BANTUL, BERNAS.ID – Daop 6 Yogyakarta menyayangkan adanya kejadian tertempernya KA Bandara YIA relasi Stasiun Yogyakarta-YIA oleh sepeda motor di perlintasan tidak dijaga JPL 713 KM 529+9 antara Stasiun Rewulu-Sentolo, daerah Argosari, Bantul. Kejadian ini berlangsung pada Rabu (17/1/2024) kemarin.
“Daop 6 turut prihatin atas kejadian tersebut. Selanjutnya korban dievakuasi oleh tim Pengamanan Daop 6 dan kemudian ditangani oleh pihak Kepolisian setempat, Polsek Sedayu. Daop 6 kembali mengimbau agar masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan serta kesadaran akan keselamatan di perlintasan sebidang KA,” ujar Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro, Kamis 18 Januari 2024.
Baca juga: KA Argo Semeru Anjlok Di Sekitar Wates
Ia menegaskan, perlintasan sebidang sejatinya merupakan kewenangan Pemerintah Daerah setempat. Namun keselamatan pengguna jalan atau perjalanan KA menjadi tanggung jawab bersama.
“Selain itu, Daop 6 juga berharap pihak Pemda setempat dapat mengambil tindakan untuk perlintasan tersebut, bisa ditutup atau dilakukan penjagaan,” jelas dia.
Sementara ini masih ada perlintasan di daerah Argosari Kabupaten Bantul yang tidak terjaga , yakni :
JPL 706 km 527+769 lebar 2,6m
JPL 707 km 528+277 lebar 2,75m dan JPL 708 km 528+398 lebar 3m
Baca juga: Jalur Rel Kereta Api Dari Stasiun Tugu Yogyakarta Hingga Stasiun Wates Mulai Dicek Jelang Mudik
Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. 94 Tahun 2018 Pasal 2, pihak yang bertanggungjawab atas pengelolaan jalan yang berpotongan dengan jalur kereta api adalah pemilik jalannya.
Rinciannya adalah Menteri, untuk jalan nasional, Gubernur, untuk jalan provinsi, Bupati/Walikota, untuk jalan kabupaten/kota dan jalan desa, dan Badan hukum atau lembaga, untuk jalan khusus yang digunakan oleh badan hukum atau lembaga.
Daop 6 mengingatkan kembali pentingnya untuk menengok kanan dan kiri terlebih dulu sebelum kendaraan melintasi perlintasan sebidang. Pastikan aman untuk melintas, barulah kendaraan bisa melintas.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, pengguna jalan menurut Krisbiyantoro harus mematuhi tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan tahun 2018 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Lalu Lintas di Ruas Jalan pada Lokasi Potensi Kecelakaan di Perlintasan Sebidang dengan Kereta Api.
“Bagi pengendara kendaraan, wajib berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan atau ada isyarat lain. Pengendara juga wajib memastikan kendaraannya dapat melewati perlintasan sebidang dengan selamat, serta wajib memastikan pula kendaraannya keluar dari perlintasan sebidang apabila mesin kendaraan tiba-tiba mati di perlintasan sebidang,” tegas Krisbiyantoro.
“Dengan adanya kejadian tertempernya KA bandara oleh sepeda motor di jpl 713 yg tidak terjaga , maka jpl tersebut akan di tutup, selanjutnya bisa menggunakan jalan alternatif lainnya,” tandasnya. (den)