Berita Nasional Terpercaya

Untuk Berhasil Jangan Berhenti Belajar, Inovasi Terus

0

Bernas.id – Fitrian Ardiansyah menceritakan bahwa isu banjir tahunan yang menimpa SMA Negeri 8 Jakarta ketika masih bersekolah dulu menjadi titik baliknya dalam kehidupanya. Isu banjir itu membuatnya berpikir keras bahwa kita semua perlu berkontribusi menyelamatkan lingkungan dan membuat perubahan. Karenanya, ketika itu, ia memutuskan memilih jurusan Teknik Lingkungan ITB untuk melanjutkan kuliah. Pengalaman istimewa di pekerjaan juga membuatnya untuk berkontribusi pada negeri ini.

Baca juga: Apa Itu Jurusan Sistem Informasi? Inilah Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

“Ketika masih bekerja di lembaga konservasi WWF, di suatu pantai, Jamursba Medi, di Kepala Burung Papua tahun 2002, melihat penyu belimbing yang sangat besar, yang menuju dan bertelur di pinggir pantai. Ketika bertelur, terlihat menangis (menitikkan air dari mata). Kebesaran Tuhan melimpahkan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam kepada Nusantara. Terenyuh saya dan merasa sangat kecil di mataNya. Sejak hal itu saya saksikan, saya merasa bersyukur dan melipatgandakan komitmen untuk berkontribusi positif bagi perbaikan negeri ini. Bagi kita dan generasi anak cucu kita, jangan sampai, anak cucu kita hanya bisa mendengar cerita tentang betapa kayanya kita,” ungkapnya ke Bernas.

Kini, Fitrian Ardiansyah menjabat sebagai Direktur Indonesia untuk Inisiatif Dagang Hijau (IDH-Sustainable Trade Initiative). Ia telah mempunyai pengalaman lebih dari 17 tahun di sektor pengelolaan sumberdaya alam dan komoditas berkelanjutan, yang melingkupi Indonesia, Australia dan Asia Pasifik.

“Pengembangan komoditas perkebunan dan kehutanan (seperti kopi, kakao, kelapa sawit, kayu, kertas dan pulp, rempah-rempah, dan budidaya tambak) yang berkelanjutan dengan kemitraan bersama petani, pemerintah dan pihak swasta,” imbuhnya.

Baca juga: 5 Universitas Jurusan Sistem Informasi Terbaik di Indonesia

Ia pun menjelaskan tentang alasan terus menekuni bidang pekerjaan sampai sekarang ini. “Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Namun, kita juga masih miskin sekaligus sering mengalami bencana lingkungan. Sudah selayaknya, kita mencari jawaban untuk membangun dengan sumber daya yang berlimpah yang kita punya untuk lebih produktif, mempunyai nilai tambah yang signifikan, tetapi dengan bijak sehingga bencana lingkungan bisa dihindari,” tambahnya.

Dikatakan, permasalahan yang paling sering dihadapi dalam pekerjaannya. ”Kesadaran banyak pihak akan pentingnya pengembangan model komoditas berkelanjutan yang layak bisnis masih jauh dari harapan. Akses pendanaan dan dukungan teknis bagi petani juga perlu didorong terus. Lembaga kami, IDH-Sustainable Trade Initiative (atau Inisiatif Dagang Hijau), bermitra dengan pihak swasta dan perbankan, mencoba mencari solusi dan inovasi sehingga petani bisa lebh produktif dan melakukan bercocok tanam dengan lebih ramah lingkungan,” katanya.

Untuk tantangan pekerjaan ke depan, ia menyebut tentang skala tantangan perkebunan dan kehutanan yang berkelanjutan sangatlah massif. “Kemitraan dengan pemerintah di berbagai tingkatan menjadi mutlak. Sekaligus perbankan internasional dan nasional, serta sektor swasta di rantai pasok, memainkan peran penting untuk menjamin agar produk pertanian/perkebunan dan Kehutanan diproduksi dengan kualitas yang baik, produktif dan ramah lingkungan,” ucapnya.

