Jangan Jadi Orang Tua Lebay, Biar Anak Tumbuh Jadi Orang Kece dengan Hal-hal Berikut

Bernas.id. – Pernahkah Anda merasa khawatir yang berlebihan saat anak Anda pergi mengikuti acara sekolah dan menginap? Khawatir anak kekurangan makan atau makanan tidak enak. Khawatir anak sakit, khawatir anak tidak bisa mandi dengan air dingin, khawatir anak tidak bisa tidur nyenyak karena tidak bersama boneka kesayangan. Lalu heboh sibuk menghubungi guru untuk menanyakan apa saja yang harus disiapkan meski sebenarnya sudah tertera jelas di surat pemberitahuan, hanya saja Anda enggan membacanya. Setelah semua keperluan anak disiapkan, tidak lupa memberikan pesan yang panjang untuk memastikan anak aman selama berkegiatan. 

Saat anak sudah di lokasi, Anda tiba-tiba dilanda rindu yang teramat berat dengan si buah hati, meskipun saat di rumah kadang merasa direpotkan dengan segala tingkahnya. Lalu Anda kepo bagaimana kondisi anak  terkini. Karena tak sabar, kemudian melobi guru agar bisa menengok dengan alasan mengantar barang yang tertinggal. Saat jurus pertama gagal, Anda minta dikirim foto si buah hati untuk memastikan dia happy di lokasi sambil beralibi susah tidur tanpa ada si buah hati. 

Anda pernah melakukannya? Atau malah sering? Jika iya, waspadalah bisa jadi Anda termasuk orang tua yang berpola asuh appeasers/overprotective (pola asuh dari orangtua yang sangat khawatir pada si Kecil melalui sikap yang terlalu melindungi dan perhatian yang berlebihan). Asal Anda tahu, mengikuti kegiatan sekolah dengan menginap beberapa hari, seperti camping, malam bina iman dan taqwa (mabit), pesantren alam, atau kegiatan sejenis lainnya sangat banyak manfaatnya untuk anak, seperti:

1. Melatih Kemandirian

Berbeda dengan kondisi di rumah yang biasanya full service dari orang tua maupun asisten rumah tangga, di lokasi acara, anak harus bisa menyiapkan sendiri. Panitia hanya membimbing dan mengawasi. Termasuk dengan urusan ke kamar mandi, yang biasanya ditemani dan ditunggui, di lokasi harus bisa sendiri.

2. Melatih disiplin
Jadwal yang sudah disusun oleh panitia harus dilaksanakan tepat waktu, sehingga anak berlatih untuk mengatur waktunya dengan baik. Mereka akan bersemangat apalagi kegiatannya dilakukan dengan sistem kelompok, pasti akan saling menyemangati satu sama lain untuk bisa menjalankan dengan tepat waktu.

3. Mengolah empati
Saat mengikuti suatu kegiatan, pasti akan ada masalah yang ditemui menyangkut sesama peserta. Bisa jadi, ada salah satu temannya yang lupa tidak membawa perlengkapan atau terkena musibah cedera dan masalah lainnya. Empati anak akan terasah di sini saat berusaha membantu temannya.

4. Melatih sikap sportif
Kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok membutuhkan kerjasama dan kekompakan yang baik, jika ada satu anggotanya yang menyalahi aturan atau kesepakatan, akan berdampak tidak baik bagi kelompoknya. Jadi, jika ada aturan anak tidak diperkenankan dijenguk, percayakanlah anak Anda kepada gurunya. Doakan saja agar anak Anda diberi kemudahan dan keselamatan dalam segala urusannya.

5. Melatih jiwa problem solver
Nah, ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk diasah karena akan selalu berguna sampai anak dewasa nanti. Saat anak mengikuti kegiatan, pasti ada saja  masalah yang terjadi. Misalnya, saat sesi pentas seni, ternyata ada salah satu anggotanya yang tidak bisa ikut pentas karena sakit padahal saat latihan formasinya selalu lengkap. Anak akan berusaha untuk mencari solusinya dengan mencari pengganti atau tetap tampil dengan formasi yang ada.

Anda pasti bangga kan ketika anak Anda tumbuh dengan kemampuan sosialisasi dan problem solving yang baik? Jadi, hilangkan kekhawatiran yang berlebihan dari benak Anda. Berikan kepercayaan kepada anak untuk bisa mengembangkan potensinya. Biarkan mereka mengeksplor pengalaman hidup yang sangat berharga untuk masa depan mereka. Khawatir memang manusiawi, tapi kepercayaan dan  doa untuk kesehatan, keselamatan dan kebaikan anak lebih penting Anda lakukan. Orang tua tidak lebay, anak pasti tumbuh jadi orang kece!