Berita Nasional Terpercaya

Sari Manis, Manis Sampai Anak Cucu

0

Bernas.id – Tidak hanya mewarisi jumlah anak yang sama. Hj. Sakiyem juga mewarisi jiwa wirausaha dari kedua orang tuanya yaitu sebagai pengusaha sale pisang. Dilahirkan delapan bersaudara dari pasangan H. Madwikarta dan Hj. Tuti. Hj. Sakiyem memproduksi sale basah dan sale kering dengan merk dagang ?Sari Manis” dan sudah memperoleh izin usaha dari pemerintah daerah kabupaten Cilacap.

Bahan dasar sale pisang adalah pisang awak.  Hj. Sakiyem dan suaminya H. Sanakhmad,  dapat menampung pisang 3 ton dalam 2 hari sekali pada hari-hari biasa. Sedangkan pasca musim hujan sekitar bulan April  mampu mencapai  5 ton dalam 2 hari sekali. Dia membeli pisang Rp 1800 per kg dari pedagang.

Menurut Hj. Sakiyem,cara pembuatan sale basah dan sale kering hampir sama. Persamaannya, pertama pisang dipotong atau diepek. Setelah itu ditumpuk. Di tengah tumpukan ditaruh ember kecil berisi campuran air dan karbit (kalsium karbida). Karbit sebanyak 300 gram untuk 3 ton pisang. Selanjutnya ditutup dengan plastik dan terpal selama 24 jam.  Dua hari kemudian pisang sudah matang dilihat dari kulit buah berwarna kuning. Setelah itu dikupas. 

Perbedaannya kalau untuk membuat sale basah. Setelah dikupas, dimasukkan ke dalam keranjang yang rapat selama 6 jam. Lalu penjemuran pertama selama 7 jam.  Selanjutnya pengasapan pertama selama 3 jam, dibolak-balik. 3 jam kemudian pengasapan selesai dan diangkat.  Tahap selanjutnya, penjemuran kedua dan pengasapan kedua dengan cara dan rentang waktu yang sama .  Akhirnya sale basah siap dikemas 50 kg dalam plasik.  Harga jual Rp 12 ribu per kg. Hj. Sakiyem bisa mengirim 1 ton sale basah per minggu ke Bandung, Cirebon, dan Tegal. 

Berbeda untuk pembuatan sale kering. Setelah dikupas, pisang di-press, lalu dijemur 2 hari, tiap hari 9  jam. Setelah itu digoreng, didinginkan, lalu dikemas 10 kg dalam plastik.  Harga jual Rp 15 ribu per kg.  Pengiriman 8 kuintal per minggu ke tempat pemasaran yang sama dengan sale basah.

?Pemasaran sale pisang agak tersendat saat waktunya bersamaan dengan musim panen buah mangga,? kata Hj. Sakiyem.

Usaha sale pisang Sakiyem juga sangat mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah kabupaten Cilacap.  Tahun 1985, dia mendapatkan pinjaman uang tanpa bunga dan tanpa agunan.  Pinjaman tersebut dikembalikan dalam jangka waktu 3 tahun.

Sebelum berusaha sale pisang, Hj. Sakiyem dan orang tuanya jual beli beras. Sampai dia menikah tahun 1970, keluarga besarnya masih usaha jual beli beras. Setahun kemudian, berganti usaha sale pisang.  Usaha mereka diawali dengan ketertarikan mereka melihat keberhasilan tetangganya yang berasal dari luar kota berusaha sale pisang. 

Setelah menikah selama   2 tahun, Hj. Sakiyem membuka usaha sendiri.  Sekarang usahanya sudah berjalan 45 tahun. Tahun 2000 llau karyawannya 16 orang, sekarang sudah menjadi 30 orang.  Dari usahanya, dia bisa menyekolahkan 5 orang anaknya ke perguruan tinggi dan 3 orang anaknya ke SLTA.  Keempat anaknya sudah mengikutinya jejaknya berwirausaha sale pisang. Sedangkan keempat anak yang lain berwirausaha beras, buah, tempe, dan ikan bandeng.  Ada yang di Gandrungmangu dan ada yang di luar Gandrungmangu. Yap, jiwa wirausaha sudah tertular dalam keluarga besar Hj. Sakiyem.

Leave A Reply

Your email address will not be published.