Berita Nasional Terpercaya

Keterbatasan Tubuh Tak Membuatnya Menyerah

0

Bernas.id – Lasi Widarto menyebut bahwa profesi utamanya saat ini sebagai guru Bahasa Inggris meski memiliki keterbatasan tubuh. Sejak umur 2 tahun, ia menderita polio pada kaki kanan. Dikatakannya, cita-citanya saat masih kecil, ia berangan-angan menjadi dokter agar bisa mengobati kakinya sendiri suatu saat nanti. Untuk berangkat mengajar, ia menggunakan motor roda tiga atau ertiga, sebutnya dengan bercanda.

?Keadaan saya sebagai disabilitas yang sulit mendapatkan kesempatan kerja, sering mendapat hinaan ketika berusaha mendapatkan pekerjaan, dibatasi ruang geraknya, bahkan saya juga minim pendidikan formal, tetapi masih bisa meraih kehidupan, bermanfaat untuk sekitar dan tetap semangat positif untuk maju menembus keterbatasan. Bagaimana dengan Anda yang mempunyai fisik sempurna dan bekal ijazah sarjana harusnya bisa melakukan lebih luar biasa dari yang telah saya lakukan. Semoga,? ungkapnya ke Bernas.

Diceritakannya, profesi menjadi guru bahasa Inggris ini sudah ditekuninya sejak tahun 2000. Profesi yang lainnya, menjalankan toko online untuk produk buku dan produk skincare sejak setahun yang lalu.

?Dalam merintis karir sebagai guru Bahasa Inggris, seorang kawan bernama Bapak Fazal Musyaffa berperan sangat besar. Beliau memberi saya kepercayaan dan kesempatan yang luas untuk mengajar sekaligus menjadi role model untuk karir saya.Sedangkan, untuk membuka toko online peran ibu Sulistyowati sangat penting dalam membina dan menyediakan produk,? tuturnya.

Untuk pengalaman unik, ia menyebut banyak sekali. ?Meskipun saya tidak pernah menempuh pendidikan formal dalam mempelajari bahasa Inggris, tapi kemampuan grammar dan speaking saya sudah bisa dipakai untuk mengajar dan mendapatkan penghasilan. Yang unik adalah pernah saya mendapatkan seorang dokter sebagai murid privat saya. Beliau terkaget-kaget mengetahui bahwa saya bukan lulusan universitas manapun, tapi bisa mempunyai murid dari kalangan professional, karyawan dan mahasiswa. Ya, saya hanya lulusan SLTA. Tak henti-hentinya beliau menyanjung dan selalu mensuport saya hingga sekarang. Kerja keras,dukungan lingkungan dan doa bisa menembus keterbatasan saya,? katanya.

Kejadian istimewa yang lain baginya adalah ketika memulai pertama kali mengajar dengan bantuan video call. ?Saya merasa canggung dan aneh waktu itu. Hal ini saya lakukan atas usulan dari murid saya yang sedang bertugas keluar kota dan beliau masih membutuhkan saya untuk melatih conversation-nya. Kalau pas canggung bisa ngeblank, tidak bisa berkata apa-apa. Sampai saat ini, sudah hampir 17 tahun, saya masih concern dalam mengajar bahasa Inggris. Ini passion saya dan saya masih terus belajar dan mengembangkan pengetahuan bahasa inggris saya. Begitu juga dengan cara mengajar, saya juga senantiasa belajar tentang personality, cara dan mengikuti berbagai seminar,? jelasnya.

Untuk kendala dalam profesi ini, ia menyebut tidak adanya permasalahan yang cukup berarti. ?Hanya beberapa kendala teknis seperti sepeda motor roda tiga saya yang sering rewel atau factor cuaca. Kendala yg besar sebenarnya ada pada diri murid yang bersangkutan. Keseriusan belajar dan tingkat serapan terhadap pelajaran yang saya berikan. Untuk tantangan ke depan, akan semakin kompleks mengingat semakin banyak bidang yang memerlukan bahasa Inggris. Scince, ilmu sosial, penerbangan, mesin, perdagangan luar negri, hubungan international dan lain-lain yang akan semakin berkembang dan bertambah banyak,?tukasnya.

