BERNAS.ID – Stroke, yang sering dijuluki sebagai ‘pembunuh senyap’, tetap menjadi salah satu penyakit paling mematikan dan menyebabkan kecacatan di seluruh dunia. Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, menyebabkan kematian sel-sel otak.
Sementara kemajuan signifikan telah dibuat dalam pengobatan stroke, seperti terapi trombolitik dan pencegahan melalui pengelolaan faktor risiko, masih ada kebutuhan mendesak untuk terapi baru yang dapat memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.
Di sinilah potensi stem cells menjadi penting. Stem cells adalah sel unik yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri menjadi berbagai jenis sel dalam tubuh, termasuk sel-sel otak.
Terapi stem cell untuk stroke berfokus pada dua aspek utama: regenerasi dan reparasi.
Baca Juga : Penyintas Stroke DIY Minta Dukungan DPRD Untuk Gelar Jambore Stroke Nasional 2022
Pertama, stem cells dapat memfasilitasi regenerasi sel-sel otak yang telah rusak atau mati akibat stroke. Ini adalah langkah maju signifikan karena, tidak seperti sebagian besar jaringan di tubuh, sel-sel otak memiliki kapasitas regenerasi yang sangat terbatas.
Kedua, stem cells dapat mendukung perbaikan jaringan otak dengan mengeluarkan faktor pertumbuhan dan molekul lain yang mendukung penyembuhan dan memperbaiki fungsi neurologis.
Penelitian telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Sebagai contoh, studi klinis yang menggunakan stem cells dari sumsum tulang telah menunjukkan perbaikan dalam fungsi motorik pada pasien stroke. Namun, masih ada tantangan. Salah satunya adalah menemukan metode pengiriman stem cell yang paling efektif ke otak yang rusak, serta memastikan bahwa sel-sel ini dapat bertahan hidup dan terintegrasi dengan baik di lingkungan otak.
Baca Juga : Manfaat Menjaga Keseimbangan Nutrisi Tubuh yang Dapat Menyembuhkan Penyakit Stroke
Selain itu, ada juga pertimbangan etis dan keselamatan yang signifikan. Penggunaan stem cells, terutama stem cells embrionik, telah menimbulkan kontroversi. Ada juga risiko terkait, seperti potensi untuk membentuk tumor atau merangsang respons imun yang merugikan.
Namun, potensi terapi stem cell untuk stroke tetap menjadi bidang penelitian yang sangat menjanjikan. Dengan kemajuan dalam teknologi dan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme regenerasi otak, kita dapat berharap bahwa dalam waktu dekat, terapi stem cell dapat memberikan harapan baru bagi jutaan orang yang hidup dengan akibat stroke. Ini bukan hanya tentang memperpanjang umur, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas hidup.
[Penulis: Dokter Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D.(Cand.) adalah dosen tetap di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar; kandidat doktor dari IPCTRM College of Medicine Taipei Medical University, Taiwan; Ketua Komisi Kesehatan Ditlitka PPI Dunia, penulis puluhan buku, reviewer jurnal nasional dan Internasional, trainer bersertifikasi BNSP]