Baca juga: 13 Universitas Jurusan Akuntansi Terbaik Indonesia dan Luar Negeri

Ia pun meyakini bidang pekerjaan yang digeluti ini penting dilakukan dan dibagikan kepada masyarakat.”Petani/pekebun dan masyarakat pedesaan berperan penting bagi pembangunan bangsa dan juga mayoritas penduduk negeri ini. Bila mereka sejahtera dan mempunyai pemahaman yang juga baik akan bercocok tanam yang baik, sumberdaya pertanian/perkebunan Indonesia akan lebih maju dan bersaing di tingkat internasional,” tukasnya.

Untuk pencapaian yang paling membanggakan baginya, ia menyebut ikut berperan penting dalam terbentuknya organisasi global untuk minyak sawit berkelanjutan (Roundtable on Sustainable Palm Oil [RSPO] 2004) dan aktif sebagai executive board member di tahun-tahun awal. “Berperan penting dalam terbentuknya Heart of Borneo (kerjasama tiga negara: Indonesia-Malaysia-Brunei) untuk pembangunan berkelanjutan di jantung Kalimantan. Berkontribusi sebagai salah satu Delegasi Republik Indonesia dalam Perundingan PBB tentang Perubahan Iklim dari 2007 (KTT Bali) ke 2009 (KTT Copenhagen) dengan hasil Bali Action Plan untuk penurunan emisi gas rumah kaca internasional. Berperan penting membentuk AYLCF (Asian Young Leaders Climate Forum), forum bagi generasi muda dan mendatang untuk perbaikan lingkungan dan mengatasi perubahan iklim. Bangga melalui organisasi yang saya pimpin IDH-Sustainable Trade Initiative atau (Inisiatif Dagang Hijau) mendorong tercapainya peningkatan produksi komoditas ribuan petani sekaligus sertifikasi lestari bagi mereka di berbagai tempat di Indonesia,” jelas rincinya.

Baca juga: Inilah 6 Sertifikasi Akuntansi Bagi Profesi Akuntan di Indonesia

Sering berdiskusi dengan orang yang dianggap bisa memberikan jawaban, lalu ke lapangan dan belajar terus, serta tidak malu-malu untuk bersaing di tingkat internasional menjadi habit khusus yang dibangunnya selama ini. Untuk mengembalikan mood agar kembali bersemangat bekerja, bercengkerama dengan keluarga, bersepeda bersama dengan isteri tercinta, dan membaca buku. Ia pun memberikan inspirasi dan sarannya kepada orang lain yang membaca kisah Anda ini. ”Jangan berhenti belajar, berinovasi terus, dan tidak ada masalah di muka bumi, yang ada hanya tantangan untuk diatasi. Untuk saran, belajar, inovasi dan berani untuk mencoba dan tidak takut gagal. Selalu bertanya dan menuangkan pikiran,” tukasnya.

Lingkungan pun diakuinya memengaruhinya hingga menjadi seperti sekarang ini. Baginya, lingkungan yang dinamis seperti saat ini dan banyak teman yang kritis membuatnya terus berpikir untuk mencari inovasi model bagi petani, komoditas dan kawasan yang dibantunya. Inovasi mencakup model pembiayaan, kelembagaan petani dan lainnya. Ia pun memberikan inspirasi dan sarannya kepada orang yang membaca kisahnya ini. “Jangan berhenti belajar, berinovasi terus, dan tidak ada masalah di muka bumi, yang ada hanya tantangan untuk diatasi. Untuk saran, belajar, inovasi, dan berani untuk mencoba dan tidak takut gagal. Selalu bertanya dan menuangkan pikiran,”tukasnya.

Pengagum sosok Prof Emil Salim ini membocorkan rencana dalam waktu dekat dan impiannya ke depan. “Untuk project, mendorong investasi yang lebih luas di komoditas perkebunan dan kehutanan lestari dengan konsep kemitraan dengan lembaga petani, perbankan dan pelaku usaha di rantai pasok. Untuk impian, bahwa petani di Indonesia memiliki ‘bargaining position’ yang lebih tinggi dengan membangun kelembagaan dan bisnis yang solid dan berkelanjutan sehingga produk yang dihasilkan berkualitas, berkontribusi positif kepada lingkungan dengan tetap menjadga kelestarian sumberdaya alam,” pungkasnya. 

Baca juga: 14 Universitas Jurusan Teknik Informatika Terbaik di Indonesia

Leave A Reply

Your email address will not be published.