Berita Nasional Terpercaya

Wahai Para Ibu, Sering Mager buat Nulis? 7 Tips Ini Bisa Bikin Kita Suka Nulis Bahkan Jadi Buku

0

Bernas.id – Sebuah hobi takkan bisa disebut hobi jika pelakunya 'mager'. Akronim dari malas gerak ini menjadi bahasa kekinian untuk memberikan pengertian bahwa pelakunya telah malas menggerakkan badan untuk melakukan kegiatan tertentu. Hobi merupakan hal yang disenangi. Teorinya sih, kesenangan tidak akan buat pelakunya memadamkan api semangat untuk terus melakukannya.

Baca juga: Contoh Paragraf Induktif, Deduktif, Campuran, dan Ineratif

Tak apa kalau belum hobi, karena tingkat pelaku melakukan sesuatu ada tiga. Dari keterpaksaan, suka dan konsisten. Dari keterpaksaan menjadi konsisten pasti butuh proses. Melalui praktek demi praktek. Latihan demi latihan. Tak ada yang instan. Inilah 7 tips menulis yang bisa bikin kita suka menulis:

1. Cari Tujuanmu Menulis

“Tak jalan bila tak dibakar oleh tujuan yang menggerakkan.” Kutipan ini lah yang bisa bikin hal yang disebut hobi menulis dimulai. Misalnya berawal dari keinginan memiliki warisan ilmu buat anak cucu, menulis adalah jalan satu-satuya mengumpulkan ide dan gagasan agar bisa diubah menjadi teks tertulis. Dibukukan adalah salah satu investasi ilmu buat keturunan nanti saat kita tiada. Berkaca dari pengalaman Sabila, penulis buku yang menuliskan novel biografi kakeknya berdasar catatan keseharian kakek di agenda, maka tak ada alasan untuk tidak menulis.

Baca juga: 51 Jenis Font Keren untuk Desain dan Menulis Buku

2. Catat ide di note kecil

Menulis nggak harus sempurna di awal. Dari coretan amburadul, ide pokok akan tulisan kita nantinya bakal berkembang. Saat mengetik pun, nggak harus langsung jadi. Toh nanti ada saatnya kita punya waktu mengedit. Biasakan membawa catatan kecil dan pensil untuk menulis ide yang terlintas. Untuk para ibu, saat di rumah bersama anak, mungkin akan kerepotan jika anak ikut berebut note. Cobalah pasang catatan di tembok, buat untuk anak juga di bawah catatan tembok kita. Selain kita mengikat ide, anak akan terbiasa menulis. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Baca juga: 4 Langkah Menemukan Ide Pokok Paragraf dengan Mudah

3. Luangkan waktu, bukan cari waktu luang

Nah, ini adalah alasan klasik bagi para 'mager' mania untuk menulis. Nggak ada waktunya. Gue kerja dari pagi sampai pagi lagi. Menulis itu nggak butuh waktu banyak. Jika belum jadi prioritas, bisa mulai membuat jadwal seminggu satu tulisan. Tapi jadwalkan untuk menulis tiap hari. Misalnya untuk 1 tulisan dengan 14 paragraf, kita bisa cicil 2 paragraf per harinya. Tingkatkan sampai satu hari satu halaman. Secara tak sadar dalam 150 hari kita bisa punya naskah buku. Tips ini cocok untuk wanita karier yang waktunya habis di pekerjaan dan mengurus rumah tangga.

Baca juga: Mengenal Pengertian dan Ciri-ciri Komik sebagai Karya Sastra

4. Eksekusi ide

Setelah ide di note tertulis, jadwal menulis telah ditentukan, ide harus dikembangkan. Eksekusi ide tak hanya soal menulis. Kita butuh bekal. Mengambil ide dari Dwi Anggraeny, seorang penulis buku yang bukunya sudah diterbitkan penerbit mayor, pagi hari adalah waktunya memasukkan ilmu dari bacaan, tontonan atau pengalaman di sekitarnya. Pagi hari adalah waktu yang tepat bagi ibu melakukan me-time saat anak sekolah. Untuk ibu yang anaknya masih balita, eksekusi ide bisa dilakukan saat anak tidur siang atau malam hari. Kenapa tidak saat anak melek? Eksekusi berujung pada ketidakfokusan dan anak merasa diabaikan.

Baca juga: Interpretasi: Pengertian, Tujuan, dan Macam-macamnya

5. Ketik dengan blank writing baru edit

Bagi para penulis, biasanya terkendala pada keinginan untuk menuliskan dengan sempurna. Bagi mentor menulis saya, Rezky Firmansyah, draft pertama adalah sampah! Tapi bukankah sampah bisa didaur ulang menjadi hal yang berguna? Begitu pula tulisan. Tulis apa saja yang ingin kita tulis tanpa takut salah ketik, salah ejaan, dan lain-lain. Intinya biarkan mengalir. Setelah tabungan tulisan terpenuhi, misalnya kita sudah mengetik selama 15 menit, baru lah kita coba mengeditnya. Tapi baiknya saat mengedit, berilah jarak. Mungkin hari ini menulis, besok baru melakukan editing. Biasanya pikiran kita sudah segar untuk memberikan ide segar akan tulisan kita sebelumnya.

Baca juga: Tinjauan Pustaka: Pengertian, Manfaat, Cara Membuat, dan Contohnya

6. Beri tantangan dan hadiah

Saat di awal, hal apapun akan menyenangkan karena baru. Nah saat di tengah-tengah mulai kendor semangatnya, kita bisa pakai tips tantangan dan hadiah. Tantangan bisa kita pakai dengan memberikan tema tiap harinya sesuai tujuan kita menulis. Misalnya saat saya menulis buku parenting, maka tema tiap hariya bisa seputar pola asuh, bermain, makanan si kecil dll. Untuk hadiah, bisa kita beri di akhir. Misalnya kita bisa beri hadiah kepada diri sendiri jika tulisan kita sudah selelsai sesuai target. Misalnya, saya baru boleh menonton drama korea setelah saya menulis 2 halaman A4 sesuai tema hari ini. Tulisan selesai, hati puas, nonton pun nikmat. Asyik kan?

Baca juga: Teks Eksplanasi Adalah Kalimat Penjelasan, Benarkah? Ini Pengertian dan Ciri-cirinya!

7. Cari mentor

Nah, ini adalah tips terdahsyat bagi saya. Untuk mendapatkan ilmu, pastilah kita harus punya teladan. Setidaknya tulisan kita dicorat-coret untuk kemudian bisa diketahui mana yang harus diperbaiki. Itulah fungsi dari mentor. Untuk menyalakan api semangat dalam waktu 30 hari menulis, tips ini yang saya pakai dengan mengikuti kelas menulisnya Brilli Agung. Yang penting, kesemuanya akan berbuah jika kita berkemauan tinggi.

Baca juga: 18 Jenis Konjungsi, Pengertian, dan Contoh Kalimat Terlengkap

Leave A Reply

Your email address will not be published.