YOGYAKARTA, BERNAS.ID – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta menyebut, kejadian yang menjadi evaluasi masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 adalah seringnya barang penumpang ketinggalan. Manager Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro mengatakan kasus barang penumpang ketinggalan hampir terjadi setiap harinya.
Menurutnya beberapa barang yang ditemukan petugas seperti handphone, tas, dompet, laptop, hingga emas batangan. Barang-barang tersebut kemudian diamankan dan disiarkan. Setelah barang dikembalikan dan diterima pemilik akan ada dokumentasinya dan berita serah terima yang ditandatangani kedua belah pihak.
“Kasus Nataru yang paling sering terjadi bahkan hampir setiap hari penumpang ketinggalan barangnya. Setelah penumpang itu ingat akan balik ke stasiun menanyakan dan sudah ditemukan,” ucapnya, Senin (8/01/2024).
Sebagian besar penumpang yang ketinggalan barang menurutnya adalah penumpang datang. Mereka terburu-buru turun karena sudah sampai stasiun tujuan sehingga barangnya ketinggalan. Namun ada juga barang yang ketinggalan di ruang tunggu.
“Penumpang tersebut turun Jogja atau Solo. Ada juga penumpang yang berangkat, tapi paling sering penumpang turun. Biasanya ketinggalan di dalam kereta dan ada juga yang di ruang tunggu,” jelasnya.
Baca juga: 64 Perjalanan Kereta Api Nataru Disiapkan Di Wilayah Daop 6
KAI Daop 6 Yogyakarta mencatat selama masa angkutan Nataru 2023/2024 tercatat jumlah penumpang naik dari wilayah Daop 6 Yogyakarta sejumlah 468.786 orang. Kemudian untuk penumpang turun sejumlah 442.388 orang.
Masa angkutan Nataru ini terhitung sejak 21 Desember 2023 – 7 Januari 2024. Jika dibuat rata-rata selama 18 hari rata-rata penumpang naik per hari 26.044 orang, turun rata-rata 24.577 orang.
“Mayoritas penumpang naik kalau di wilayah Daop 6 Yogyakarta,” papar Krisbiyantoro.
Lebih lanjut dia menyampaikan stasiun di Yogyakarta memiliki kekhususan tidak hanya melayani kereta api jarak jauh, namun juga KRL dan kereta bandara. Otomatis akan banyak penumpang bercampur di stasiun, sehingga dari KAI mencoba melakukan pemisahan.
“Jumlah penumpang sangat banyak dan campur di situ. KAI mencoba memisahkan KA jarak jauh, KRL, dan kereta bandara dengan gate yang sudah dibuka. Ini satu upaya kami, melihat fenomena dari tahun ke tahun jumlah penumpang bertambah sedangkan lokasi area stasiun tidak bertambah,” jelasnya. (den)