Ia pun meyakini bahwa pekerjaannya sebagai guru bahasa Inggris penting untuk dilakukan dan dibagikan ke masyarakat. ?Bahasa Inggris kini semakin penting, bahkan untuk ibu rumah tangga sekalipun. Bagaimana tidak. Anak usia TK pun sudah mulai dikenalkan bahasa Inggris dalam keseharian mereka disekolah. Jadi seorang ibu paling tidak juga harus belajar kosakata bahasa Inggris biar gak tulalit jika putranya bertanya. Dalam cakupan yang lebih luas tentu bahasa Inggris memegang peran penting dalam dunia pendidikan, perdagangan, hubungan luar negri dan seterusnya,? ucapnya.

Practice English, yaitu banyak melakukan percakapan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebiasaan khususnya untuk mendukung pekerjaannya sebagai pengajar. ?Ini sangat membantu menambah kosa kata dan melancarkan speaking kita. Saya juga selalu mengajarkan habit ini kepada semua murid saya. Practice Makes Perfect. Kalau lagi bete atau nggak mood, saya biasanya membuka galeri musik di Hp dan mendengarkan lagu-lagu terpilih, atau nonton film,? terangnya.

Pengagum sosok Nick Vujicic, seorang penyandang disabilitas asal Australia yang sudah memotivasi orang-orang diseluruh dunia ini memberikan inspirasinya kepada orang yang membaca kisahnya ini.

?Yang pertama adalah rendah hati, menurut saja apa kata guru atau mentor Anda. Berpikirlah positif dalam kondisi yang paling buruk sekalipun. Positif terhadap siapa saja yang Anda temui, lebih lagi positif terhadap Allah. Untuk lingkungan saya, cukup beragam sehingga bisa membawa dampak pembangunan karakter bagi saya. Ada yang lembut, keras dan main intrik. Kini saya lebih banyak diam dan lebih suka menulis. Menurut saya diam lebih baik karena lingkungan saat ini tidak bisa diprediksi perubahannya. Sangat labil, unpredictable,? paparnya.

Mendengarkan musik, menonton film, dan berwisata menjadi hobinya yang secara langsung berpengaruh terhadap pencapainnya saat ini. ?Jika dihubungkan tentu ada korelasinya. Lagu-lagu berbahasa Inggris sering saya pakai untuk pelajaran listening. Begitu juga film asing kita pelajari dialog dan aksen-aksennya. Sedangkan, berwisata bisa mempertemukan kita dengan turis dan mempraktekkan langsung bahasa Inggris kita. Untuk motto, You Can If You Think You Can. Sangat simpel hanya soal mind setting. Jika anda berpikir anda bisa, tentu anda akan berusaha dengan segala effort untuk bisa mewujudkan impian Anda,? bebernya.

Untuk pencapaian yang membanggakannya adalah ketika ada muridnya yang berhasil masuk universitas bergengsi di Singapura dan kini berhasil membangun karir sesuai yang diharapkannya. Itulah kebanggaan seorang guru. Ia pun membocorkan project terdekat dan impiannya ke depan.

?Project terdekat saya adalah mengembangkan sebuah komunitas di mana bisa menjadi wadah pelatihan bagi para difabel untuk mendapatkan ketrampilan dan mentoring bahasa Inggris. Saya Saya juga akan berbagi ilmu saya di sana. Tentunya gratis. Tujuannya adalah menumbuhkan kemandirian bagi kawan-kawan difabel supaya eksis. Untuk impian terbesar saya ke depannya, bisa membuka tempat kursus atau pelatihan dirumah saya sendiri. Saat ini saat saya masih belum mempunyai tempat tinggal tetap sehingga masih sulit membuka tempat pelatihan yang saya inginkan,? pungkasnya. 

Leave A Reply

Your email address will not be published.