YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Kadin DIY bidang Pariwisata pada Selasa (21/5/2024) menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang bertajuk Outdoor, Sports, dan Extreme Tourism Menjadi Daya Tarik Wisata dan Meningkatkan Lama Tinggal Wisman di Yogyakarta, bertempat di Hotel Royal Malioboro Yogyakarta.
Wakil Ketua Umum Kadin DIY Bidang Pariwisata, Arif Effendi menyampaikan, FGD ini dimaksud memberikan rekomendasi kepada para pihak untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Yogyakarta, terkait dengan atraksi dan lama tinggal wisatawan.
“Jadi melalui FGD ini bisa mengetahui potensi apa saja yang dimiliki DIY untuk mengembangkan outdoor, sport, dan extreme tourism,” ujar Arif disela acara.
Baca Juga : International Kitesurfing Exhibition 2023 Berlangsung Meriah di Laguna Pantai Depok
“Serta mengetahui kendala apa yang ditemui jika DIY mengembangkan outdoor, sport, dan extreme tourism. Selain itu juga memetakan siapa saja aktor yang terkait untuk mengembangkannya,” imbuhnya.
Arif memaparkan, FGD ini juga bertujuan untuk mengetahui dukungan apa saja yang diperlukan dari pemerintah dan swasta dalam mengembangkan outdoor, sport, dan extreme tourism.
Serta bagaimana memahami cara mengembangkan outdoor, sport, dan extreme tourism di DIY untuk meningkatkan angka length of stay atau lamanya kunjungan wisatawan.
Menurut Arif, sport tourism adalah salah satu bentuk aktivitas wisata yang memberikan pengalaman bagi wisatawan dengan berbagai aktivitas terkait olahraga.
“Wisatawan dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga atau hanya menikmati event atau kegiatan olahraga,” terangnya.
Karena beberapa jenis sport tourism memiliki relasi dengan cabang olahraga yang bersifat outdoor dan ekstrem, sehingga wisata ini dapat berupa kegiatan yang bersifat prestasi maupun hobi.
“Disitu wisatawan dapat terlibat langsung dengan melakukan kegiatan olahraga atau melihat suatu event olahraga,” katanya.
Arif menambahkan, sport tourism sendiri memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat cepat di dunia. UN Tourism mencatat pertumbuhannya sekitar 17,5 persen pada tahun 2023-2030.
“Jadi wisata ini secara langsung dapat memberikan dampak kepada masyarakat. Seperti dampak ekonomi akan sangat besar diperoleh melalui penjualan akomodasi, makanan, transportasi, dan atraksi,” jelasnya.
“Sehingga masyarakat lokal dapat terlibat secara langsung yang nantinya akan memberikan dampak kesejahteraannya,” imbuhnya.
Lanjut Arif, sementara dampak sosialnya dapat diperoleh dari aktivitas sport tourism, antara lain meningkatkan kohesi sosial, promosi keanekaragaman budaya, dan sebagainya.
“Jadi kesejahteraan masyarakat dalam arti luas juga dapat didorong melalui sport tourism,” tuturnya.
Dalam menambah waktu kunjungan wisata atau length of stay wisatawan di DIY saat ini baru mencapai angka 1,9 hari untuk wisatawan luar negeri.
“Selama ini pola perjalanan wisatawan mancanegara didominasi oleh wisatawan yang berangkat dari Bali untuk kunjungan sehari ke destinasi wisata popular di DIY, seperti Borobudur, Prambanan, dan Kraton,” ungkapnya.
“Jumlah kunjungan wisatawan luar negeri di DIY tahun 2023 masih berada di kisaran angka 94 ribu orang per tahun,” tambahnya.
Angka kunjungan wisata tersebut menurut Arif, masih dapat ditingkatkan dengan menambah jenis wisata yang disediakan di DIY.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Yuna Pancawati mengapresiasi kegiatan FGD yang diinisiasi Kadin DIY bidang Pariwisata tersebut.
Baca Juga : Experiential Tourism: Konsep Pariwisata Berbasis Pengalaman Unik
“Pemda DIY mengapresiasi FGD ini, yang nantinya akan meningkatkan daya tarik wisata, serta length of stay wisatawan mancanegara di Yogyakarta,” katanya.
Yuna juga menambahkan bahwa outdoor, sports, dan extreme sport dapat masuk dalam Perda Riparda DIY.
“Hal ini mengingat para pelaku usaha pariwisata di bidang outdoor, sport, dan extreme tourism cukup banyak di DIY,” pungkasnya. (cdr)