Berita Nasional Terpercaya

Apa Profesimu? Dan Apa Pekerjaan Sampinganmu? Mungkin Kisah Dokter Hewan Ini Bisa Ditiru

0

TANGERANG, HarianBernas.com— Percayakah anda bahwa seorang dokter menyambi pekerjaannya dengan menjadi pemulung?

Pria bernama Tatan Sukmana yang berusia 32 tahun, melakoni hidupnya tidak hanya sebagai dokter hewan. Lulusan UnDip (Universitas diponegoro) ini mengaku rela nyambi menjadi seorang pemulung. Sesungguhnya, ia berprofesi utama sebagai peneliti hewan disebuah laboratorium milik perusahaan terkenal di kota Tangerang.

Tatan mencari rezeki dari tempat sampah di setiap pinggir jalan maupun pasar. Hal tersebut dilakukannya demi mencari nafkah sehari-hari. Bahkan, Tatan mengaku sudah betah dengan pekerjaan yang masih dipandang sebelah mata bagi kebanyakan orang. Walau kecil, asalkan halal, saya mampu menghidupi keluarga saya dengan rezeki yang terbilang masih dibawah, ujarnya. Tatan menganggap pekerjaan yang dilakoninya itu dapat menghidupi keluarga kecilnya. Diakuinya, dari hasil mulung, dalam 1 bulan ia bisa meraup  sampai 2 juta rupiah.

Saat memulung, ia pun bisa memperoleh barang-barang yang terbuang tapi layak pakai, semisal alat elektronik, charger handphone, kipas angin, bahkan TV. Semua barang itu ia perbaiki kembali hingga dapat berfungsi. Jikalau orang kaya kan biasanya barang rusak sedikit tinggal buang. Nah, jika nemu barang semacam itu saya perbaiki lalu dijual lagi. Hal itu bisa berkali lipat keuntungannya, ujar pria kelahiran Majalengka ini.

Ketika di kantornya, Tatan acap kali mendapat cemoohan. Ia dianggap selayaknya pemulung yang tak memiliki harga diri. Jika bertemu teman sekantor, Tatan mengaku malu. Bukan apa-apa, teman suka ngeledekin. 'Tan, tuh banyak sampah. Mana naluri pemulungmu' ,ucapnya sambil tertawa, menirukan cibiran teman-temannya.

Walau begitu, Tatan mengaku mesti jauh-jauh membuang rasa malunya. Sebab, ia benar-benar merasakan berkahnya saat profesinya sebagai pemulung diketahui luas di kantor pekerjaan utamanya. Justru, kantor saya menyerahkan proyek sampah kepada saya, seperti sampah kertas, botol minuman, dan lain-lain, pungkasnya.

Bukankah tidak ada pekerjaan yang memalukan untuk dilakukan? Apapun itu, demi kehidupan lebih baik.

Leave A Reply

Your email address will not be published.