Saat Ini Layanan Kesehatan Mental Banyak Diperlukan Masyarakat

SLEMAN, BERNAS.ID – Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) bersama tenaga profesional TemanBaik menggelar konseling gratis pada tanggal 14-15 Oktober 2023 di Kolektif Collaboration Space, Sleman Yogyakarta, Sabtu (14/10/2023). Konseling gratis ini sebagai upaya untuk membantu individu dalam mengatasi masalah kesehatan mental.
Baca Juga Pemda DIY Siapkan Payung Hukum Soal Tarif Ojol
Sakti Mutiara, salah satu psikolog dari LAKI mengadakan konseling bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada individu-individu yang membutuhkan pertolongan untuk memiliki perilaku baru terkait kesehatan mental.
“Masyarakat sering abai dengan kesehatan mental mereka menurut survei kami. Di Jogja angkanya tinggi karena banyak terdata dari relawan yang turun ke lapangan,” kata Sakti.
Lanjut tambahnya, biaya konseling di Yogyakarta tergolong terjangkau, misal biaya di Puskesmas kurang lebih Rp8.000-Rp20.000. Namun, bagi banyak orang, rasa tabu berbagi masalah pribadi menjadi hambatan utama bagi banyak individu dalam mencari bantuan konseling.
Rennta Chrisdiana, Ketua LAKI mengatakan saat ini hampir semua orang membutuhkan layanan kesehatan mental yang lebih baik agar memiliki jiwa sehat dan raga kuat, terutama pasca Pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 mengisolasi dan menurunkan kesejahteraan semua orang secara masif.
“Yang jelas kita sekarang membutuhkan program yang menyasar kelompok rentan, orangtua dan anak-anak. Itu kenapa di Lembaga Keluarga kita punya konseling gratis untuk semua agar bisa mengenal dirinya dan potensi sehingga bisa mengatasi stres-stres hariannya,” tuturnya.
Menurutnya, kondisi saat ini tidak mudah apalagi dengan situasi geopolitik seperti banyak perang di sana-sini. Ditambah sekarang ini menjelang pemilu. “Ini stresor-stresor baru pada setiap individu yang membutuhkan perhatian baru agar bisa menjaga dirinya dan orang di sekitarnya,” tuturnya.
Dalam kegiatan ini juga digelar bedah buku karya Ahmad Wasil Mustofa berjudul “Tisu Penghapus Air Mata Ibu”. Ia menggambarkan sosok ibu yang sering mengalami emosi dan tidak mampu mengungkapkan rasa cintanya secara verbal. Untuk itu, diperlukan dialog dalam keluarga.
“Ibu saya memberikan pesan yang tak terlupakan, yaitu ketika saya menjadi perawat kelak, saya tidak boleh melupakan janda lansia. Pesan ini begitu kuat dan tetap tertanam dalam pikiran saya hingga saat ini. Sebagai wujud nyata dari pesan itu, saya berkeinginan agar buku ini dapat dijadikan amal untuk program lansia dan membantu membangun rumah baca,” ujar Ahmad.
Baca Juga Sri Sultan Bentuk Sekretariat Penanganan Sumbu Filosofi
Dia pun berharap bukunya dapat menjadi sumbangan untuk program lansia dan pembangunan rumah baca di Situbondo. Dengan begitu, bukunya tersebut dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dan dukungan kepada para lansia agar mereka tetap memiliki akses terhadap bacaan dan pengetahuan.
“Semoga usaha ini dapat berkontribusi positif dan menciptakan dampak yang baik bagi masyarakat, terutama bagi janda lansia yang membutuhkan perhatian dan bantuan,” tukasnya. (jat)