SLEMAN, BERNAS.ID – Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo memberikan arahan terkait gerakan pencegahan stunting sekaligus meresmikan Mushola Ibnu Sina di Puskesmas Pariwisata Prambanan, Sabtu siang (13/5/2023). Menurutnya, para kader memiliki peran penting dalam mensosialisasikan pencegahan stunting kepada masyarakat.
Dengan peresmian Mushola Ibnu Sina, Bupati berharap fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan secara baik. Tak hanya untuk karyawan Puskesmas Pariwisata Prambanan, tapi juga bagi masyarakat umum.
Baca Juga Partai Nasdem Sleman Target 7 Kursi Legislatif
Dalam sambutannya, Bupati Sleman, Kustini menyampaikan ucapan terima kasih kepada kader kesehatan yang telah berupaya menurunkan angka stunting di Sleman. Dengan komitmen bersama, ia meyakini jumlah anak stunting di Sleman akan semakin menurun.
“Kaderlah yang dapat menggerakkan masyarakat secara langsung. Melalui pendekatan dan sosialisasi, masyarakat dapat lebih cepat memahami cara penanggulangan stunting. Pencegahan dapat dimulai dengan sosialisasi kepada para remaja ataupun calon pengantin. Sehingga mereka dapat memahami bagaimana mempersiapkan gizi yang tepat untuk calon bayi,” tutur Kustini.
Bupati pun mengingatkan terkait anjuran usia pernikahan, yakni minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Dengan kesiapan usia, kesehatan fisik maupun psikis menjadi salah satu upaya untuk meminimalisir terjadinya stunting pada anak.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Pariwisata Prambanan, Toto Suharto melaporkan angka stunting di kawasan Kapanewon Prambanan mengalami penurunan. Data pada tahun 2021 sebesar 6,4 persen sedangkan pada tahun 2022 turun menjadi 6,29 persen. Ia mengatakan pihaknya akan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting, salah satunya dengan menggiatkan sosialisasi.
“Dengan semangat bersama, kami akan terus upayakan dengan slogan SMART yang dimiliki Puskesmas Pariwisata Prambanan. Solid, mumpuni, akurat, responsif, dan tangguh,” ujar Toto.
Baca Juga Syawalan Lintas Iman Pupuk Persahabatan Antar Umat Beragama
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama, menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, keberhasilan tersebut tak terlepas dari capaian angka stunting di kawasan Kapanewon yang berhasil di bawah angka Kabupaten.
“Angka stunting di Prambanan yang berhasil turun hingga 6,29 persen patut diapresiasi. Bahkan lebih rendah dari jumlah di Kabupaten Sleman yang berada di angka 6,88 persen. Keberhasilan ini semoga bisa semakin menurun dan menjadi acuan bagi Kapanewon lain,” ucap Cahya.
Cahya mengungkapkan salah satu cara mudah untuk mengingat pencegahan stunting adalah dengan langkah ABCDE. Langkah tersebut dapat dilakukan oleh remaja putri sebelum menikah hingga pasca melahirkan.
“Perlu diingat ABCDE. Aktif minum tablet tambah darah, Bumil harus teratur memeriksakan kegamilannya, Cukup mengonsumsi protein hewani untuk bayi, Datang ke posyandu setiap bulan dan Eksklusif ASI enam bulan,” tukas Cahya. (jat)