Berita Nasional Terpercaya

Jangan Asal! Pilih Pemimpin yang Punya 3T

0

Bernas.id – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tinggal menunggu waktu. Juni mendatang, 171 daerah di Indonesia akan disibukkan dengan perhelatan politik tersebut. Tidak hanya partai politik yang sibuk menyaring kandidat untuk dicalonkan. Masyarakat pun mulai membincangkan sosok yang mereka jagokan.

Lebih sibuk dari partai politik dan masyarakat yang sedang pilah-pilih, kandidat-kandidat yang namanya disebut-sebut pun mulai gencar menunjukkan wajah. Bagaimanapun, mereka harus menjadi sosok yang dikenal dan disenangi warga, barulah dapat menumbuhkan rasa percaya agar diamanahi estafet kepemimpinan selama lima tahun ke depan.

Partai politik dengan tim khususnya memiliki standar dalam menetapkan pasangan calon yang akan diusung. Para kandidat atau pasangan kandidat pun sudah piawai menaklukkan hati masyarakat. Mereka adalah orang-orang berpengalaman dalam hal 'mencuri' hati dan suara warga. Agar tidak salah pilih saat pilkada, berikut standar pemimpin yang harus diperhatikan. Ketiganya dirangkum dalam 3T sebagai berikut:

1. Tampan
Meski penampilan akan berdampak pada kesan yang ditimbulkan. Namun kriteria ini tidaklah menitikberatkan pada tampilan fisik seseorang. Yang dimaksud adalah cocok atau patut, sebagaimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kecocokan dan kepatutan bisa jadi sangat relatif. Namun biasanya, orang akan sepaham untuk hal-hal yang mendasar. Seperti track record sebagai penipu atau pelaku kriminal. Juga bukti yang menunjukkan bahwa kandidat tertentu memalsukan ijazah. Atau seseorang yang di masa lalu pernah berperan mesum dalam sebuah adegan di layar kaca. Maka mengenali calon pemimpin dengan mencari tahu rekam jejaknya adalah hal yang mutlak. Lalu biasakan pula tabayyun (klarifikasi) untuk hal-hal kontroversial yang masih samar-samar.

2. Tenar
Keterkenalan atau popularitas juga menjadi kriteria penting bagi seorang calon pemimpin. Betapa tidak, bukankah seseorang baru dapat dikatakan sebagai pemimpin (leader) bila telah memiliki pengikut (follower)? Sementara itu, follower yang mengiringinya akan mendongkrak popularitasnya pula. Maka penting untuk menganalisa pengaruh seorang kandidat. Bagaimana ia berkiprah di bidang yang digelutinya. Juga seperti apa dampak positif yang telah disebarkannya. Dengan demikian, seorang yang 'tenar' adalah yang telah sukses menjadi teladan. Jangan sampai calon pemimpin yang akan dipilih adalah sosok baru yang entah dari mana munculnya. Tidak punya follower apalagi pengaruh, namun bisa naik hanya karena mampu membayar 'mahar'. Na'udzu billahi min dzalik.

3. Takwa
Dalam surat al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman bahwa “Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”. Jelas sekali bahwa rasa takut pada Allah adalah standar wajib untuk menjadi pribadi mulia. Terlebih seseorang yang akan menjadi pemimpin, ketakwaannya akan menjadi tameng dari godaan dosa. Bukan rahasia bahwa birokrasi dan kemewahan kepemimpinan menawarkan beragam hal buruk. Teramat banyak pemimpin yang telah menjadi korban dari belenggu setan yang dijeratkan atas nama kekuasaan. Namun bila takwa ada di hati, setan akan dapat dibuat tak bergeming. In syaa Allah.

Demikianlah 3T (Tampan, Tenar, dan Takwa) yang harus dijadikan standar dalam memilih pemimpin. Perlu dicamkan bahwa suara kita akan berpengaruh terhadap semua lini kehidupan kita sebagai warga Indonesia, khususnya di daerah asal kita.

Selamat memilih!

Leave A Reply

Your email address will not be published.