Berita Nasional Terpercaya

Ternyata Idrus Marham Pernah Menjadi Dewan Pengurus Pusat BKPMRI Sebagai Penggiat Kurikulum Pengajaran Alquran

0

Bernas.id – Idrus Marham akhir-akhir ini menjadi topik yang ramai diperbincangkan karena beliau menjadi menteri Sosial yang menggantiikan menteri sosial sebelumnya, yakni Ibu Khofifah Indar Parawangsa.

Tapi kali ini kita akan berbicara mengenai topik lain, yakni sebuah gerakan memakmurkan masjid dengan menyiapkan generasi qurani melalui sebuah gerakan yang digagas oleh Bapak As?ad Humam, yakni gerakan LPPTKA-BKPRMI. Dalam sambutannya Idrus Marham (saat itu beliau sedang menjabat sebagai Ketua dewan pengurus pusat BKPMRI) mengatakan bahwa dengan diterbitkannya buku panduan Kurikulum dan pengajaran TK-TP Alquran, makin memantapkan keberadaan LPPTKA-BKPRMI dalam melakukan Pembinaan dan Pengembangan TK-TP Alquran di tanah air ini.

Walaupun diungkapkan 20 tahun yang lalu namun tetap relevan dengan zaman ini. Semoga melalui TK/TP Alquran, akan lahir generasi bangsa yang mencintai ilmu pengetahuan, beretos tinggi, beriman dan taqwa, berakhlak mulia dan kokoh jadi dirinya di tengah pergaulan masyarakat dunia yang hampir tiada batas.

Di antara kurikulum LPPTKA-BKPRMI ini menyangkut cara belajar di TK/TP Alquran, yakni dengan menggunakan Taksonomi Bloom. Kita mengenal Taksonomi Bloom ini menyangkut ranah kognitf yakni mengenai kemampuan berpikir dengan otak untuk mendapatkan pengetahuan. Kemudian ada ranah afektif atau ranah rasa atau sikap serta yang tidak kalah penting adalah ranah psikomotor atau ranah keterampilan.

Untuk mendapatkan ketiga ranah tersebut, dapat digunakan berbagai metode dalam belajar  di antaranya metode ceramah, dril, karya wisata, demonstrasi dan metode lainnya yang sesuai. Misalnya saja dalam memberikan pemahaman suatu konsep dapat digunakan metode ceramah untuk menjelaskan suatu ilmu agar lebih mengena ke hati bukan hanya sekedar mengetahhui.

Ketika kita  mengajarkan konsep taharah, tentu perlu penjelasan namun ketika menjelaskan cara  taharah tentu dapat dikombinasikan dengan metode lain dengan demonstrasi, misalnya. Sehingga anak memahami dan dapat melaksanakan cara taharah yang baik dan benar. Ketika ingin memberikan pembelajaran mengenai sejarah, akan lebih mengena dengan cara sosio drama atau karya wisata.

Permasalahan sekarang adalah banyak di antara anak-anak SMP yang belum bisa membaca Alquran. Ini kan miris sekali jika dibiarkan berlanjut. Padahal Alquran adalah sumber hukum pertama dan utama bagi umat Islam. Semoga dengan mengacu kembali kepada sambutan Idrus Marham pada tahun 1998, kita mulai mendesain ulang Indonesia dengan belajar dan mengajarkan Alquran kepada siapapun.

Leave A Reply

Your email address will not be published.