Berita Nasional Terpercaya

Mengekspresikan Budaya Jepang Melalui Makanan

0

HarianBernas.com ? Budaya Jepang bisa dibilang mulai mengakar di setiap penjuru dunia terlebih Indonesia. Saat ini di beberapa kota besar bisa dibilang di beberapa jalan utama nampak warung hingga restoran besar dengan menjajakan makanan Jepang. Belum lagi dengan beberapa Mall yang bisa dibilang terdapat minimal satu restoran yang menjajakan makanan dari Negeri Sakura tersebut.

Memang di Jepang sendiri, makanan adalah sebuah perkara yang serius. Makanan di dalam kotak sebagai bekal makan siang anak sekolah dipersiapkan bukan hanya sambil lalu dari rumah. Tetapi ditata dengan sangat serius sehingga menghasilkan bekal yang cantik yang bisa dibilang mendekati sempurna.

Sedangkan siaran televisi juga semakin menguatkan kesan betapa pentingnya makanan di dalam kehidupan masyarakat Jepang. Diambil dari Halo Jepang!, beberapa acara kuliner bisa dibilang acara yang paling memperbanyak pundi-pundi uang stasiun televisi. Sebagai contohnya programa Iron Chef dan TV Champion yang dikenal oleh orang besar dan telah ditayangkan sampai di luar negara Jepang dan mempunyai peminat yang banyak di berbagai negara salah satunya Indonesia.

Tentu sudah menjadi sebuah pemandangan yang umum di layar kaca Jika seorang selebritis mendatangi beberapa kota di Jepang hanya untuk mendapatkan makanan yang lezat. Ditampilkan tampak juga makanan yang diambil dengan menggunakan selalu dimasukkan ke dalam mulut yang diikuti dengan mata membelalak si pencicip yang lantas berteriak kegirangan, ?Oishiìi! atau enak.

Memang setelah melakukan jalan-jalan orang Jepang pada umumnya memang tak lupa untuk membeli camilan. Bisa dibilang hampir semua kota di Jepang mempunyai toko oleh-oleh panganan yang dimulai dari Bandar Udara sampai Stasiun Kereta Api. Demi santapan yang akan memanjakan lidah maka masyarakat Jepang rela untuk berpergian jauh hingga ke luar negeri sebagai contohnya Hongkong atau Taiwan. 

Obsesi besar terhadap makanan itu memang kedengarannya sangat aneh dan terjadi di tengah masyarakat Jepang yang menggilai teknologi. Pasalnya meski doyan makan orang-orang Jepang pun terlihat selalu langsing dan jarang ditemukan mereka yang berperut buncit.

Untuk mereka makanan bukan hanya sekedar hidangan namun juga mempunyai aspek kultural atau budaya yang sangat kental. Dengan adanya pemahaman seperti itu pantas saja jika masyarakat Jepang menjadi senang dengan mempersiapkan berbagai hal agar dapat menikmati aneka hidangan.

Pada saat mempersiapkan hidangan Mereka ingin dapat melakukannya dengan sangat sempurna sampai detil yang paling kecil. ? kesempurnaan ala Jepang memang tampak didalam Keinginan mereka yang besar untuk melakukan segala sesuatu dengan tepat. Orang Jepang pun tumbuh dengan lingkungan yang penuh dengan berbagai aturan, mereka memang siap untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat yang terkontrol serta teratur.? Tulis RM March didalam buku Reading The Japanese Mind: The Realities Behind the Though and Action.

Nassau Tes yang merupakan mahasiswa pascasarjana dari Central Of International studies diplomasi, SOAS University of London telah mengutip di dalam karya ilmiah nya tentang penghargaan Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang terhadap kuliner Jepang serta Bagaimana aspek kultural atau budaya mempengaruhi masyarakatnya.  

Penghormatan terhadap alam

Kementerian itu juga menyebutkan jika makanan tradisional Jepang merupakan praktek sosial umum yang mengekspresikan masyarakat terhadap penghormatan yang sangat mendalam kepada alam. Untuk masyarakat Jepang, makanan pun menggambarkan ikatan yang kuat antara anggota keluarga yang ada di tengah masyarakat.

 Sadar akan pengaruh budaya di dalam kuliner tradisional maka pemerintah Jepang pada bulan Maret 2012 telah mendaftarkan washoku atau hidangan tradisional Jepang sebagai warisan budaya badan pendidikan sains dan kebudayaan PBB atau disebut dengan UNESCO.

