Jamasan Pusaka Sebagai Bentuk Penghargaan Warisan Leluhur

SLEMAN, BERNAS.ID – Jamasan atau siraman pusaka Tombak Kyai Turunsih memiliki makna sebagai pengingat untuk selalu menyucikan hati dan pikiran agar bisa hidup di peradapan yang lebih baik.
Salah satu pusaka yang dijamas, yaitu pusaka Kabupaten Sleman, Tombak Kyai Turunsih. Pemberian Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat Hari Jadi Sleman ke-85 tahun 1999.
Baca Juga: Lurah Aktif Caturtunggal Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Tanah Kas Desa
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Aji Wulantara mengatakan jamasan Pusaka Tombak Kyai Turunsih rutin dilakukan setiap Bulan Sura dalam Kalender Jawa setelah pusaka-pusaka yang ada di Keraton Yogyakarta telah dijamas terlebih dahulu.
Aji mengatakan pusaka Tombak Kyai Turunsih merupakan simbol welas asih di Kabupaten Sleman. “Dilihat dari Pamor Beras Wutah yang dimiliki oleh Pusaka Tombak Kyai Turunsih, perlu dimaknai oleh pemimpin dan masyarakat agar memiliki jiwa mencintai sesama dan mengedepankan nilai welas asih,” tuturnya saat Jamasan Pusaka di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Jumat (11/8/2023).
Lanjut tambahnya, pamor Beras Wutah bermakna Kabupaten Sleman sebagai lumbung berasnya Provinsi Daerah Instimewa (DIY) Yogyakarta harus senantiasa menjaga nilai – nilai agrarisnya. Ia juga mengatakan jamasan Pusaka Tombak Kyai Turunsih sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya.
“Jangan disalahtafsirkan bahwa jamasan pusaka tentang kepercayaan terhadap hal – hal berbau klenik, melainkan untuk menghargai yang sudah diwariskan untuk Kabupaten Sleman,” kata Aji.
Ia pun berpesan agar generasi, baik tua, muda, dan anak-anak menghargai pusaka sebagai warisan orang-orang terdahulu yang sarat makna. “Sebaiknya pola pikir kita jangan hanya memandang kondisi sekarang saja, tetapi perlu melihat kondisi yang dilakukan oleh orang – orang terdahulu, yang bisa diambil untuk kesempurnaan di masa kini,” tuturnya.
Baca Juga: Satpol PP DIY Segel Perumahan Tak Berizin Di Maguwoharjo
Menurut Aji, pengambilan Pusaka Kyai Tombak Turunsih pada jam 09.00 WIB memiliki arti nilai sempurna dalam kepercayaan orang Jawa. “Angka 9 menurut orang Jawa memiliki arti kesempurnaan sehingga diharapkan nantinya nilai-nilai yang ada di Pusaka Tombak Kyai Turunsih bisa menyebar ke masyarakat,” katanya.
Senada, Ketua Abdi Dalem Kabupaten Sleman, KMT Dwijo Jayeng Mardowo mengatakan siraman pusaka menggunakan air kembang setaman bermakna agar pusaka senantiasa harum dan pengolesan minyak cendana atau kantil untuk menghilangkan karat. (jat)