Berita Nasional Terpercaya

Mengubah Tantangan Menjadi Peluang Bisnis

0

Di era globalisasi atau di era industri 4.0 adalah situasi yang melanda dunia saat ini, termasuk dunia usaha. Dunia usaha menjadi tumbuh dan berkembang dalam situasi yang kompetitif ini. Pada situasi ini muncul berbagai tantangan dan sekaligus peluang. Bila kita sebagai wirausahawan atau entrepreneur siap menghadapi globalisasi ini maka usaha kita pun akan melaju dan berkembang. Tapi sebaliknya, jika tidak siap, maka harus siap-siap menghadapi kebangkrutan.

Nah, guna memajukan pembangunan nasional Indonesia yang berporos pada pembangunan ekonomi, tentu saja sangat dibutuhkan ketersediaan dan peran aktif sumber daya manusia (SDM) yang unggul, tangguh, mandiri dan profesional yang berjiwa wirausaha.

Pembaca tulisan ini yang budiman, kita tentunya tahu bahwa SDM tidak dipungkiri lagi sangat penting perannya dalam kegiatan pembangunan, karena faktor inilah yang secara aktif mengelola faktor produksi lainnya untuk dapat mencapai tujuan dengan baik dan sesuai rencana. Ia harus dkikembangkan secara terus menerus agar memiliki visi, etos kerja dan berbagai keterampilan, sehingga dapat menyesuaikan dengan tuntutan jaman dan perkembangan lingkungannya.

Nilai-nilai kewirausahaan penting untuk ditanamkan pada SDM Indonesia untuk prasyarat mengikuti perkembangan globalisasi di berbagai bidang. Pertumbuhan dan perencanaan ekonomi serta menciptakan keunggulan kompetitif SDM dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tantangan bangsa Indonesia saat ini.

Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang baik hanya akan kita capai jika bangsa Indonesia menganut pembangunan berkelanjutan. Ada keyakinan dari kebanyakan ahli bahwa pembangunan Indonesia akan berkelanjutan bila kita memiliki lapisan wirausahawan yang banyak dan tangguh, baik dari kelas menengah maupun lapisan bawah.

Hal ini sejalan dengan trend yang sedang menggejala di negara-negara maju dan berkembang, dimana golongan wirausahawan semakin menonjol memainkan peranan strategis dan bermutu dalam pembangunan dan kehidupan kemasyarakatan, yang membuat negara dan bangsa kita memiliki kelebihan dari yang lainnya. Memang, wirausahawan yang tangguh harus didukung oleh spirit, wawasan, pengetahuan dan keterampilan manajerial yang handal serta mampu menyesuaikan dengan perkembangan jamannya.

Don L. Gevirts, wirausahawan dari Amerika, menyampaikan bahwa sosok wirausahawan menurutnya adalah orang yang bisa melihat peluang yang tidak dilihat orang lain. Contohnya, Ir. Ciputra yang bisa menggubah wilayah yang penuh sampah menjadi tambang ‘emas’. Ia harus bisa pula mengeksploitasi sekecil apapun perubahan yang ada, berpikir optimistis seperti akrobat meniti tambang, dan bila perlu cerdik seperti pesulap dalam melepaskan diri dari peti.

Pertanyaan yang perlu diajukan adalah: Bisakah kewirausahaan ini dipelajari? Jawaban tegasnya adalah BISA. Bakat, sifat dan kemampuan seseorang tidak bisa ditiru, tetapi kita bisa belajar dari apa yang mereka lakukan. Penulis rasa, wirausahawan itu dapat berhasil dan sukses usahanya karena tindakan dan keputusan strategis yang diambilnya.

Oleh karena itulah, persaingan yang kini semakin ketat, membuat kita selalu tertantang untuk memperbaiki kemampuan diri agar dapat bertahan hidup. Tetapi laju datangnya tantangan, kadang kala tidak bisa diprediksi. Nah, idealnya kemampuan diri kita sebagai wirausahawan harus berbanding lurus dengan setiap tantangan di depan mata. Tetapi perasaan tidak yakin membuat kita merasa tidak mampu menaklukkan tantangan tersebut, alhasil kita kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri.

“Karena sebenarnya, persepsi kita mengendalikan reaksi yang kita keluarkan. Itu mengapa keberhasilan untuk mengubah masalah dan tantangan menjadi kesempatan harus kita tanamkan dalam wilayah persepsi diri. Inilah wujud nyata kekuatan diri,” papar Lauren Mackler, psikolog yang juga menulis buku Transform Your Life Speaking of Success.

“Intinya, jangan pernah putus asa dan percayalah pada kemampuan diri yang kita punya,” ucap Mackler. Untuk mewujudkan semua kekuatan diri itu, Mackler mengajak Penulis dan pembaca buku ini, untuk memoles persepsi dalam diri dengan melakukan hal-hal berikut ini:

Pertama, pastikan diri kita tidak menelan bulat-bulat setiap informasi negatif menyangkut dunia usaha. Ingatlah bahwa setiap informasi yang kita terima adalah sebuah pemberitahuan yang memperkaya pengetahuan kita, bukan untuk menakut-nakuti.

Kedua, Setelah itu, buatlah daftar kesulitan-kesulitan apa saja yang kita alami selama menjalani rutinitas bisnis. Perhatikan, bagaimana kesulitan-kesulitan itu bisa dihadapi. Maka kita perlu punya jajaring pengaman. “Jaring pengamanan itu adalah menyisihkan sebagian pendapatan kita sebagai tabungan. Apabila kondisi ekonomi tidak semakin membaik, kita sudah punya modal untuk buka usaha sendiri,” kata Mackler.

Ketiga, ia mengingatkan, kadang kala ada situasi yang terjadi di luar kendali kita, seperti kebangkrutan. Untuk itu jangan pernah ragu meminta bantuan dari orang-orang sekitar agar kita bisa keluar dari masalah tersebut. Karena kadang kala, butuh beberapa alternatif solusi untuk menaklukkan situasi luar biasa. *** ( Joko Indro Cahyono )

Leave A Reply

Your email address will not be published.