SLEMAN, BERNAS.ID – Kepuasan wisatawan telah menjadi fokus utama industri pariwisata, gunamemenuhi kebutuhan dan harapan wisatawan, berbagai faktor harus dipertimbangkan. Dalam beberapa tahun terakhir, atribut ramah halal dan nilai persepsi telah menjadi aspek penting dalam menentukan kepuasan wisatawan, terutama bagi mereka yang mengikuti aturan dan praktik keagamaan tertentu.
Hal ini disampaikan oleh Niken Permata Sari, S.E., M.Sc., yang merupakan dosen Program Studi (Prodi) Kewirausahaan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Widya Mataram (UWM) pada, Jumat (7/7/2023) di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman.
Baca Juga : Tentukan Arah Pariwisata DIY, IHGMA minta Stakeholder Miliki Strategi Khusus
Atribut ramah halal merujuk pada layanan dan fasilitas yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip dan persyaratan makanan halal dalam agama Islam. Ini termasuk keberadaan restoran halal dan aksesibilitas masjid di destinasi wisata.
“Wisatawan muslim yang menjalankan prinsip-prinsip halal akan merasa nyaman dan puas ketika mereka dapat dengan mudah menemukan makanan halal dan fasilitas keagamaan di tempat tujuan mereka. Atribut ramah halal yang kuat dapat memberikan pengalaman yang positif bagi wisatawan muslim, meningkatkan kepuasan mereka selama perjalanan,” tegasnya.
Pengaruh atribut ramah halal dan nilai persepsi terhadap kepuasan wisatawan saling terkait. Jika seorang wisatawan muslim menemukan destinasi yang memenuhi kebutuhan halal mereka, mereka akan memiliki persepsi positif terhadap destinasi tersebut.
“Jika destinasi memiliki nilai persepsi yang tinggi, termasuk ramah terhadap wisatawan muslim, maka wisatawan muslim akan merasa lebih puas dengan perjalanan mereka. Kepuasan wisatawan yang tinggi akan berdampak positif pada citra destinasi dan berpotensi meningkatkan kunjungan wisata di masa mendatang,” imbuh dosen yang mengampu konsentrasi Pariwisata ini.
Baca juga : Dorong Pertumbuhan Pariwisata, BPPD Gunungkidul Menggelar Table Top
Untuk mencapai kepuasan wisatawan, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, pelaku pariwisata, dan komunitas lokal.
“Peningkatan infrastruktur dan fasilitas yang ramah halal, pelatihan staf dalam memahami kebutuhan wisatawan muslim, dan pengembangan program pariwisata yang menghargai nilai-nilai budaya dan agama adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kepuasan wisatawan,” pungkasnya. (cdr)