Stunting Juga Dipengaruhi Keakuratan Pengukuran Berat Badan

SLEMAN, BERNAS.ID – Pemkab Sleman meluncurkan program Anting-Anting Emas, yaitu akronim dari alat ukur dan timbang penting untuk penanganan stunting bersama metrologi legal Sleman. Program ini menjadi penting karena keakuratan dari segi pengukuran berat dan tinggi badan bayi yang mempengaruhi penanganan stunting.
Baca Juga Kejati DIY Geledah Kantor Kelurahan Candibinangun Sleman
“Tujuan kegiatan menjamin dan memastikan alat ukur khususnya alat ukur tinggi badan dan alat timbang yang digunakan oleh Posyandu di wilayah Sleman benar dan akurat sehingga diharapkan penanggulangan stunting di Kabupaten Sleman akan lebih tepat,” tutur Kepala Disperindag Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih usai peluncuran di Kalurahan Pandowoharjo, Selasa (14/11/2023).
Lanjut tambahnya, keakuratan alat ukur menjadi penting untuk memastikan hasil pemantauan yang akurat. Sebab, alat ukur yang tidak akurat dapat menyebabkan hasil pemantauan yang salah. Untuk itu, diperlukan tera ulang alat ukur tinggi badan dan timbangan berat badan dari Posyandu yang selama ini digunakan.
Mae mengatakan kesalahan penimbangan berat badan dapat berakibat pada kesalahan dalam pengambilan keputusan, misal anak yang sebenarnya mengalami stunting, tetapi tidak terdeteksi. Akibatnya, anak tersebut tidak mendapatkan intervensi yang tepat.
Sebaliknya, anak yang sebenarnya tidak mengalami stunting, tetapi terdeteksi mengalami stunting. Untuk itu, pelayanan tera atau tera ulang terhadap alat ukur Posyandu menjadi sangat penting.
“Pada tahun 2023 ini pelayanan tera atau tera ulang terhadap alat ukur di Posyandu di Kabupaten Sleman baru dapat menargetkan untuk melayani 2 Kapanewon, Sleman dan Mlati. Sampai saat ini pelayanan tera ulang posyandu sudah dilaksanakan di 4 Kalurahan yaitu Tridadi, Caturharjo, Triharjo, dan di Pandowoharjo,” kata Mae.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa berharap melalui tera ulang ini, alat-alat ukur dan timbangan anak dapat berfungsi dengan baik dan akurat. Menurutnya, alat timbangan dan alat ukur tinggi badan yang tidak akurat akan berdampaknya l terhadap akurasi kenaikan atau penurunan angka stunting di Kabupaten Sleman.
“Saya berharap program anting-anting emas ini akan mendukung upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Sleman,” ucap Danang.
Baca Juga Lurah Maguwoharjo Menjadi Tersangka Kasus Tanah Kas Desa
Lanjut tambahnya, angka prevalensi Stunting di Kabupaten Sleman berdasarkan Survei Starus Gizi Indonesia (SSGI) mengalami penurunan dari angka 16 persen di tahun 2021 menjadi 15 persen di tahun 2022. Penurunan percepatan stunting di Sleman diupayakan melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari Kabupaten, Kapanewon, dan Kalurahan serta Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan para Kader.
“Melalui kegiatan ini, saya harap akan semakin menggencarkan upaya penurunan stunting. Target penurunan angka stunting di Sleman tahun 2024 diangka 14 persen berdasarkan SSGI dan sebesar 5 persen berdasarkan e-PPBGM,” tutup Danang. (jat)