Berita Nasional Terpercaya

Mengungkap Pola Hubungan Antara Mahasiswa, Solusi dan Skripsi

0

Bernas.id – Mahasiswa dimaknai secara umum oleh masyarakat adalah orang yang mengetahui banyak hal, bisa apa saja, pandai berbicara di depan umum dan lain sebagaianya. Penilaian umum tersebut tentu bukanlah hal mustahil bagi seorang mahasiswa, yang menjalani pembelajaran di kampusnya dengan sungguh-sungguh, dan menyadari status sosialnya sebagai seorang mahasiswa.

Baca juga: Apa Itu Jurusan Sistem Informasi? Inilah Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

Sedikit cerita dari mahasiswa jurusan Teknik Informatika semester 2, yang pernah dimintai bantuan  untuk melakukan instalasi printer ke komputer atau menormalkan komputer yang bermasalah. Padahal di kampus gak ada mata kuliah yang isinya benerin komputer atau printer, namun hal tersebut memang masih dalam lingkup Teknik Informatika, meski konteksnya tidak diajarkan di perkuliahan.

Berdasarkan kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa, ekspektasi orang lain terhadap suatu sub bidang ilmu mengacu pada induk ilmu tersebut. Jika diumpamakan, anggapan bahwa mahasiswa yang mengambil jurusan Teknik Informatika pasti bisa menangani problem yang berhubungan dengan komputer, smartphone, software dan lain-lain. Demikian, agar mendorong mahasiswa agar tidak terpaku hanya pada apa yang diperoleh dalam perkuliahan saja, melainkan harus mengikuti perkembangan dan penerapan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data yang dikutip dari forlap ristekdikti jumlah seluruh perguruan tinggi khususnya universitas di Indonesia adalah 568. Sementara yang berada di kota Jakarta ada sebanyak 57 universitas dengan 52 Swasta dan 5 Negeri. Dengan jumlah perguruan tinggi yang ada, maka potensi solusi yang mungkin bisa memberikan manfaat untuk masyarakat lebih banyak. Rezky Firmansyah, seorang penulis, mentor dan trainer, menyatakan bahwa, idealnya skripsi adalah solusi.

Baca juga: Inilah 5 Universitas Jurusan Sistem Informasi Terbaik di Indonesia

Lalu melihat ekpetasi masyarakat terhadap mahasiswa, tentu hal ini menjadi sebuah pengingat bahwa status sosial sebagai mahasiswa, haruslah dipertanggungjawabkan sesuai dengan norma sosial. Bagaiamana sikap mahasiswa yang sudah melewati waktu semester santainya? Maksudnya di sini, pada awal perkuliahan belum banyak yang memikirkan akan berkontribusi apa untuk lingkungan sekitar. Atau bahkan untuk orang tua yang sudah memberikan fasilitas kebutuhan selama masa kuliah? Solusinya adalah cepat beranjak dari zona semester santai dan mulai memikirkan, melihat, dan kritis terhadap permasalahan lingkungan sekitar.

Melewati masa santai mahasiswa, tentu akan bertemu dengan timing yang membuat berpikir tentang, ‘apa sih yang selama ini didapat dari perkuliahan?’ Lalu bagaimana implementasinya kepada masyarakat atau bahkan diri sendiri. Dan semua itu bisa dibuktikan dengan prestasi akademik/non-akademik, salah satunya adalah tahapan membuat skripsi.

Pertanyaan tentang tema skripsi yang akan dibuat, pada umumnya baru terpikirkan oleh mahasiswa ketika sudah memasuki setengah perjalan kuliahnya atau di semester enam atau 7. Dan mulai sedikit memikirkan sebuah skripsi yang  bisa digunakan tidak hanya sebagian elemen masyarakat saja, melainkan untuk ruang lingkup yang lebih luas lagi.

Baca juga: 13 Universitas Jurusan Akuntansi Terbaik Indonesia dan Luar Negeri

Membuat skripsi berarti didahului dengan mengajukan judul yang akan dibuat. Tidak semudah membuat status di media sosial yang mungkin hanya dalam hitungan detik sudah selesai. Ada tahapan awal pengajuan judul, agar bisa mendapat persetujuan. Berikut beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan indikator penentuan judul.

  •  Peka terhadap permasalahan yang ada di masyarakat?
  •  Apa different dari skripsi yang lain?
  •  Mampukah untuk diimplemetasikan?
  •  Apakah tema fleksibel dan akan tetap bisa dipakai di masa depan?

Bicara tentang skripsi tentu akan mengarah bagaimana hal itu menjadi sebuah solusi. Yang membuat skripsi tak hanya syarat mendapatkan sebuah gelar di belakang nama. Menjadi mahasiswa beprestasi tentu tak terbatas di mana kuliahnya atau apa kampusnya. Karena kesuksesan ada bersama usaha tanpa kenal lelah. Dan mahasiswa berprestasi itu menjadi kebangaan bagi diri sendiri, keluarga, dan mampu memberikan motivasi bagi mahasiswa lain, serta bermanfaat bagi masyarakat luas.

Baca juga: Inilah 6 Sertifikasi Akuntansi Bagi Profesi Akuntan di Indonesia

Leave A Reply

Your email address will not be published.