Berita Nasional Terpercaya

Kenapa Sih Kuliah Sastra Inggris Lulusnya Lama? Stop Prasangka Burukmu dengan Membaca Alasan-alasan Ini

0

Bernas.id- Selama ini, kebanyakan orang jika baru mendengar “sastra Inggris” saja sudah menjadi momok menakutkan bagi mereka. Banyak orang yang akan berpikir ulang jika dihadapkan antara dua pilihan program studi. Jika salah satunya adalah sastra Inggris, sudah pasti mereka seolah akan menghindar jauh-jauh.

Baca juga: Apa Itu Jurusan Sistem Informasi? Inilah Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

Banyak di antara mahasiswa, bahkan orang awam yang berpikiran bahwa kuliah di sastra Inggris itu susah karena lulusnya lama, juga tak menjanjikan apa-apa. Siapa yang bilang? Bukankah kita harus mencoba dahulu sebelum benar-benar menghakimi? Yuk simak kenapa kuliah sastra Inggris itu dikatakan lulus lama!

1. Niat kurang

Niat yang sangat kurang. Jika sebagian dari peserta didik Sekolah Menengah Atas telah mantap memilih, bukankah itu berarti memang sudah ada niat sebelumnya? Niat sangat penting dibutuhkan dalam memilih program studi. Di dalam Program Studi Sastra Inggris, tentu peserta didik dituntut untuk menjadi pribadi yang “mau” belajar bahasa Inggris. Tak sebatas sampai di situ, seharusnya peserta didik yang telah mantap memilih menjalani pendidikan di Prodi Sastra Inggris juga harus mulai banyak membaca agar tak lantas merasa tertinggal oleh yang lainnya.

Baca juga: 5 Universitas Jurusan Sistem Informasi Terbaik di Indonesia

2. Malas Baca

Ini dia yang sampai sekarang sudah menjadi kebiasaan bagi orang Indonesia, malas baca! Maka tak heran jika biasanya di universitas mana pun, jumlah mahasiswa prodi sasra Inggris tak sebanyak prodi yang lain, seperti ekonomi dan kesehatan. Jika peserta didik tahu bahwa prodi sastra Inggris selalu berteman dengan analisis karya-karya sastra yang berbahasa Inggris, maka jelas sudah mahasiswa sangat perlu menjadi kutu buku. Sebab dengan membaca beberapa karya asing pun, kemudian mahasiswa akan mampu menambah kualitas wawasan mereka mengenai dunia Internasional, baik pada waktu dahulu maupun yang sekarang. Dalam hal ini, Indonesia perlu sedikit menutup muka karena kebiasaan buruk warga negaranya sendiri. Mahasiswa harus sudi menyanggupkan diri untuk membiasakan membaca. Jika malas membaca, maka jelas mempersulit diri sendiri, bukan?

Baca juga: 13 Universitas Jurusan Akuntansi Terbaik Indonesia dan Luar Negeri

3. “Shock Culture”

Saat pertama kali memasuki prodi Sastra Inggris, kamu akan merasa sedikit kaget bukan? Apalagi jika kamu sebelumnya merupakan siswa dari Jurusan IPA atau IPS yang jelas sangat bertentangan. Maka, jangan heran ketika kamu mulai masuk ranah Sastra Inggris dan dipersembahkan oleh tugas analisis yang bejibun. Artinya memang harus ada kemauan kuat dari diri masing-masing untuk belajar lebih. Perasaan seperti itu biasa di sebut “shock culture”. Misalnya tentang kamu yang tadinya anak IPA selalu sibuk dengan gelas-gelas kimia, pipet dan semacamnya lalu bertransformasi menjadi seorang kritikus sastra Inggris, bahkan penulis. Kalau kamu terus menyugesti diri untuk menjadi “aku tak kuat”, maka selanjutnya pun jangan harap kamu akan tahan. Sebab semuanya tergantung pada niat. Di mana pun kamu menuntut ilmu, dalam prodi apa pun yang akan kamu pilih, jika semuanya dijalani dengan selimut kemalasan, bagaimana mau lulus cepat?

Baca juga: Inilah 6 Sertifikasi Akuntansi Bagi Profesi Akuntan di Indonesia

Leave A Reply

Your email address will not be published.