Berita Nasional Terpercaya

Urgensi Gerakan Literasi Aksara Jawa

0

HarianBernas.com – Orang Jawa sudah kehilangan ?Jawanya? begitu adagium yang berkembang di tengah para punggawa dan budayawan yang peduli terhadap hidup matinya Budaya Jawa. Bahkan ada yang begitu pesimis jika Budaya Jawa di tahun-tahun ke depan akan hilang, baik itu dari sisi filosofinya sampai kepada warisan peradaban Jawa yang adiluhung yaitu Bahasa dan Aksara Jawa pada generasi muda.

Hakikat keistimewaan budaya lokal Daerah Istimewa Yogyakarta bukan lagi dimaknai sebagai sebuah warisan yang perlu dilestarikan bahkan Yogya sebagai Pusat gerak yang menggerakan arah gerak kebudayaan serta konsep-konsep dasar memahami gerak budaya seperti pemahaman terhadap  Sastra ? gendhing, Bumi ? langit, donya ? akhirat, jagad gedhe (bawana) ?jagad cilik (buwono) generasi muda kita cuek dan tak peduli.

Maka ditengah diskusi kecil mengevaluasi 4 Tahun usia Undang-Undang Keistimewan DIY muncul perlunya sebuah gerakan bersama untuk menyelematkan Budaya Jawa dengan titik berangkat dimulai dari gerakan Literasi Aksara Jawa. Untuk urusan Budaya Jawa Kita sudah mengalami pada titik ?Krisis? bahkan ?Kritis? jika di diagnosa sudah masuk pada kategori akut dan memprihatinkan mengingat sampai saat ini Generasi muda kita mengalami krisis identitas, menjadi robot tanpa jati diri..

Kalau ada survei tentang siapa pengguna baca tulis Aksara Jawa di Daerah Istimewa Yogyakarta mungkin tinggal sedikit saja. Itupun hanya pada kalangan orang tua. Artinya Baca tulis Aksara Jawa sudah kehilangan fungsi komunikasi sosialnya. Memang ada regulasi untuk memasukan kurikulum muatan lokal di dunia pendidikan kita tetapi sejauh ini belum menemukan fokus mana yang perlu didahulukan untuk diajarkan ditengah banyak pilihan kurikulum muatan lokal yang direkomendasikan.

Memahami Basa dan Aksara Jawa tidak sekadar belajar baca tulis tetapi aksara Jawa mengandung nilai filosofi yang tumbuh di dalamnya. Dari Basa Jawa kita belajar unggah-ungguh, budi pekerti, penghormatan kepada orang tua yang pada ujungnya menumbuhkan karakter dan jati diri.

Dalam implementasi Undang-undang Keistimewaan DIY tentu saja sangat relevan dan urgen untuk menggerakan kembali literasi aksara Jawa ditengah kehidupan masyarakat Yogyakarta. Untung kita masih mempunyai Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang menjadi center culture yang sampai hari ini masih menjadi rujukan kita untuk mencari referensi budaya Jawa khususnya Basa dan Aksara Jawa.

Dan para pemerhati, Budayawan, Seniman, Pers dan sanggar-sanggar yang masih peduli terhadap literasi basa dan aksara Jawa. Dan tentu saja Poros Kraton-Kampus-Kampung menjadi kesatuan sinergis untuk menjadi pijakan basis sumber daya manusia yang peduli. Memadukan energies dan potensi 3 kutub kebudayaan tersebut menjadi relasi ytang fundamen, fungsional dan mensejahteraan masyarakat.

Seperti ketemu momentum tepat di Hari Aksara Internasional (8 September 2016) banyak elemen masyarakt tergerak untuk memulai Gerakan Literasi Aksara Jawa menjadi Tema Utama dengan serangkaian kegiatan antara lain Dialog Publik dan Aksi simpatik di Titik Nol Kilometer. Dan senyampang dengan itu kebetulan juga di bulan Nopember nanti Yogyakarta menjadi tuan rumah Kongres Bahasa Jawa yang ke VI.

Gerakan literasi aksara Jawa bukan sebuah gerakan yang eksklusif ditengah ke-Bhineka Tunggal Ika dan tidak menjadi semangat chauvinisme yang membabi buta. Yogyakarta sepanjang sejarahnya adalah penyokong utama NKRI dan Pancasila hanya titik berat gerakan ini adalah persoalan bagaimana membangun karakter dan jati diri ditengah silang sengkarut bagaimana memahami dan meletakan Generasi muda pada titik idealnya.

Di dalam merawat budaya Jawa di tengah masyarakat gadget seperti sekarang ini adalah sebuah upaya yang membutuhkan energi yang luar biasa, Dimana generasi muda kita sudah dimanjakan oleh berbagai aplikasi yang memudahkan segala urusan perlu juga di edukasi melalui aplikasi Ha Na Ca Ra Ka sebuah aplikasi tentang aksara Jawa yang mudah diperoleh melalui android, perlu juga sosialisasi literasi Aksara Jawa melalui You Tube yang hari ini di gandrungi oleh kawula muda.

Gerakan literasi Aksara Jawa  bukan sekedar sebuah gerakan yang identik dengan kegiatan membaca dan menulis aksara Jawa tetapi juga bagian yang tidak terpisahakan dari sebuah sarana masyarakatuntuk berkomunikasi dan praktik keseharian dan hubungan social yang berkait dengan pengetahuan, bahasa dan budaya.

Gerakan Literasi aksara Jawa adalah sebuah usaha yang berkegiatan dan partisipatoris dengan melibatkan seluruh elemen masyatrakat, seperti: Akademisi, dunia usaha (penerbit ,media massa, dll), tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan yaitu Pemerintah.

Kegiatan gerakan literasi Aksara Jawa adalah sebuah gerakan yang dirancang intergratif dan sinerjis dengan gerakan yang dilakukan oleh elemen masyarakat melalui upaya-upaya sosialisasi terus menerus menggerakan warga masyarakat, pemangku kepentingan dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dari kehidupan menjadi spirit ke Yogyakarta-an menuju Peradaban Baru.

 

Oleh: Sigit Sugito

Koordinator Gerakan Literasi Aksara Jawa & Ketua Koperasi Seniman Yogyakarta

Leave A Reply

Your email address will not be published.