Berita Nasional Terpercaya

Belajar Cara Memotivasi Anak dari Pak Bondan, Cerminan Hati yang Tulus dan Maknyus

0

Bernas.id – Menjelang penghujung tahun 2017 ini menyajikan banyak cerita, baik suka maupun duka.  Dari gempuran badai Cempaka yang membuat banjir di berbagai daerah, dan yang terakhir tentang kepergian bapak kuliner Indonesia, bapak Bondan Winarno pada tanggal 29 November 2017.

Bapak Bondan Winarno adalah seorang yang ramah dan rendah hati. Beliau sangat populer dengan komentar “Maknyus!” saat menjadi presenter acara Wisata Kuliner di Trans TV dari tahun 2002-2012. Dalam setiap episode, pak Bondan akan berkeliling ke berbagai wilayah di Indonesia dan mencicipi cita rasa setiap masakan yang dihidangkan. Dalam acara tersebut terlihat kebersahajaan seorang Bondan Winarno, dan bagaimana ia memuji sebuah hidangan yang bisa dijadikan contoh bagi orang tua untuk dapat memotivasi anak, tanpa membuat anak merasa besar kepala.

Dalam memuji sebuah hidangan, ternyata pak Bondan tidak selalu memberikan komentar “Maknyus” yang menjadi ciri khasnya. Hal ini menggambarkan ketulusan pak Bondan dalam memberikan pujian, sehingga bila beliau memuji berarti memang hidangan tersebut enak. Tentunya, ketulusan memuji ini bisa dicontoh oleh para orang tua. Anak perlu pujian yang tulus. Anak juga bisa merasakan bila pujian tidak tulus diberikan, yang hanya sekedar sebagai pemanis di bibir saja. Apalagi bila pujian tersebut memiliki tendensi dan maksud tertentu yang tidak disukai anak.

Pak Bondan juga selalu jujur dalam menjelaskan kelebihan dan kekurangan suatu masakan. Bila ada hidangan yang kurang cocok di lidah, dengan bahasa yang santun pak Bondan menuturkan kekurangan suatu masakan tanpa indikasi merendahkan. Bahkan, seringnya mendahulukan penuturan tentang kelebihan masakan tersebut dan mencari apa yang menjadi keistimewaan. Cara beliau ini bisa dipakai oleh orang tua untuk memotivasi anak dengan mengakui dan membahas kelebihan-kelebihan yang ada pada anak. Bisa juga dengan menunjukkan kemajuan-kemajuan yang sudah dilakukan anak, sehingga anak akan termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kuliner identik dengan budaya setempat, sehingga pak Bondan selalu apresiatif terhadap setiap hidangan yang dicobanya. Yang berarti pak Bondan menghargai adanya perbedaan budaya dan berusaha mengangkat perbedaan tersebut menjadi keunikan tersendiri. Hal ini yang sering salah kaprah dilakukan orang tua dalam memotivasi anak, yang ingin anaknya pintar seperti orang lain. Setiap anak memiliki keunikan dan kepintarannya masing-masing. Sehingga orang tua seharusnya memotivasi anak untuk menjadi terbaik versi dirinya, bukan versi orang lain.

Dengan kepergian pak Bondan, Indonesia kehilangan seorang tokoh kuliner yang luar biasa. Selain wawasan kulinernya, pak Bondan meninggalkan sebuah contoh bagaimana memuji dengan tulus dan Maknyus. Selamat jalan, pak Bondan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.