Getuk Krispi Srikaloka, Hasil Inovasi Berdasar Oleh-oleh Ibu-ibu Arisan

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Pengusaha UMKM Zainal Arifin (35) memulai usahanya berjualan makanan tradisional Jawa, yakni getuk, sejak Februari tahun 2020. Awalnya ia mencoba memproduksi getuk basah yang dijual tiap pagi di pasar tradisional dan sentra jajanan pasar.
Namun usaha bersama ibunya Siti Ahmadah (61) itu segera terkendala oleh pandemi COVID-19. Keadaan memang sulit, namun ia terus berupaya agar usahanya bisa bertahan.
Jalan terang muncul ketika suatu saat ibunya mendapatkan oleh-oleh makanan getuk krispi beku atau frozen dari kawasan Tawangmangu. Tertarik dengan tekstur rasanya yang unik, Arifin dan sang ibu lalu mencoba berinovasi sendiri membuat produk semacam itu.
“Ibu saya diberi oleh-oleh dari teman arisan. Dari situ saya baru tahu kalau getuk bisa dibekukan,” ungkap Arifin, Jumat (16/5/2023).
Baca juga: Mengenal Beragam Hidangan Dari Olahan Singkong Yang Populer Di Dunia
Karena belum banyak pengusaha di sekitar tempat tinggalnya di Karangwuni, Caturtunggal, Sleman yang berjualan getuk krispi frozen, ia lantas berniat serius mengembangkan produk getuk singkong berkualitas yang menyasar pasar yang besar. Dirinya lalu berusaha untuk memodifikasi sedemikian rupa model getuk krispi yang ada, mengikuti standar yang ia terapkan.
“Untuk resepnya itu dari hasil riset saya dan ibu selama 7 bulan,” ungkap dia.
Meski sudah membuat resep getuk Srikaloka yang khas dan tulen, ia juga berusaha membuat produknya memiliki kemasan yang menarik, teruji keamanannya secara resmi melalui BPOM, serta memiliki sertifikat halal.
“Butuh waktu satu tahun untuk mendapatkan sertifikasi BPOM,” jelas Arifin.
Untuk penyediaan bahan baku, ia mengaku mengambil singkong dari petani di Magelang, Salatiga, dan Wonosobo. Pasalnya, bahan baku singkong dari ketiga wilayah tersebut memiliki kualitas yang baik. Sedangkan, untuk mengembangkan usaha getuk Srikaloka, Arifin mengandalkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
“Dana KUR dari BRI itu saya pakai untuk mengembangkan usaha. Sedangkan modal awal usaha saya berasal dari pinjaman saudara. Karena pada waktu itu saya memang tidak ada modal untuk memulai dan mengembangkan,” ucap Arifin.
Ia mengaku menerima dukungan dana melalui KUR BRI sebesar Rp30 juta. Dana tersebut ia pakai untuk membeli berbagai kebutuhan untuk mengembangkan usahanya seperti membeli peralatan produksi, perlengkapan, bahan baku dan lain sebagainya.
Ia juga sempat mengikuti program BRIncubator yang diadakan di Rumah Kreatif BUMN untuk membantu dirinya mengembangkan getuk krispi beku Srikaloka, terutama dalam pengenalan produk ke masyarakat dan penjualan secara daring.
Baca juga: Jadi Menu Di Hotel Berbintang, Apa Saja Kandungan Nutrisi Dalam Singkong?
Berkat keuletannya, saat ini, getuk Srikaloka menurut Arifin mampu memproduksi 250 bungkus per hari melalui penjualan secara daring dan luring. Omzet yang didapat Arifin berkisar Rp4-8 juta dalam sebulan, dengan keuntungan bersih mencapai 60 persen.
“Penjualan terjauh kami masih mencakup Jawa-Bali. Belum berani lebih luas dari itu karena produk frozen food dikhawatirkan kualitasnya menurun jika terlalu lama di perjalanan,” terang Arifin.
Ia menambahkan, Srikaloka sebenarnya terdiri dari 2 kata yaitu sri yang berarti kemakmuran dan kaloka yang berarti terkenal. “Harapan saya ke depan, ketika usaha saya berkembang, hal itu juga sejalan dengan dampak sosial yang ditimbulkan untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (den)