Kondisi Rata-rata Warga Dusun Sanggrahan Sleman Di Atas UMK

SLEMAN, BERNAS.ID – Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Instiper Yogyakarta melaksanakan survei Ekonomi Rumah Tangga (ERT) di Dusun Sanggrahan, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan tersebut merupakan dilakukan dalam rangkain kegiatan praktek lapang mahasiswa yang dilakukan selama bulan Juli 2023.
Baca Juga Lurah Aktif Caturtunggal Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Tanah Kas Desa
Dari survei dapat disimpulkan kondisi ekonomi Dusun Sanggarahan dikategorikan dalam kondisi baik karena rata-rata berada di atas UMK Kabupaten Sleman. Dari survei, jumlah warga mencoba mengurangi penggunaan produk seperti gula, kopi, teh, listrik, dan air, sementara produk-produk seperti beras, rokok, air, dan biaya telekomunikasi sulit untuk diganti atau dikurangi. Menariknya, warga juga mencatat peningkatan pengeluaran untuk pembelian desinfektan sebanyak 5 persen akibat kekhawatiran terhadap Covid-19.
Amallia Ferhat S.P, M.Sc selaku dosen pembimbing praktek lapangan mengatakan petugas survei berasal dari empat orang mahasiswa Prodi Agibisnis yaitu Rahadisti Artamevia, Erizal Amiruddin, Roland Dodi Saputra, dan Ghifari Al Jabbar melakukan analisis pola perilaku serta konsumsi rumah tangga masyarakat di Dusun Sanggrahan.
Selaku dosen pembimbing, ia menyampaikan kegiatan analisis ekonomi rumah tangga ini bertujuan untuk membuat mahasiswa melihat kondisi riil di lapangan. “Berapa penghasilan rata-rata keluarga di Dusun Sanggarahan dan pengeluarannya untuk apa saja. Demgan demikan nantinya mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami ekonomi rumah tangga,” katanya.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa 80% rumah tangga di Dusun Sanggrahan memiliki pendapatan lebih dari Rp5000.000 per bulan, 15% memiliki pendapatan Rp2000.000 sampai Rp3000.000 per bulan, dan 5 persen memiliki pendapatan Rp1000.000,- hingga Rp1.500.000 per bulan. Tingkat pendapatan rumah tangga berhubungan dengan tingkat pendidikan anggota keluarga, terutama kepala keluarga. Kepala keluarga dengan pendapatan lebih dari Rp5.000.000 per bulan sebagian besar memiliki pendidikan Setara 1 (S1) hingga Doktor (S3) dan bekerja di instansi swasta dan pemerintahan.
Baca Juga Kepala Dispertaru DIY Jadi Tersangka Kasus Tanah Kas Desa
Rahadisti sebagai salah satu anggota tim survei menyampaikan pos pengeluaran keluarga di Dusun Sanggarhan terutama digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti biaya konsumsi untuk makan sehari-hari, biaya tempat tinggal, dan biaya sekolah anak. Sedangkan kebutuhan lain akan dicukupi jika masih ada uang yang tersisa.
“Saat ini kondisi ekonomi masyarakat Dusun Sanggrahan sedang pemulihan pasca pandemi Covid-19. Masyarakat Dusun Sanggrahan mengungkapkan bahwa mereka berupaya menghemat pengeluaran atau mengurangi kualitas produk yang mereka konsumsi,” tukasnya. (Jat)