Berita Nasional Terpercaya

Ini Dia Beda Psikiater, Psikolog dan Konselor

0

HarianBernas.com – Untuk bisa menjalani hidup yang penuh anda tidak bisa jika hanya menjaga kesehatan fisik saja. Anda juga harus mampu menjaga kesehatan jiwa karena hal ini adalah faktor yang sangat penting. Tidak jarang anda membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar kesehatan jiwa selalu terjaga dengan baik, sehingga hari-hari anda semakin berwarna.

Mungkin anda pernah mendengar 3 profesi yang berkecimpung dalam dunia kesehatan jiwa. Ketiga profesi ini adalah psikiater, konselor, dan psikolog. Banyak dari anda bertanya-tanya apa perbedaan dari ketiga profesi di atas. Toh sama-sama berada dalam dunia kesehatan jiwa, lalu apa bedanya?. Berikut ulasannya.

Psikiater

Seseorang yang mengambil profesi sebagai seorang psikiater atau psikiater berarti ia mempelajari spesialisasi dari ilmu kedokteran. Untuk menjadi seorang psikiater atau psikiater anda harus melewati berbagai tahap. Tahap pertama anda harus lolos dalam pendidikan kedokteran. Tahap selanjutnya barulah anda mengambil spesialisasi psikiater.

“Pemeriksaan yang diberikan dalam proses diagnosis oleh psikiater melibatkan pemeriksaan status mental dan pemeriksaan fisik. Adakalanya membutuhkan bantuan alat pencitraan otak seperti tomografi terkomputerisasi, magnetic resonance imaging atau MRI, dan positron emission tomography scannning atau PET scanning, dan uji darah,” ujar dr. Dr. Nurmiati amir, SpKJ, yang merupakan ketua majelis pengembangan pelayanan keprofesian psikiater.

Dalam proses pengobatan seorang psikiater diperbolehkan untuk menggunakan obat-obatan dan psychotherapy. Gejala medis bisa dilihat secara pemeriksaan. Penanganan yang dilakukan cukup singkat hanya memerlukan waktu 15 sampai 30 menit saja. Jika anda memutuskan untuk mengambil profesi sebagai seorang psikiater maka anda akan mendapatkan gelar dr. Dan SpKJ (spesialis kesehatan jiwa)

Psikolog

Psikologi adalah sebuah profesi dari ilmu psikologi. Untuk menjadi seorang psikolog anda harus menempuh berbagai tahap. Tahap pertama anda harus lolos menyelesaikan pendidikan sarjana psikologi. Tahap kedua anda harus melanjutkan ke s2 atau program profesi. Selanjutnya barulah anda bisa belajar praktek untuk menjadi seorang psikolog.

Menjadi seorang psikolog berarti anda harus mau berdekatan dengan psikiater atau psikologi miss. Anda akan menangani berbagai kasus kejiwaan baik orang dewasa maupun anak-anak. Selain itu anda juga akan melakukan psychotherapy dan meneliti gejala psychologist.

Gejala psikologis adalah gejala yang tak terlihat, sehingga membutuhkan waktu sampai 2 jam untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan. Sedangkan untuk kasus yang berat pasien diharuskan untuk bolak-balik guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Nah, ada spesialisasi psikologi yang tidak menangani kasus-kasus klinis, misalnya psikologi pendidikan yang menangani sistem pendidikan dan individu nya. Ada psikologi industri dan organisasi yang kerjanya di kantor kantor. Baik psikiater maupun psikologi juga menjalankan konseling sebagai bagian dari pekerjaan,” tutur Anna Surti Nina.

Seorang psikolog juga diharuskan mampu melakukan berbagai macam tes psikologi seperti tes minat bakat, tes kepribadian, tes iq, dan tes lainnya. Jika anda memutuskan untuk menjadi seorang psikolog maka anda akan mendapatkan gelar Psi. Atau M.Psi.

Konselor

Jika psikologi dan psikiater berasal dari lulusan sarjana psikologi maka berbeda dengan konselor. Konselor biasanya merupakan lulusan sarjana bimbingan dan konseling atau bk.

“Biasanya dari jurusan bimbingan dan konseling, umumnya dari kursus-kursus, seperti konselor laktasi atau konselor rumah-rumah ibadah. Konselor bisa membantu klien dengan proses konseling, terutama klien klien dengan masalah berat. Namun untuk masalah yang lebih mendalam, konsuler perlu merujuk pasien kepada psikologi atau psikiater, tergantung masalahnya,” kata Anna.

Apabila anda memutuskan untuk menjadi seorang konselor maka anda akan mendapatkan gelar M.K/M.A Incounselling/Kons. Anda bisa mendapatkan gelar ini dari prodi atau program pendidikan yang melanjutkan ke spesialisasi bidang konselor atau dari prodi teologi.

Untuk menangani kasus yang berat seorang konselor harus bekerja sama dengan psikiater dan psikologi. Namun ada beberapa kasus yang membuat ketiga profesi ini diharuskan untuk bekerja sama

Leave A Reply

Your email address will not be published.