Berita Nasional Terpercaya

Indonesia Perlu Memiliki Skema Transisi Energi Terbarukan

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Pembangunan nasional yang berkelanjutan membutuhkan jaminan ketersediaan energi listrik yang andal, cukup, berkualitas dan ekonomis. Terwujudnya prasyarat tersebut akan mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan sosial, penciptaan lapangan kerja produktif, dan memperkuat industri, serta menciptakan sektor bisnis yang sehat.

Baca Juga Perkuat Peran Guru Dalam Ciptakan Lingkungan Pendidikan Toleran

Untuk itu, Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada menggelar seminar dengan tema “Membangun Industri Kelistrikan yang Sehat Mendukung Percepatan Transisi Energi” di Gedung SGLC (Smart Green Learning Center), Selasa (16/5/2023).

Sebagai narasumber utama, yaitu Jisman P Hutajulu selaku Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Sugeng Suparwoto selaku Ketua Komisi 7 DPR RI, dan Darmawan Prasojo selaku Direktur Utama PT. PLN.

Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T., M.T mengatakan hasil dari seminar kelistrikan berupa pemikiran bersama antara dunia kampus dengan dunia industri tentang energi terbarukan. “Output yang diharapkan berupa satu hasil pemikiran bersama antara dunia kampus dengan dunia industri. Ke depan, kita perlu satu skema transisi yang baik. Kebutuhan energi tahun 2060 sangat besar sekali, 6000 Kwh per kapita,” tuturnya ke awak media.

Menurutnya, skema transisi ke energi terbarukan perlu disiapkan sejak dini karena jumlah penduduk Indonesia sangat besar sehingga membutuhkan jumlah energi yang sangat besar. “Menuju ke sana menjadi persoalan. Kita tahu sumber energi utama saat ini adalah fosil. Kalau ingin bergeser ke energi terbarukan, perlu pemikiran, tidak hanya strategi,” katanya.

“Bagaimana kalau fosilnya dimatikan betul. Tidak ada batubara. Semua murni energi terbarukan, skenarionya seperti apa? Biaya yang kita perlukan seberapa besar,” imbuhnya.

Ia pun menegaskan salah satu hasil dari seminar kelistrikan nantinya akan muncul rekomendasi satu kebijakan, satu peta jalan transisi untuk energi kita ke depan, tahun 2060. “Kami melalui pakar-pakar ERIC juga akan duduk bersama memikirkan kebijakan dan terus mempertemukan para pelaku di dunia kelistrikan,” katanya.

Baca Juga Bertutur Melalui Cerita Jadi Cara Efektif Untuk Sampaikan Pesan Kebhinekaan

Jisman Hutajulu, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM memaparkan prinsip 5K untuk menuju ke transisi energi terbarukan yang ramah lingkungan. Yaitu, Kecukupan, Keandalan, Keberlanjutan, Keterjangkauan, dan Keadilan.

“Kecukupan, bagaimana implementasi pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Keandalan, pemakaian digitalisasi dan teknologi smart grid di sistem tenaga listrik. Keberlanjutan, bagaimana menggunakan EBT (Energi Baru Terbarukan). Keterjangkauan, bagaimana tarif listrik terjangkau. Terakhir, Keadilan terkait akses listrik yang merata,” terang Jisman.

Ia mengatakan saat ini ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin terbatas dari hari ke hari. “BBM semakin hari semakin kecil, cukup mahal. Kita punya potensi untuk mengganti PLTD ke yang lebih ramah lingkungan,” tukasnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.