Berita Nasional Terpercaya

Meski Tanpa Kaki, Polisi ini Tetap Kokoh Menjalankan Tugasnya

0

Bernas.id – Semua orang tentu menghendaki kondisi fisik yang sempurna, tapi terkadang sesuatu dapat terjadi. Kondisi fisik yang kurang sempurna sungguh bukan menjadi halangan berarti untuk tetap berkarya. Hal itulah yang diajarkan oleh sesosok polisi inspiratif, seorang Ajun Inspektur Dua (Aipda) Beni Hendrik yang berasal dari Bandung.

Tanggal 28 November 2005 menjadi kenangan getir untuk Beni. Malam itu, sekitar pukul 23.00 WIB, dia yang bertugas di Unit Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas menangani sebuah kecelakaan di kawasan Nagreg. Kecelakaan tersebut menyebabkan trus harus segera dievakuasi agar tidak menghambat arus lalu lintas lantaran menghalangi ruas jalan.

Ketika sedang membantu penanganan kecelakaan, Beni tengah berdiri di antara mobil yang rusak dan truk derek. Tiba-tiba saja dari belakang sebuah truk lain menabrak dan membuat kedua kakinya terjepit. Ia terluka parah. Kedua kakinya hancur. Rasa sakit luar biasa menerpanya. Aipda Beni segera mendapat tindakan medis yang kemudian segera dilarikan ke Rumah Sakit Cicalengka. Sebab faslitas di RS Cicalengka kurang lengkap, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Halmahera.

Bukan berita baik usai Aipda Beni dirujuk ke Rumah Sakit Halmahera. Saat itu dokter yang menanganinya memutuskan untuk mengamputasi kaki sebelah kirinya, alasannya bila tidak dilakukan amputasi maka nyawanya terancam. Sempat syok dan tidak bicara dengan keluarga. Dirinya membutuhkan beberapa hari untuk memutuskan hal tersebut karena saat itu belum siap hidup tanpa kaki.

Selama 40 hari terbaring di RS Halmahera, Beni pindah perawatan ke RS Sartika Asih Bandung. Sepuluh hari hidup dengan satu kaki, kali ini kaki kanan Beni Hendrik yang mengalami masalah, di mana betisnya mengalami pembengkakan hebat karena adanya penggumpalan nanah yang sekaligus membuat kaki kanannya membusuk.

Keputusan mengejutkan dilakukan oleh Aipda Beni, dirinya memutuskan untuk mengamputasi kaki kanannya. Meski dokter belum memutuskan mengamputasi, memilih keputusan tersebut sebab sudah tak terasa lagi bagian kaki kanannya.

Dia memang selamat dari himpitan itu, tapi kedua kakinya tidak. Demi menolong jiwanya, kedua kaki itu harus rela diamputasi. Dari seorang polisi yang tegap dan kokoh, Beni tiba-tiba menemukan dirinya sebagai seorang yang lunglai. Sudah bisa dibayangkan bagaimana dia harus menjalani hari-harinya. 

Dia memang sempat terpukul berat, tapi dia tidak menyerah. Napas harus bersambung dan itulah sebabnya dia masih bekerja. Beruntung kepolisian memberi jalan. Kini Beni menjalani hidup sendiri di asrama Polri. Meski selalu bersemangat menjalani hidup, Beni mengaku ia butuh dukungan dari rekan-rekannya.

Kehilangan kedua kaki membuat Beni Hendrik tidak hanya kesulitan melakukan pekerjaannya sehari-hari, namun juga membuatnya tidak mungkin kembali bertugas seperti sebelumnya. Butuh waktu 1,5 tahun baginya untuk beradaptasi dan mengumpulkan semangat untuk kembali melayani masyarakat sebagai seorang polisi.

Meski tanpa kaki, hidupnya masih bergerak. Bekerja dengan bantuan kursi roda. Aipda Beni tetap bertugas sebagai polisi. Ia kini bertugas mengurus administrasi di Unit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Sektor (Polsek) Rancaekek, Kabupaten Bandung sejak 2007 lalu.

Meski memiliki keterbatasan, ia tetap bertekad untuk terus mengabdi pada kepolisian demi menyejahterakan masyarakat. Ia berniat menuntaskan pekerjaannya meskipun harus dibantu dengan kursi roda untuk selesai sampai pensiun nanti.

Leave A Reply

Your email address will not be published.