Berita Nasional Terpercaya

Karya-Karya Monumental Cornel Simanjuntak Ditampilkan di TBY

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – “SELINCAM CORNEL SIMANJUNTAK: Sang Komponis dan Musiknya”, sebuah pertunjukan karya Landung Simatupang telah ditampilkan, Selasa, 4 Juni 2024 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta.

Pergelaran ini adalah cerapan atas mahakarya Cornel Simanjuntak, salah satu musisi dan pencipta lagu-lagu perjuangan yang terkemuka di Indonesia.

Seniman Landung Simatupang menjelaskan, konser ini adalah suatu interpretasi personal yang dihadirkan ke masyarakat penonton melalui media seni pertunjukan dengan memadukan elemen musik mini orkestra, paduan suara, pembacaan dramatik aktor, dan seni visual kontemporer.

Alih-alih menggunakan penggayaan musik klasik-serius, pergelaran kolaboratif ini memilih menggunakan mode penggayaan musik yang lebih akrab di telinga masyarakat awam.

“Sehingga gagasan untuk membumikan karya-karya Cornel akan dapat tercapai, tanpa mengurangi daya magis, artistik, dan poetika setiap karyanya,” kata Landung.

Baca juga: Komponis Di Balik Lagu Indonesia Raya

Selain itu, ada narasi-narasi kecil yang dihadirkan melalui bacaan dramatik aktor, yang menjadi wadah untuk merangkai ingatan personal mengenai sosok Cornel Simanjuntak, sekaligus ajakan bagi masyarakat dan generasi penerus untuk meneladani salah satu pahlawan musik Indonesia yang mulai dilupakan.

Baca juga: Google Doodle Rayakan Ultah Ke-97 Bapak Film Nasional Usmar Ismail

Kisah hidup Cornel Simanjuntak dituturkan melalui sosok narator utama yang dimainkan dengan prima. Dari kisah pendidikannya di Muntilan hingga perjuangannya mengangkat senjata, semua dituturkan dengan menarik, diselingi penampilan lagu-lagu karya Cornel.

Termasuk beberapa lagu karya Cornel yang merupakan lagu propaganda untuk Jepang. Akhirnya dituturkan juga bahwa Cornel terpaksa mengorbankan dirinya membuat karya propaganda untuk Jepang, demi menyosialisasikan karya lagu dengan tujuh tangga nada.

Sebab sebelumnya, masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa hanya familiar dengan sistem tangga nada pentatonik, atau lima nada.

Konser ditutup dengan penampilan lagu Tanah Tumpah Darahku oleh semua penampil. Seluruh penonton juga diajak berdiri bernyanyi bersama, menciptakan suasana yang sakral. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.