Berita Nasional Terpercaya

Baca Sampai Akhir, Pujian Ternyata Dapat Membahayakanmu!

0

Bernas.id ? Siapa yang tidak senang jika dipuji? Pujian memang selalu menyenangkan untuk didengar dan mengubah suasana di hati menjadi lebih happy. Pujian-pujian berupa paras yang cantik maupun tampan, tubuh langsing ataupun ideal, dan pujian-pujian lainnya. Kebanyakan dari kita pun berjuang atau melakukan sesuatu hal hanya karena ingin mendapatkan pujian. Namun, juga di antara lainnya tak ingin mencari pujian atas apa yang dilakukan, hanya saja pujian selalu membanjiri dirinya. 

Pujian memiliki sebuah arti yang artinya adalah menyanjung dengan menyebutkan sifat-sifat yang baik atau perbuatan yang baik-baik yang ada di dalam diri seseorang. Namun, terkadang pujian-pujian itu adalah menipu, sehingga membuat diri kita luluh dan menjadi berbangga diri.

Namun siapa sangka di dalam perkataan positif ini malah membawa dampak buruk pada diri seseorang yang dipuji. Bagaimana bisa hal sepositif ini bisa menimbulkan keburukan? Bukankah kalimatnya membuat orang lain jadi bahagia? Bukankah membuat bahagia orang lain adalah mengandung pahala?

Ternyata didalam Islam setiap larangan itu ada baiknya. Pujian yang berlebihan akan berdampak pada rasa ujub atau berbangga diri pada diri sendiri. Rasulullah shalallahu ?alaihi wa sallam mengatakan di dalam sabdanya yang berbunyi, ?Celaka engaku, engkau telah memotong leher temanmu (berulang kali beliau mengucapkannya). Jika salah seorang di antara kalian terpaksa memuji, maka ucapkanlah, ?Saya kira si fulan demikian kondisinya?. Jika dia menganggapnya demikian. Adapun yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan janganlah mensucikan seorang di hadapan Allah? (HR. Bukhari).

Ternyata hukum memuji orang lain adalah tidak terpuji dan juga tidak tercela. Akan dikatakan pujian itu tercela adalah saat kita memuji seseorang yang begitu berlebih hingga tidak ada suatu pujian itu yang ada padanya dan itu termasuk tindakan tercela karena berkata dusta. Allah subhanahu wa ta?ala berfirman yaitu artinya, ?Janganlah kalian sekali-kali menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih? (QS. Ali-Imran:188).

Berkata pula Al Imam An-Nawawi dalam kitabnya Ar-Riyadhusshalihin yaitu, ?Dibenci memberikan pujian kepada seseorang yang bisa menjatuhkan ia kepada ujub dan perkara buruk lainnya dan dibolehkan bila selamat dari hal tersebut?. Adapun juga yang dikatakan al Imam ?Izz Abdussalam, ?Hendaknya tidak memperbanyak pujian dalam yang mubah kecuali untuk membuat seseorang ingat dan bersyukur atas nikmat yang ada padanya?.

Dari sini kita tahu bahwa pujian akan berdampak baik jika yang di dalam pujian itu memang terdapat pada diri seseorang yang dipuji dan pujian itu memunculkan di dalam diri seseorang yang dipuji menjadi banyak bersyukur atas nikmat yang diberikan kepadanya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.