Summer Course 2023 Angkat Kedokteran Presisi

SLEMAN, BERNAS.ID – Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada (UGM) mengangkat tema kedokteran presisi dalam kegiatan Summer Course 2023 on Interprofessional Health Care.
Kegiatan Summer Course 2023 diikuti 88 mahasiswa dari dalam dan luar negeri yang berasal pelbagai disiplin ilmu kesehatan.
Baca Juga Kejati DIY Geledah Kantor Kelurahan Candibinangun Sleman
Dalam kegiatan Summer Course 2023, selain kuliah dengan narasumber pakar kesehatan, para peserta diajak untuk mengikuti kegiatan di komunitas yang terbagi dalam 10 Puskemas di Kabupaten Sleman.
“Kegiatan di komunitas bertujuan untuk memberikan wawasan permalasahan kesehatan yang ada di masyarakat, khususnya terkait Kedokteran Presisi pada level layanan primer. Juga memberikan tantangan bagi mahasiswa untuk berpikir merancang program kesehatan masyarakat sebagai solusi di masyarakat dan bekerjasama dengan pihak luar,” tutur Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKKMK UGM, dr Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D di Burikan, Mlati, Kabupaten Sleman, Selasa (14/11/2023).
Kegiatan Summer Course berlangsung selama dua pekan dari tanggal 6-17 November 2023. Untuk tiga hari pertama, para peserta akan mengikuti kegiatan kuliah dengan narasumber pakar kesehatan dari dalam dan luar negeri. Selain kuliah para peserta juga mengikuti kegiatan di komunitas yang terbagi dalam 10 Puskemas di Kabupaten Sleman.
Puskemas yang disasar yaitu Puskesmas Prambanan, Kalasan, Berbah, Ngemplak 1, Ngemplak 2, Ngaglik 1, Puskemas Mlati 2, Godean 1, Tempel 1, dan Puskemas Seyegan.
Ketua Tim International FK-KMK UGM, Prof. dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA., Subsp.DA(K) menjelaskan kedokteran presisi yang juga dikenal sebagai kedokteran individu merupakan kedokteran terkini dalam pelayanan kesehatan. Ia menyebut prinsip kedokteran presisi adalah pendekatan pengobatan pasien dengan menggunakan data spesifik pasien, termasuk informasi genetik atau genomik, faktor gaya hidup, dan lingkungan untuk mengembangkan pelayanan yang bersifat presisi, efektif dan lebih sedikit efek samping.
Salah satu penerapan kedokteran presisi menyasar pasien kanker.
“Dengan menganalisis DNA pasien dan data molekuler lainnya, dokter dapat mengidentifikasi varian genetik spesifik yang mendorong pertumbuhan tumor. Informasi ini kemudian dapat digunakan mengembangkan terapi yang ditargetkan untuk varian tersebut, sehingga lebih efektif dan risiko efek samping minimal,” jelas Prof. Gunadi.
Contoh lain penerapan kedokteran presisi, yaitu Duchenne Muscular Dysthrophy (DMD), penyakit Alzheimer, diabetes, dan penyakit jantung.
Prof Gunadi menyebut dengan mengidentifikasi faktor genetik dan lingkungan yang berkontribusi terhadap kondisi pasien maka dokter dapat mengembangkan rencana pengobatan yang diberikan disesuaikan untuk masing-masing kondisi kebutuhan spesifik pasien. Ia berharap pada akhirnya bisa menyelematkan nyawa dan menurunkan biaya pelayanan kesehatan.
Namun, Prof Gunadi memaparkan sejumlah tantangan yang ada, yaitu memastikan data pasien dilindungi dan digunakan secara bertanggungjawab. Kemudian, banyaknya data dihasilkan oleh kedokteran presisi memiliki resiko pelanggaran privasi dan penyalahgunaan data.
Di sisi lain, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memvalidasi efektivitas kedokteran presisi dan memastikan bahwa layanan tersebut dapat dilakukan diakses oleh semua pasien tanpa memandang status sosial mereka.
Baca Juga Lurah Maguwoharjo Menjadi Tersangka Kasus Tanah Kas Desa
“Kedokteran Presisi memberikan harapan besar bagi masa depan layanan kesehatan. Sebagai kemajuan teknologi dan semakin banyak data tersedia, kita dapat berharap untuk melihat lebih banyak inovasi dan perawatan efektif yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien,” tukasnya.
Untuk rincian peserta terdiri dari 43 mahasiswa dari UGM dan 45 peserta lainnya dari universitas mitra di luar negeri. Misalnya, dari VU Medical Center Belanda; Universiti Putra Malaysia; Universiti Sains Malaysia; Cyberjaya University, Malaysia; KK Women’s and Children’s Hospital, Singapore; dan Mahidol University, Thailand.
Kemudian ada juga dari University of The Philippines, Philipina; University of Dental Medicine, Myanmar dan Universiti Malaya, Malaysia.
Kegiatan Summer Course 2023 mengangkat tema Future of Healthcare: Leapfrogging Innovation Through Precision Medicine. Tema tersebut sejalan dengan fokus Kementerian Kesehatan sehingga diangkat untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Precision Medicine bagi para mahasiswa sedini mungkin. (jat)