Berita Nasional Terpercaya

Wanita Berhasil Bangkit dari Depresi karena Di-Bully. Bagaimana Caranya?

0

Apakah anda tahu tentang bullying? Pernahkah anda menjadi korban bullying? Atau anda malah pelakunya? Zaman sekarang, bullying merupakan hal yang sering terjadi. Terutama di sekolah. Tapi, siapa sangka korban bullying malah berterima kasih pada si pelaku? Bukankah seharusnya ia marah?

Seperti seorang wanita yang satu ini. Ia biasa dipanggil Becky. Masa kecilnya sungguh kelam. Sejak umur 2 tahun, ia sudah menjadi yatim piatu. Memang ia diangkat oleh keluarga yang menyayanginya. Tetapi, dunia luar sepertinya tidak memperlakukannya dengan baik. Ia dikucilkan dan menjadi bahan pembullyan semasa sekolah. Kulitnya pucat dan hidungnya aneh, membuat Becky menjadi bahan bullyan.

Ternyata, efeknya terbawa hingga tua. Karena pembullyan, ia mengalami depresi yang berat, dan ia mersa kesepian. Diusianya yang ke 16 tahun, Becky berusaha bangkit dari keterpurukannya dengan mengikuti kelas tari. Ia ingin menjadi penari yang profesional suatu saat nanti. Saat audisi, rasa tidak percaya masih dibawanya, sehingga mengacaukan segala hal. Becky tidak diterima di kelas tari, dan hal ini menyebabkan ia merasa dirinya ditolak.

Waktu terus berjalan, Becky tidak bisa hanya diam saja. Tahun 2012, temannya mengajaknya untuk bergabung dalam tari burlesque. Tari burlesque merupakan seni tari dengan tema glamor, dengan para penarinya berbusana minim. Beberapa bahkan melepas baju di tengah gerakan. Walau begitu, burlesque bukan untuk tujuan seksual, dan lebih fokus pada kesenangan dan 'kejutan' di setiap penampilan. Hal ini menjadi hobi baru bagi Becky.

Pernah suatu saat, Becky harus merelakan pentasnya karena ia pingsan saat menari. Paramedis mengatakan bahwa Becky mengidap penyakit Myalgic Encephalomyelitis. Hal ini disebabkan oleh depresi masa lalu yang menimbulkan tekanan. Penyakit ini menyebabkan rasa letih yang berlebiban. Anda tidak dapat menyimpan tekanan itu terlalu lama bukan? Lama kelamaan, tekanan itu juga akan memuncak dan menyebabkan penyakit.

Ia harus vakum dari tari selama 1 tahun lamanya. Ia rindu akan menari, ia rindu teman-temannya juga. Selama 1 tahun, Becky selalu melihat video orang menari. Hal ini membangkitkan semangat dalam dirinya untuk sembuh. Dan benar saja, sesaat ia sudah sembuh, Becky langsung mementaskan tariannya.

“Saya mencoba hal-hal menarik sekarang, dengan cara yang aneh. Saya berhutang budi kepada anak-anak yang membully saya. Merekalah yang menjadi awal saya menelusuri pelarian saya, dan saya menemukannya dalam tari burlesque.” Ungkapnya.

Baginya, tari burlesque mengajari banyak orang untuk selalu mensyukuri bagaimanapun tubuh mereka dan tetap percaya diri.

Becky mengajarkan bahwa dibully dan kegagalan bukanlah akhir dari hidupnya. Keluar dari keadaan tersebut, dan tunjukkan pada mereka bahwa ia lebih baik, adalah solusi terbaik.

Leave A Reply

Your email address will not be published.