Berita Nasional Terpercaya

Tiga Belas Film Mahasiswa UMY Mendapat Apresiasi di Festival Film Parade Dokumenter

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menyelenggarakan Festival Parade Dokumenter (Paradok) di IFI LIP Yogyakarta beberapa waktu laku. Festival bertujuan untuk memberikan wadah bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UMY untuk mempresentasikan hasil karya tugas akhir mereka dalam bentuk film dokumenter kepada publik.

Baca Juga: Kos Eksklusif Di Condongcatur Ditutup Satpol PP DIY

Budi Dwi Arifianto, dosen mata kuliah Film Dokumenter di Ilmu Komunikasi UMY sekaligus sebagai Eksekutif Program penyelenggara acara mengatakan Paradok menghadirkan 13 film dokumenter karya mahasiswa, luaran mata kuliah Produksi Film Dokumenter yang dikompetisikan pada tahun akademik 2022/2023. Paradok melibatkan para profesional dan pelaku industri film.

“Di antaranya adalah Agni Tirta (ketua Paguyuban Filmmaker Jogja), Kurnia Yudha Fitranto (Director Festival Film Dokumenter), dan Riandhani (Ethanan Film). Acara ini memberikan kesempatan berharga bagi para mahasiswa untuk mendapatkan umpan balik dan nasihat dari para ahli dalam bidang film dokumenter,” terangnya.

Menurut Budi, festivak akan menjadi momen spesial bagi para mahasiswa untuk merayakan prestasi dan dedikasi mereka dalam menciptakan film dokumenter yang unik, beragam, dan bermakna. Film-film yang terpilih, seperti Dua Sisi untuk kategori Best Film, On Thursday untuk kategori Best Idea, The Art of Giving untuk kategori Best Editing, dan Tale of Acceptance untuk Special Mention, mendapatkan penghargaan atas prestasi luar biasa mereka.

Lanjut tambahnya, festival ini juga berfungsi sebagai sarana meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya film dokumenter sebagai alat informasi, edukasi, dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu-isu sosial yang relevan. Paradok ingin mengajak masyarakat untuk melihat betapa beragam dan kuatnya peran film dokumenter dalam menyuarakan suara masyarakat dan merespon isu-isu yang dihadapi.

“Dalam festival ini, kami berharap dapat mempromosikan talenta-talenta baru di bidang film dokumenter serta memberikan platform bagi para pembuat film muda untuk mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari publik dan industri perfilman di masa depan. Paradok adalah wadah yang penting bagi mahasiswa untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam berbicara tentang realitas sosial dan mendorong perdebatan serta perubahan positif dalam masyarakat,” kata Budi.

Budi yang aktif di Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut Paradok bukan hanya sekadar sebuah festival, tetapi juga merupakan sebuah peristiwa yang akan membawa inspirasi, perubahan, dan sinergi dalam dunia perfilman di Indonesia.

Para peserta festival akan dapat saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan inspirasi, serta membangun jaringan yang berharga di dunia perfilman.

Baca Juga: Kejati Geledah Dua Ruangan Dispertaru DIY Terkait Tanah Kas Desa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY menyatakan rasa bahagianya ketika karya luaran tugas kuliah diapresiasi oleh dosen, kampus, sineas, kritikus film, dan masyarakat umum.

“Dengan dedikasi untuk memberikan wadah yang bermakna bagi para mahasiswa, Paradok terus menjadi platform yang dinamis dan inspiratif bagi para pembuat film dokumenter muda untuk mengungkapkan kreativitas mereka dan menginspirasi masyarakat melalui medium film,” ujar Budi.

Pada waktu yang sama, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UMY, Fajar Junaedi menyatakan perayaan atas prestasi dan dedikasi para mahasiswa dalam menciptakan film dokumenter yang unik, beragam, dan bermakna menjadi penting dalam sebuah akhir perjalanan sebuah pembelajaran.

“Paradok adalah festival yang menjadi sarana untuk saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan inspirasi, serta membangun jaringan yang berharga di dunia perfilman dokumenter, terutama bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY,” pungkas Fajar. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.