Berita Nasional Terpercaya

Sanggar Musik Inklusif Agus Inspirator Beri Pelatihan Musik untuk Kaum Difabel

0

HarianBernas.com – Sanggar Musik Inklusif Agus Inspirator merupakan sebuah sekolah musik non formal bagi siapa saja yang ingin belajar musik. Namun saat ini sanggar musik ini berkontribbusi untuk memberikan pelatihan musik bagi kaun dhuafa dan anak yatim oleh Agus putranto yang biasa dipanggil Agus Inspirator sekaligus pemilik “Sanggar Musik Inklusif Agus Inspirator.”

Menurut Agus Putranto, sanggar musik yang berada di Desa Gatak RT 2 RW 10, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, ini menjadi tempat belajar da berlatih musik bagi siapa saja. Agus yang merupakan tunanetra sejak lahir kini bergerak sebagai inspirator dan pelatih dalam bidang pendidikan, parenting, dan mind technology.

Belajar dari pengalaman ditolak saat ingin sekolah di sekolah musik sewaktu SMA, ia kemudian terus belajar dalam bidang musik. Hingga saat ini ia sering diundang untuk bermain musik di berbagai acara. Di antaranya pernah tampil pada konser musik penggalanan dana Tsunami Aceh tahun 2005 di Osaka dan beberapa kota lainnya di Jepang seperti Tokyo dan Nagoya.

Agus Inspirator pernah berkesempatan tammpil pada acara Kick Andy Metro TVpada episode ?Ada Asa dalam Nada.? Dengan kemampuan bermain musik, selama sepuluh tahun terakhir Agus Inspirator aktif menjadi guru musik. Salah satu pencapaiannya adalah pernah mengantarkan sebuah band yan seluruh personelnya adalah tunanetra, meraih rekor MURI sebagai grup tunanetra termuda di Indonesia. Ia juga pernah memenangkan kompetisi dalam bidang musik baik tingkat provinsi maupun nasional.

Agus Inspirator yang merupakan lulusan Duskin Leadership Training Japan dan praktisi Neuro-Linguistic Programming (NLP) berlisensi Richard Bandlar ini bertekad untuk menerima siapapun yang ingin belajar musik dengannya. Seorang guru harus terus selalu belajar untuk meng-update ilmunya.

Beberapa tahun terakhir, muncul fenomena tentang banyaknya kaum difabel khususnya tunanetra yang awalnya berprofesi sebagai juru pijat di Jogja, terpaksa harus bekerja sebagai pengamen di Malioboro untuk bertahan hidup bersama keluarga mereka karena berkurangnya pasien yang menggunakan jasa pijat tunanetra. Pekerjaan sebagai pengamen itu kemudian dianggap melanggar ketertiban tata kota hingga akhirnya Sattuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menangkap dan memasukkan mereka ke tahanan.

Pilihan kaum difabel untuk menjadi pengamen merupakan bukti bahwa sebetulnya musik merupakan salah satu bidang yang dapat dilatih dan cukup menjanjikan bagi difabel. Banyak difabel yang sebetulnya punya talenta dalam bermain alat musik, tetapi mereka masih belum percaya diri karena belum dapat menerima diri sendiri.

Disadari atau tidak, hal tersebut menjadi hambatan bagi para kaum difabel yang ingin berkarya di bidang musik. Selain itu, belum banyak pihak yang menyediakan pelatihan musik dan pengembangan mental bagi kaum difabel, sehingga mereka belum memiliki sarana untuk mengembangkan talentanya.

Menyikapi fenomena sosial tersebut, Sanggar Musik Inklusif Agus Inspirator ingin mengajak aktivis dan industri di bidang seni serta lapisan masyarakat lainnya untuk berkontribusi memberikan pelatihan musik bagi kaum difabel, khususnya pelatihan keyboard dan vokal serta pengembangan mental bagi teman-teman difabel di Jogja dan sekitarnya.

Sanggar Musik Inklusif Agus Inspirator percaya bahwa kondisi yang memaksa kaum difabel untuk bekerja sebagai pengamen justru sebuah peluang besar untuk mengembangkan bakat mereka di bidang seni. Kami juga percaya bahwa banyak pihak yang mau berperan dalam upaya pengembangan kemampuan di bidang musik bagi kaum difabel.

Tujuan pelatihan musik ini antara lain memberikan keterampilan bagi difabel, kaum dhuafa, dan anak yatim khususnya dalam bidang musik dan sikap mental positif, sehingga dengan keterampilan tersebut mereka lebih percaya diri, lebih memiliki konsep diri yang baik, bisa meng-aktualisasi diri, bisa bekerja dalam bidang musik baik di rumah makan, kafe, hotel, atau bahkan berkarya pada industri rekaman.

Mengurangi angka kaum difabel yang mengamen di jalanan sehingga mereka tidak lagi dianggap sebagai pengganggu ketertiban tata kota. Mendorong kaum difabel agar dapat hidup mandiri secara ekonomi dan tidak menjadi beban bagi keluarga, masyarakat, dan pemerintah, sehingga dapat semakin membanggakan bagi keluarganya dan bermanfaat bagi masyarakat.

Karena itu, Sanggar Musik Inklusif Agus Inspirator mengajak aktivis, komunitas, instansi di bidang musik, serta tentunya masyarakat luas, untuk ikut berpartisipasi dalam mewujudkan pelatihan musik ini, dengan cara:

Berdonasi berupa dana yang dapat ditransfer ke nomor rekening BNI 0330277411 a/n Agus Putranto. Demi komitmen kami untuk teman-teman difabel, dana yang terkumpul akan digunakan untuk penyediaan alat musik dan memberikan pelatihan dengan biaya sebesar Rp360.000. Setelah mengirimkan donasi, para donatur diharapkan memberi konfirmasi ke 0813-2857-9725 (Agus Inspirator).

Nominal tersebut untuk 1 peserta dengan durasi pelatihan selama 12 kali pertemuan. Harga ini telah kami buat lebih murah dari pelatihan regular untuk non difabel yang biasanya Rp.600 ribu untuk 12 pertemuan. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, kami akan mengirimkan foto peserta dan update kegiatan kami kepada para donatur.

Leave A Reply

Your email address will not be published.