Berita Nasional Terpercaya

Peralihan dari SMP ke SMA, Culture Shock Para Remaja Pria Ini Patut Diperhatikan

0

Bernas.id – Masa SMA adalah masa yang paling indah dalam hidup seseorang. Masa di mana seorang individu sedang dalam fase pencarian jati diri. Memasuki tingkatan SMA bagi seorang anak, adalah waktu di mana ia akan bersiap memasuki dunia dewasa. Perubahan pola pikir dari masa kanak-kanak, lalu remaja awal menuju remaja akhir membuat banyak resrukturisasi pemikiran. Lalu kapan tepatnya restrukturisasi pemikiran itu sendiri terjadi? Apa yang terjadi dalam masa restrukturisasi pikiran itu sendiri?

Saat anak memasuki dunia SMA, yang sering terjadi adalah culture shock, ya! Keterkejutan budaya dari usia dan cara belajar dan bergaul di SMP beralih ke budaya dan cara belajar dan bergaul di SMA.

Bagi remaja wanita, culture shock tidak terlalu berimbas pada pola belajar dan capaian prestasi akademiknya. Namun, bagi remaja pria, culture shock akan membawa perubahan besar dalam perilaku sehari-hari. Remaja pria biasanya mengalami penurunan prestasi akademik saat memasuki dunia SMA, terutama saat naik dari kelas sepuluh atau tingkat pertama ke tingkat kedua atau kelas sebelas. Puncak penurunan capaian akademik biasanya terjadi di kelas sebelas.

Bertemu teman baru dari berbagai tingkat sosioekonomi, membuat ragam pola pertemanan dan pergaulan semakin variatif. Biasanya saat memasuki tingkat kelas dua belas, remaja pria mulai menunjukkan perubahan yang positif. Semangat belajar yang sempat menurun di masa kelas sebelas, menunjukkan peningkatan kembali di kelas dua belas.

Dari beberapa survei yang dilakukan, pemikiran ?akan kemana setelah SMA dan bagaimana kehidupan setelah SMA? menjadi pertimbangan terbesar bagi remaja pria untuk berubah. Ini adalah masa di mana restrukturisasi pemikiran terjadi di kalangan remaja pria pada umumnya.

Rasa tanggung jawab akan masa depan yang mulai tumbuh menjadi motivator terbesar bagi mereka untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik. Saat remaja pria mulai memikirkan masa depannya, maka secara sadar mereka akan mengurangi kebiasaan nongkrong dengan teman-teman dan melakukan hal yang kurang bermanfaat bagi pengembangan diri mereka yang lainnya.

Dukungan yang besar perlu diberikan oleh orang tua dan guru dalam membantu remaja pria merestrukturisasi pikirannya. Guru dan orang tua dapat memberikan arahan dan memfasilitasi dengan cara mendukung kegiatan yang dipilih oleh remaja pria, sepanjang kegiatan tersebut positif. Semisal, mengikuti bimbingan belajar dan program pengembangan diri lainnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.