SLEMAN, BERNAS.ID – Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) Harta Insan Cendekia (HIK) Mitra Cahaya Indonesia (MCI) mengadakan acara syawalan di kantor PT BPRS HIK MCI, Jalan Kaliurang Km 9, Ngaglik Sleman, DIY, Minggu (21/4/2024).
Acara yang dihadiri oleh komisaris, pengurus, dan karyawan ini bertemakan Momentum Idul Fitri Perkuat Silaturahmi, Tingkatkan Prestasi, Gapai Ridho Ilahi.
Hadir dalam acara ini Komisaris Utama PT BPRS HIK MCI Dede Haris Sumarno, S.E., M.M; Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. selaku Komisaris, dan Direktur Utama Kholid, S.Pd., M.M. beserta jajaran Direksi dan Dewan Pengawas Syariah.
Baca Juga : Sultan Hadiri Lagi Syawalan di Balaikota Jogja, Singgung Sumbu Filosofi
Hikmah syawalan dalam acara ini disampaikan oleh Ustadz Arif Jamali Muis, S.Pd., M.Pd.
Acara ini diselenggarakan untuk mempererat tali silaturahmi antar karyawan setelah sebulan penuh berpuasa dan merayakan Idul Fitri.
Komisaris Utama dalam sambutannya menyampaikan, momentum Idul Fitri menjadi saat yang tepat untuk meningkatkan kecepatan, kaitannya ibadah dan kinerja.
“Ibadah harus terus ditingkatkan, langkah menuju tempat bekerja merupakan ibadah. Kaitannya dengan kinerja adalah pencapaian target,” ujar Dede Haris.
Prof Edy Suandi Hamid dalam sambutannya selaku Komisaris menyampaikan, silaturahim merupakan amalan yang terus kita lakukan.
“Silaturahim dapat membuat kita murah rezeki dan memperpanjang umur, serta berpahala karena kita menjalankan perintah Allah,” kata Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) ini.
Baca Juga : Tokoh Lintas Iman Memberi Refleksi Idul Fitri dalam Syawalan Lintas Iman
Ustadz Arif Jamali Muis dalam tausiyahnya menyatakan bahwa Ramadhan 1445 H sudah kita lalui dan bulan tersebut adalah sarana untuk melatih diri kita.
“Untuk melihat apakah Ramadhan berhasil atau tidak, maka dilihat setelah Ramadhan. Apakah yang dilakukan selama Ramadhan itu membekas dalam diri kita,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ustadz Arif menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang harus dipertahankan pasca Ramadhan, yaitu Ramadhan mengajarkan bahwa Allah SWT hadir dalam setiap relung kehidupan, dan juga Ramadhan mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai wasatya atau nilai Tengah.
“Selanjutnya Ramadhan mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai kemanusiaan dan kemajuan. Ramadhan mengajarkan bagaimana kita menahan amarah, memaafkan orang lain walaupun orang tersebut tidak minta maaf kepada kita. Untuk mempertahankan momentum Ramadhan, kita harus bersungguh-sungguh dan bersabar,” pungkasnya. (cdr)