Berita Nasional Terpercaya

Ratusan Radio Antik Dipamerkan PARAMARTA di Joglo Lor nDeso

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Radio sebagai alat penerima diketahui telah hadir di Nusantara sejak akhir 1920an dengan produk produk dari negara Belanda seperti Philips, Erres, NSF, Selectron, dan sebagainya.

Berbagai kemajuan teknologi kemudian dilalui radio mulai yang menggunakan komponen tabung, transistor, IC, hingga terbaru adalah radio yang memanfaatkan internet.

Meski demikian radio tidak pernah musnah setelah melewati berbagai era, justru sebaliknya radio dari tiap jamannya menjadi materi yang dipertahankan, dijaga, dirawat, dan dikoleksi.

Berangkat dari ide tersebut maka beberapa penggemar radio antik Yogyakarta pada bulan Juni 2023 berkumpul bermufakat membentuk satu himpunan penggemar radio antik bernama PARAMARTA yang merupakan singkatan PAguyuban Radio Antik Mataram YogyakARTA.

Paguyuban ini hadir sebagai wadah bagi mereka yang memiliki minat dan kecintaan terhadap keindahan nilai sejarah, seni, teknis, nostalgia dari radio antik.

Baca juga: Pelanggaran Frekuensi Radio Di DIY Menurun Drastis

Sebagai bentuk kegembiraan dan antusiasme, PARAMARTA mengadakan Pameran Radio Antik sekaligus wewara atau perkabaran kepada khalayak luas bertajuk “Rikala Semana” (Pada Waktu Itu) di Joglo Lor nDeso Kwadungan, Sleman. Pameran berlangsung dari Sabtu, 16 September 2023 hingga 22 September 2023.

Pameran ini memberikan kesempatan langka bagi pengunjung untuk melihat radio-radio lawasan dari transistor dan lampu tabung, berbagai dokumentasi terkait, foto-foto, dan tak lupa pojok photobooth untuk kenangan terbaik pengunjung.

Lebih dari 100 radio transistor dan tabung dihadirkan, di antaranya radio transistor beraneka warna, radio transistor plastik, radio transistor saku, radio tabung jaman penjajahan Dai Nippon, radio tabung era Hindia Belanda, radio Roti yang pernah dihadiahkan ke Bung Karno, radio tabung dan transistor Gatotkaca.

Ada pula radio yang sejenis pernah dimiliki oleh Gusti Nurul kembang istana Mangkunegara pada tahun 1940an.

“Kami tak hanya memamerkan radio sebagai sebuah obyek semata namun juga berusaha menjadikannya sebagai subyek yang bercerita mengenai dirinya sendiri. Berbagai kisah atau dokumen terkait akan menemani untuk menyapa pengunjung. Diharapkan metode kurasi ini dapat memberikan wawasan baru kepada masyarakat,” ujar Prayudi Wibowo selaku kurator pameran.

Baca juga: Inilah Beberapa Benda Yang Banyak Digunakan Pada Zaman Kakek-Nenek Kita

“Barang yang ada di sini kami ajak untuk bisa menceritakan dirinya sendiri,” imbuh Prayudi.

Sebagai pembukaan acara ditampilkan pembacaan essay “Radio” karya sastrawan Bakdi Sumanto yang secara khusus dibawakan aktor Landung Simatupang. Selain itu hadir pula perupa lukis di sela acara yang melakukan painting on the spot yakni Bayu Wardhana, Wuritual Art, dan Dje Sasono. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.