wirausahawan atau entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal betul potensi (traits) dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasikan usaha dalam mewujudkan cita-citanya.

Oleh karena itu, untuk menjadi wirausahawan yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang ditekuninya.

Sesungguhnya menjadi entrepreneur atau wirausahawan ibarat menjadi kapten kesebelasan dalam pertandingan sepak bola. Dia menjadi inspirator team dan sekaligus menjadi playmaker yang handal. Dia tahu kapan harus menjemput bola dan kapan harus melepas bola, bahkan bagaimana memanfaatkan bola liar atau bola muntah di depan gawang.

Para inspirator ini selalu mempunyai winning commitment atau komitmen untuk menang atau untuk berhasil secara tepat dan memadai (Thoby Mutis, 1995: 5).
Keberhasilan wirausahawan menurut Suryana (2004:109) ditentukan oleh perilaku kewirausahaan.

Faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan itu sendiri adalah faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi, hak kepemilikan, kemampuan kompetensi, dan isentif, sedangkan faktor eksternal meliputi, lingkungan.

Pembaca yang budiman, dari uraian ini jelaslah bahwa kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan atau lebih dikenal dengan sebutan wirausaha.

Intisari karakteristik seorang wirausaha yaitu kreativitas. Bukan seorang wirausaha jika tidak ada kreativitas. Dengan demikian kewirausahan dapat diartikan sebagai sifat-sifat kreatif yang dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan di lingkungannya.

Untuk mengembangkan kreativitas, kita bisa saja meniru Mac Gyver. Bagi pemerhati acara televisi, pasti pernah menonton film seri Mac Gyver.

Mac Gyver menarik ditonton, hal itu karena dalam setiap penampilannya senantiasa menampilkan keunikan dan kreativitas yang berkesinambungan. Bahkan ia selalu mengubah “kesempatan menjadi kesempitan”, sehingga Stephen Covey dalam buku First Thing Frist menyebutnya Mac Gyver Factor.

Kesamaan antara para entrepreneur dan Mac Gyver adalah mereka sering memunculkan keunikan, kreativitas yang berkesinambungan dan sering kali sudah ditebak sebelumnya.

Kreativitas, menurut penulis buku Kewirausahan yang Berproses, Thoby Mutis (1996) adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan. Kreativitas merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan, karena lingkungan cepat sekali berubah. Untuk dapat memberikan respon/tanggapan terhadap perubahan, maka kita sebagai manusia harus kreatif..

Pemikiran kreatif banyak berhubungan secara langsung dengan masa di mana efisiensi dan pemecahan masalah saja sudah cukup. Tetapi sekarang ini di era globalisasi kita memerlukan lebih dari pada itu. Misalnya, barang serta jasa apa yang dapat kita desain? Bagaimana kita menentukan posisi pasar barang dan jasa? Bagaimana kita menciptakan nilai tambah? Adakah pasar atau segmen pasar yang baru?

Edward de Bono dalam bukunya berjudul Serious Creativity mengatakan, bahwa kita dapat saja meniru produk pesaing, sehingga kita menanggung risiko yang lebih kecil. Tetapi mengapa harus menunggu orang lain mengerjakan apa yang sesungguhnya dapat kita kerjakan lebih dahulu? Banyak perusahaan yang sukses yang memiliki asset yang tidak digunakan dan membutuhkan pemikiran kreatif untuk menggunakannya.

Untuk menemukan peluang, pembaca pasti setuju bahwa kita sangat membutuhkan pemikiran kreatif. Kita harus berusaha untuk menemukannya. Jikalau kita hanya menunggu kesempatan sampai kesempatan itu muncul dengan sendirinya, maka kita akan menjadi salah satu dari perusahaan pengekor.

Nah, jikalau kita menggunakan pemikiran kreatif maka kita dapat menjadi yang pertama. Ide-ide yang menghasilkan peluang bisnis tidak menunggu untuk ditemukan, melainkan harus dihasilkan. *** ( Joko Indro )

Leave A Reply

Your email address will not be published.