Berita Nasional Terpercaya

Manisan Bulala, Foundernya Aktif Berbagi Ilmu Kembangkan UMKM Lain di Yogyakarta Dari Sisi Digital

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Manisan atau asinan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu. Cemilan ini biasanya dimakan sebagai hidangan  pelengkap untuk merangsang nafsu makan.

Teknologi membuat manisan merupakan salah satu cara pengawetan makanan yang sudah diterapkan sejak dahulu kala. Perendaman manisan akan membuat kadar gula dalam buah meningkat dan kadar airnya berkurang. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan mikroba  perusak sehingga buah akan lebih tahan lama.

Di Yogyakarta, di awal tahun 2020 muncul UMKM Manisan Bulala, yang dirintis warga Yogyakarta Hadiwijaya Sasanadi bersama adik iparnya. Awalnya, usaha ini lebih merupakan upaya untuk mendapat penghasilan tambahan. Manisan dipilih, karena dirasa masih jarang diproduksi di sekitar Jogja.

Awalnya, manisan buah yang diproduksi pada Januari 2020 hanya 80 pack produk. Bulan berikutnya naik menjadi 1000 pack, naik menjadi 2000 pack di bulan Maret, dan 4000 pack di April 2020.

“Dan puncaknya 1-2 bulan kemudian, sampai 11 ribu pack per bulan,” ungkapnya, Minggu, 21 Mei 2023.

Pihaknya hanya mengandalkan reseller sebagai ujung tombak pemasaran. Karena itu, ketika pandemi COVID-19 menghantam, penjualan pun anjlok.

“Dan bulan April-Mei, saya yang tadinya bekerja secara profesional terkena pemutusan hubungan kerja yang merupakan efek pandemi,” katanya.

Baca juga: Antara “Buah Vs Sayur”, Kini Perdebatan Tentang Tomat Telah Berakhir!

Karena itulah, ia lantas serius menggarap Manisan Bulala, yang kini sumber penghasilan utamanya, untuk bisa menjadi produk unggulan oleh-oleh di Yogyakarta. Ia memutar otak untuk menjaga cashflow, distribusi, dan pengaturan, sehingga Manisan Bulala bisa terus berjalan.

“Kami mulai merancang segala sesuatunya termasuk masalah HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual), masalah logo, termasuk sampai kami memutuskan membuat PT,” kata dia.

Baca juga: Cara Pembuatan dan Pengolahan Kolang Kaling

Pihaknya terus mencoba menjajaki semua kesempatan yang ada, termasuk dengan membuat jalur distribusi yang lebih solid, tidak hanya mengandalkan reseller. Pihaknya memasarkan produk ke berbagai modern retail serta melakukan penjualan sistem b2b (business to business).

Hasilnya, meski kondisi belum normal seperti sebelum pandemi, namun sudah membaik. Hadiwijaya mengaku, produk Manisan Bulala kini sudah naik kelas, dari produk level kabupaten, menjadi produk level provinsi.

“Dan sekarang sedang ancang-ancang masuk ke level nasional,” kata dia.

Aktif berbagi ilmu

Hadiwijaya mengaku, dirinya juga aktif berbagi ilmu dan pengalaman di bidang digitalisasi. Sebab menurut dia banyak UMKM yang penguasaan infrastruktur digitalnya sangat rendah. Padahal banyak tersedia fitur-fitur gratis untuk pengembangan UMKM yang disediakan oleh Google, Facebook, Instagram maupun Linktree.

“Namun memang perlu pemahaman digital yang cukup mumpuni untuk memaksimalkan semua fitur digital tersebut,” imbuh dia.

Dalam berbagai forum, baik resmi maupun informal, ia mengaku sering membagikan ilmu dan pengalamannya itu. Ini termasuk konsultasi lewat Whatsapp, agar pelaku UMKM lain bisa naik kelas, memperbaiki infrastruktur digital mereka, dan memaksimalkan segala potensi yang ada.

“Sehingga market ataupun segmen ataupun area-area yang bisa mereka target itu bisa semakin luas,” imbuh Hadiwijaya.

Ia mengaku sering mengajak UMKM lain untuk memperbaiki Google Business Profile mereka,  atau bagaimana memanfaatkan situs gratis yang disediakan Google. Lalu ia juga mengajarkan bagaimana menghubungkan semua itu dengan Instagram Business, Whatsapp Business, dan Facebook Business.

“Juga kepada landing page, sehingga semuanya itu saling kait mengait, dan dapat dihubungkan dengan marketplace,” papar dia.

Tetap terus belajar

Meski aktif berbagi ilmu, namun Hadiwijaya mengaku, pihaknya pun terus belajar, dengan mengikuti banyak pelatihan. Salah satu yang terkini yang diikutinya adalah program BRIncubator 2023 oleh Rumah BUMN Yogyakarta. Bersama 24 UMKM Yogya lainnya, ia kini mendapatkan pendampingan tiap bulannya untuk memajukan usaha.

“Harapannya, selain dari sisi branding atau expose, kami juga dapat bertemu dengan rekan-rekan sejenis, yang mana kami bisa menggali banyak ilmu, networking, pengalaman, tips, dan juga bertemu dengan mungkin calon buyers,” katanya.

Dirinya juga mengungkapkan, menjadi UMKM itu seringkali susah, ketika tidak ada teman untuk diajak berbicara dan bertanya seputar pengembangan bisnis. Karena itu di dalam banyak kesempatan, ia mengajak rekan-rekan UMKM lain untuk mencari mentor.

“Mentor adalah salah satu titik krusial bagi setiap pelaku UMKM,” tegasnya. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.