Berita Nasional Terpercaya

Perhatikan, Pendidikan Karakter Terbaik Berawal Dari Keluarga!

0

Bernas.id – Saat ini dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat ternyata tidak sejalan dengan peningkatan karakter bangsa. Masih ditemukan kekarasan terhadap guru baik di kota besar maupun di pedesaan, atau bukan hanya itu saat ini banyak ditemukan tindakan asusila yang justru dilakukan oleh tenaga pendidik. Hal tersebut bukan hanya mencoreng citra pendidikan di Indonesia namun juga karakter dan moral bangsa.

Siapa yang disalahkan dalam hal ini? Bukan meulu pemerintah yang bertanggung jawab, tapi kita sebagai warga negara harus saling bahu membahu memperbaiki kegagalan bersama dalam hal moral dan budi pekerti.

Pendidikan karakter bangsa juga bisa diartikan juga dengan melakukan usaha yang sungguh ? sungguh, sistematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan memperkuat kesadaran bahwa tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, displin dan kegigihan.

Kita semua memiliki peran dan tanggung jawab yang sama sebagai warga negara dalam membangun karakter bangsa. Jangan hanya protes dan komplain sana sini tanpa melakukan perubahan dari diri kita sendiri, karena kita adalah bagian dari bangsa ini juga.

Lalu harus mulai dari mana untuk perubahan ini?

Pertama, tentu harus dimulai dari keluarga. Keluarga adalah tempat setiap orang menerima pendidikan dan kasih sayang pertama kali, hendaknya keluarga bisa menjadi contoh budi pekerti dan karakter yang baik. Hubungan keluarga yang harmonis merupakan modal dasar untuk membangun karakter, karena melalui keluarga setiap orang bisa belajar bagaimana menghargai orang yang lebih tua atau bagaimana menyayangi orang yang lebih muda.

Pengalaman pengajaran dari seorang ibu dan ayah yang baik biasanya terekam kuat dalam memori seorang anak, mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Bukan hanya agama namun lebih kepada budi pekerti yang bisa membangun karakter seseorang kelak.

Sebaliknya hubungan dalam keluarga yang tidak harmonis merupakan sumber masalah pertama. Karena dari situlah kekecewaan, kemarahan berasal sehingga timbul kecemburuan dan rasa ingin membalas, meskipun bukan kepada orang tuanya. Sehingga tidak heran akan menghasilkan generasi yang egois, mau menang sendiri dan selalu merasa dirinya benar dibanding orang lain. Hal tersebut karena kurangnya perhaatian, kasih sayang dan pengajaran yang didapat melalui keluarganya.

Kedua, Mulailah dengan hal kecil dari diri kita sendiri. Hal ini sepertinya mudah diucapkan namun sulit menjaga konsitensinya agar hal tersebut menjadi kebiasaan dan mendarah daging. Lakukan kebiasaan kecil seperti berterimakasih saat kita menerima bantuan atau hadiah, mengucapkan permintaan tolong ketikan kita menginginkan orang lain membantu kita atau meminta maaf jika kita mungkin melukai perasaan atau salah melakukan sesuatu.

Tiga hal tersebut sepertinya sepele namun sudah semakin langka dirasakan dan diterapkan oleh generasi mileniall sekarang ini. Kemajuan teknologi dan jaman yang serba cepat tidak lantas membawa peningkatan dalam karakter bangsa. Justru sebaliknya makin banyak orang yang egois dan individualis saat ini.

Padahal penguatan karakter bangsa ini bisa menjadi kunci dalam membekali generasi muda, terutama di era digitalisasi sekarang ini.

Leave A Reply

Your email address will not be published.