Selesaikan Masalah Sampah, Warga Sendangtirto Coba Alat Pembakar Sampah ‘Insinerator’

SLEMAN, BERNAS.ID – Dalam upayanya menyelesaikan permasalahan sampah yang mencuat akibat ditutupnya TPA Regional Piyungan, warga Sendangtirto Berbah Sleman berinisiasi mencoba alat pembakar sampah bernama Insinerator yang ramah lingkungan dan biaya operasional murah (low cost).
Pada hari Kamis (3/8/2023) sore, alat berbobot tiga ton tersebut dicoba di rumah salah seorang tokoh masyarakat setempat, Kardi. Alat tersebut digunakan untuk membakar sampah rumah tangga dengan bahan bakar kayu yang banyak ditemukan di wilayah Sendangtirto.
“Alat ini low cost operational, tidak sampai Rp 200 ribu perbulan untuk operasional. Daya tampung kondisi kering (60-70 persen), per jam bisa memusnahkan 120-150 kilogram, jadi sehari bisa 1,2 – 1,5 ton dibakar,” ujar Dadang Suryana, pembuat alat pembakar sampah tersebut, ketika berbincang di sela proses pembakaran.
Baca Juga : Sri Sultan Perintahkan Sleman Kelola Sampah Secara Mandiri di Tamanmartani
Menurut Dadang, cara kerja Insinerator tersebut terhitung mudah dengan tiga kamar utama di dalamnya. Kamar terbawah digunakan untuk ruang bahan bakar bisa kayu atau sejenis, kemudian kamar tengah untuk menaruh sampah yang dibuang dan kamar atas untuk pembuangan asap.
“Chamber bawah itu suhu bisa 400 derajat, kamar kedua 200 derajat. Begitu masuk chamber ketiga tinggal pembuangan asap melalui cerobong. Dia akan menghisap otomatis, begitu ke atas bukan racun lagi. Di bawah asap pekat begitu sampai atas agak bersih karena ada filter di cerobong seperti yang dipakai pabrik-pabrik pembuatan ban,” imbuhnya.
Menurut Dadang, hasil pembakaran nantinya akan berwujud abu yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk atau hal lain yang bermanfaat. Segala macam sampah bisa dibakar dengan alat itu, dengan catatan harus kering.
“Mesin ini bisa diproduksi dalam skala besar, jadi bisa mengatasi sampah yang ada seperti di TPA Piyungan. Ini bisa menghilangkan residu jika digunakan dan dikelola dengan baik,” ucapnya.
Baca Juga : Gerakan Zero Sampah Anorganik Pemkot Yogyakarta bisa Mengurai Permasalahan Sampah Saat Ini
Sementara, Lurah Sendangtirto, Amir Junawan menyampaikan antusiasme dengan alat yang baru diujicobakan tersebut. Pihaknya selama ini telah berkolaborasi dengan kampus Akprind untuk membuat mesin penyaring dan pencacah sampah.
“Alat ini bisa membantu kami menyelesaikan permasalahan sampah. Kami punya alat-alat mesin pencacah dan alat penyaring yang kini sedang diperbaiki bekerjasama dengan Akprind,” katanya.
Amir menambahakn, saat ini pihaknya sudah mulai pemilahan sampah dari rumah tangga, jadi harapannya terpisah dan memudahkan mana yang bisa produktif, dan mana yang dibakar.
“Karena sudah terpilah ini akan mempercepat dalam pengelolaan sampah di sini. Kami cocok ketika melihat contoh alat di sini, bisa tanpa listrik jadi memudahkan ketika lokasi pembakaran jauh dari pemukiman,” tuturnya.
Saat ini produksi sampah warga masyarakat Sendangtirto mencapai 2 ton perharinya. Pemerintah kalurahan berupaya menyelesaikan persoalan sampah di tingkat desa secara paripurna.
Tokoh masyarakat Sendangtirto Berbah, Kardi, yang kediamannya digunakan untuk ujicoba menyambut gembira adanya kolaborasi yang baik untuk pengelolaan sampah. Apalagi saat ini seluruh pihak sedang bersama-sama mengatasi permasalahan sampah.
“Saya ngobrol dengan Pak Lurah Sendangtirto, lalu saya ajak untuk ujicoba. Pikiran kita adalah ide gagasan yang bisa diiplementasikan untuk masyarakat, mengapa tidak. Kalau dibeli perorangan berat, barangkali bisa difungsikan untuk tingkat Kalurahan. Ini saya memfasilitasi saja,” ujarnya.
Baca Juga : Pemkab Sleman Klaim Sampah Tak Cemari Tanah
Sementara, Chrisna Harimurti, SH sebagai Ketua Perkumpulan Konsultan Hukum Pertanahan, Kontruksi dan Properti selaku inisiator pengadaan alat pemusnah sampah ini mengaku pihaknya juga prihatin dengan kondisi dan permasalahan sampah yang sedang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Melalui alat ini kami mencoba untuk menyelesaikan permasalahan sampah disini, diawali dari Kalurahan Sendangtirto, Berbah, Sleman,” katanya.
Bahkan dia mengakui, kalau diizinkan, pihaknya juga akan memusnahkan sampah yang menggunung di TPA Regional Piyungan.
“Kalau ditanya apakah sanggup, saya jawab sanggup. Nanti kita dan tim akan mengerjakan itu,” pungkasnya. (cdr)