Berita Nasional Terpercaya

KRT Manu: Nusantara Tidak Pernah Menelan Mentah-mentah Budaya Sansekerta

BANTUL, BERNAS.ID – KRT Manu J. Widyaseputra, seorang filolog Jawa Kuna dan Sansekerta membantah anggapan bahwa masyarakat Jawa dahulu menelan mentah-mentah budaya Sansekerta dari India. Ia berpendapat bahwa terjadi silang budaya yang saling mempengaruhi, antara India dan Nusantara.

“Awal Masehi itu sejarah kebudayaan di Nusantara sudah jadi dan matang,” ujar Manu dalam sesi sarasehan di Festival Moksa #1, Senin (26/8/2024) di Tembi Rumah Budaya.

Baca juga: Putru, Ajaran Penyempurnaan Roh di Era Jawa Kuno

Ia menegaskan, Sansekerta bukan bahasa asli India tetapi dari Eropa, salah satu bahasa Indo-Arya yang umurnya sangat tua. Kebudayaan Sansekerta sendiri berasal dari peradaban 6000 tahun sebelum Masehi di kawasan Sungai Rhein yang bermuara di Belanda.

“Sansekerta itu dari situ, bukan dari India,” ungkap Manu, yang menyebut bahwa kultur Sansekerta baru masuk di India sekitar 3000 tahun sebelum Masehi.

Baca juga: 1200 Tahun Borobudur Diperingati Dengan Dharmayatra dan Puja Adi Buddha

Manu menjelaskan, sebelum kultur Sansekerta masuk, di Jawa sudah ada semacam tradisi Brahmana atau Petapa suci. Di Nusantara juga ada kasta namun sifatnya horizontal, tidak seperti di India yang vertikal.

“Di Nusantara dulu hanya ada tiga kasta, Brahmana, Ksatria, dan Sudra. Waisya tidak dikenal, karena kelas pedagang itu baru muncul di zaman kolonial,” papar dia.

Ia menambahkan, zaman dahulu yang terjadi tidak hanya masyarakat Nusantara menyerap bahasa Sansekerta. Namun Bahasa Jawa kuno pun juga banyak yang diserap ke bahasa lain.

“Kata udan itu ke bahasa Kanada, Tamil, Sansekerta, mengambil kata itu, artinya sama, hujan. Begitu juga kata ula, sama artinya, ular,” katanya.

Ia menambahkan, bangsa kita menjadi kaya dalam budaya, bukan karena mendapat pengaruh dari India. Ia pun menepis anggapan kalau yang membuat candi-candi di Nusantara adalah orang India.

“Tidak mungkin mereka punya skill membuat bangunan dari batu andesit, karena di sana tidak ada gunung berapi,” kata Manu. (den)

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.