Berita Nasional Terpercaya

Ekspor Impor DIY Turun, Disperindag Sebut Karena Pengaruh Global

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID — Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat ekspor dan impor DIY Juni 2023 kompak mengalami penurunan. Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan nilai ekspor Juni 2023 sebesar 41,2 juta dolar turun 0,72% dari Mei 2023 41,5 juta dolar atau month to month (mtm).

Jika dilihat secara tahunan atau year on year (yoy) ekspor DIY turun cukup dalam 24,82% dibandingkan tahun lalu 54,8 juta dolar. Ekspor DIY Juni 2023 tercatat 99,76% ini adalah ekspor barang-barang hasil industri pengolahan.

“Kalau dilihat secara sektor di mana sektor pertanian hanya 0,1 juta dolar, dan industri pengolahan mencapai 41,1 juta dolar,” ucapnya beberapa hari lalu.

Ia meneruskan, pangsa ekspor DIY paling tinggi adalah ke Amerika Serikat (AS) mencapai 17,3 juta dolar dengan andil 41,99% dari total ekspor. Kedua adalah Jepang mencapai 3,6 juta dolar dengan andil 8,74%, Jerman 3,4 juta dolar dengan andil 8,25%. Berikutnya Australia, Belanda, Inggris, Percancis, Korea Selatan, Singapura dan Vietnam dengan nilai dibawah 3 juta dolar.”

Komoditas ekspor terbesar Juni 2023 adalah pakaian jadi bukan rajutan dengan nilai 17,9 juta dolar dan andilnya 43,45%, kedua adalah barang-barang dari kulit nilainya 4,3 juta dolar dengan andil 10,44%, untuk golongan barang berikutnya andilnya di bawah 10%,” jelasnya.

Impor DIY Juni 2023 mencapai 8,3 juta dolar, turun 29,66% secara bulanan dibandingkan Mei 2023 sebesar 11,8 juta dolar. Jika dilihat secara tahunan impor juga mengalami penurunan 25,23% dari posisi tahun lalu 11,1 juta dolar.

“Untuk total nilai impor mengalami penurunan cukup dalam secara tahunan dan bulanan, setelah mengalami kenaikan pada bulan sebelumnya,” ucapnya.

Baca juga: Pembahasan Terkait Data DIY Jadi Provinsi Termiskin Di Jawa

Apabila dilihat berdasarkan struktur penggunaan barang, barang konsumsi nilainya 0,3 juta dolar, bahan baku/penolong 7,5 juta dolar, dan barang modal 0,5 juta dolar. Sehingga struktur impor menurut penggunaan barang 90,36% adalah bahan baku/penolong, 6,02% barang modal dan 3,62% barang konsumsi.

“Negara asal impor tertinggi adalah Tiongkok 2,5 juta dolar andilnya 30,12%, yang kedua AS dengan nilai 2,4 juta dolar dengan andil 28,92%, dan ketiga Hongkong 1,2 juta dolar dengan andil 14,46%,” papar dia.

Baca juga: Sensus Pertanian Digelar, Sistem Di Kota Beda Dengan Kabupaten

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyebut penurunan ekspor dan impor DIY disebabkan karena pengaruh global. Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan pembeli saat ini masih wait and see, sehingga permintaan barang belum lancar.

“Saat ini kondisi ekspor impor di DIY masih belum stabil karena pengaruh global,” ucapnya, Rabu (9/8/2023).

Dia menjelaskan, meski untuk komoditas garment sudah membaik, namun untuk produk sarung tangan belum membaik.”Untuk produk mebel dan kerajinan kayu ke Eropa juga menurun karena semakin ketatnya persyaratan standar yang diterapkan Eropa,” tambah dia. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.