Terdapat empat karakter Washoku yang menjadikannya tiada duanya di dunia. Pertama adalah berbagai bahan yang dipakai beragam serta segar. Yang kedua ialah sifatnya sebagai santapan yang bergizi seimbang dan sehat. Ketiga ialah penyajiannya yang senantiasa aktif karena mencerminkan keindahan alam serta perubahan musim. Sedangkan yang terakhir, makanan tradisional Jepang pada umumnya selalu dihubungkan dengan perayaan tarian yang penting seperti tahun baru.

Tentu saja ketika hitungan tradisional sering mati dan bersama-sama Adanya ikatan kekeluargaan serta organisasi pun tumbuh menjadi semakin kuat. Dengan adanya keempat argumen di atas maka UNESCO telah menerima washoku sebagai warisan budaya. Pengakuan badan yang sangat prestisius itu secara resmi telah tercatat pada tanggal 4 Desember 2013 di Baku, Azerbaijan.

Jika berbicara tentang tingkat dunia maka kuliner Jepang termasuk juga sebagai juaranya. Bagaimana tidak? Tokyo telah disebut sebagai ibukota kuliner dunia tak resmi. Bahkan ibukota nasional Jepang tersebut mampu mengalahkan Paris dalam hal jumlah restoran dengan peringkat 3 bintang Michelin.

Menurut Michellin Guide Tokyo Yokohama Shonan 2014, terdapat 14 restoran di Tokyo yang mendapatkan penghargaan berupa 3 bintang. Sedangkan Paris Berada di posisi kedua Dimana mereka memperoleh 10 restoran dengan 3 bintang.

 Mengenal washoku yang menjadi kuliner tradisional paling tua di Jepang

Seperti kita ketahui jika Jepang memang dikenal sebagai bangsa yang sangat menghargai serta menjunjung tinggi berbagai nilai budaya serta tradisi dari nenek moyang mereka, hal tersebut terlihat juga di dalam hal kuliner.

Memang jika kita berdiskusi tentang kuliner Jepang, bisa jadi Anda sangat akrab dengan yang namanya ramen, sashimi, tempura, sushi, takoyaki, okonomiyaki dan masih banyak lagi. Namun apakah anda mengerti apa itu Washoku?

Washoku merupakan salah satu makanan dari Jepang yang paling tua dan berupa set makanan yang terbuat dari berbagai hidangan yang dimulai dari nasi berbagai lauk pauk seperti ikan, daging dan juga sayuran yang dimasak dengan cara digoreng, direbus, dikukus, dibakar dan juga ditumis.

Sedangkan karakteristik dari Washoku adalah makanan yang tidak rumit. Berdasarkan penuturan Chef Suichi Osawa yang merupakan seorang juru masak dari negeri matahari terbit tersebut mengatakan jika Washoku adalah masakan yang memang diracik untuk menghargai rasa asli dari berbagai bahan makanan tersebut. Oleh karena itu bumbu yang dipakai tidak terlampau banyak. Hal itu dikarenakan masyarakat Jepang memang sangat menggemari berbagai hal yang alami dan mereka pun merasa jika berbagai bahan makanan telah mempunyai cita rasa alami yang lezat.

? bisa dibilang memasaknya itu sangat simple karena bumbunya tak banyak jadi ada pengganti yang bernama kondimen layaknya jahe daun bawang serta berbagai campuran rempah? ucap Chef Osawa.

Di dalam hidangan ini selalu terdapat sup, sup Jepang ini selalu dibuat dak menggunakan kaldu rumput laut. Kaldu ini memang menjadi dasar kuah sup serta berbagai hidangan kuah lainnya layaknya ramen.

? dashi ataukah itu memang banyak dipakai di dalam masakan Jepang Terlebih jika masakan tersebut direbus dan dikukus. Secara garis besar terdapat dua bahan utama dari kaldu Jepang dari rumput laut serta ikan cakalang.? Imbuh Chef Osawa.

Menurut kabar, Washoku sendiri sudah ada sekitar 15 ribu tahun yang lalu di mana itu merupakan zaman pada saat tembikar baru ditemukan. Pada saat itu tembikar yang dipakai ketika memasak dan diyakini budaya makan nasi masyarakat Jepang diawali dari zaman itu.

Leave A Reply

Your email address will not be published.