Berita Nasional Terpercaya

Ingat, Masa Lalu Bukan Masa Depan Anda

0

Bernas.id – Pusta Hery Kurnia menceritakan waktu di SMA, lebih sering main ketimbang belajar. Banyak mata pelajaran yang ketinggalan jauh dari teman-temannya. Karena kemurahan Tuhan, ia diijinkan lulus ujian masuk perguruan tinggi, padahal merasa tidak mampu kerjakan soal. Tahun 2005, ia diterima di ITB, Jurusan Teknik Kelautan, tapi sikapnya masih sama seperti waktu SMA, yaitu menggampangkan segala sesuatu. “Singkat kata saya merasa saya di tempat yang salah. Pertengahan semester dua, saya memutuskan untuk keluar. Semester berikutnya, saya diterima di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris,” ungkapnya ke Bernas.id.

Baca juga: Apa Itu Jurusan Sistem Informasi? Inilah Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

Diceritakan, di UPI, sikapnya masih tidak berubah. Ia masih menganggap kuliahnya ini jauh lebih gampang dibanding ITB sehingga terlalu menyepelekan. Datang terlambat, kurang fokus saat di kelas, menunda-nunda kerjakan tugas. Hasilnya, semester satu saya lihat nilai IP saya 1,65. “Di sinilah magic moment terjadi. Saat baca angka itu, ada suara yang berseru lantang di kepala saya, cuma ini yang kamu bisa, Pusta Hery Kurnia cuma bisa segini? Kamu jauh-jauh dari orang tua hanya dapat ini? Saya flashback tahun-tahun saya di Bandung. Ingat orang tua saya. Saya putuskan untuk jadi pribadi yang berbeda. Saya akan buktikan saya bisa jadi yang terbaik,” tuturnya.

Di semester berikutnya, ia benar-benar berubah 180 derajad. “Datang awal, duduk paling depan, fokus ke dosen. Setelah kelas selesai langsung ke perpustakaan kerjakan tugas. Perubahan pun terjadi. Di akhir semester, saya buka kartu nilai dan melihat IP saya di atas 3,5. Saya senang sekali, bangga dan tumbuh keyakinan. Bahwa saya memang seorang pemenang. Asal saya komit dan mau berusaha, pasti berhasil. Pengalaman inilah satu titik balik yang memberi perubahan besar dalam hidup saya. Karena sejak saat itu, saya mulai bergerak ke arah yang tepat,” tukasnya.

Untuk pengalaman unik ketika masa awal menjadi coach, ia menceritakan kejadian yang tak terduga sebelumnya. “Seorang coachee saya sedang persiapan menghadapi ujian masuk program MBA di satu universitas. Di waktu bersamaan, ia sangat sibuk dengan pekerjaan dan persiapan ujian kursus Bahasa Jepang. Ia meminta saya membantu Ia agar bisa masuk program MBA. Kami janjian di satu kafe. Sore hari saya sudah di kafe, ia kemudian datang. Yang membuat saya kaget adalah ia membawa sekeranjang besar buku. Satu keranjang besar berisi buku-buku persiapan ujian seperti psikotes dan TOEFL. Ia bilang, ‘ayo ajarin saya. Banyak sekali yang harus dipelajari nih.’ Saya pikir, ‘wah, salah pengertian nih. Dia pikir saya mau ngajarin privat atau apa ya’. Saya coba alihkan fokus, diskusi, dan gali situasinya. Saya tanya terkait prioritas. Beberapa waktu kemudian, ia sendiri memilah-milah buku dan hanya mengambil dua buku dari sekeranjang penuh itu. Luar biasa. Dari satu keranjang jadi dua buku. Di titik ini terlihat sekali, ia jauh lebih tenang dan bisa fokus. Ini adalah satu pengalaman unik yang mengajarkan saya bagaimana sebuah teknik coaching bisa sangat powerful membantu seseorang,” urainya.

Baca juga: 5 Universitas Jurusan Sistem Informasi Terbaik di Indonesia

Dianggap tidak cocok menjadi trainer karena terlalu muda menjadi permasalahan yang paling sering dihadapi. “Suatu ketika rekan saya berkata, Pak Pusta ini kurang cocok saya pikir untuk jadi trainer. Nah, ini adalah tantangan yang paling sering saya hadapi. Karena usia saya cukup muda dibanding trainer secara umum, beberapa orang melihat saya sebelah mata. Dalam hati saya merasa tidak nyaman. Tapi, justru ini saya jadikan alasan untuk terus perbesar kapasitas. Saya harus persiapan dan bekerja ekstra untuk buktikan bahwa saya layak jadi trainer luar biasa. Saya pikir justru saya masih muda, saya punya energi, dan banyak waktu kembangkan diri. Kalau saya lakukan ini dengan cepat, orang akan mulai melihat dan pada akhirnya mengubah pandangan mereka terhadap saya,”bebernya.

Mengelola tim trainer yang jauh lebih berpengalaman, jauh lebih senior, dan jauh lebih dahsyat daripada dirinya di konsultan pelatihan miliknya menjadi tantangan pekerjaan ke depan. “Saya melihat ini sebagai satu hal yang pasti harus saya lewati. Saya memutuskan untuk jadi lebih fleksibel sehingga bisa bekerjasama dengan mereka. Satu hal positif yang saya dapat adalah saya bisa belajar dari pengalaman orang-orang hebat ini,” katanya.

Baca juga: 13 Universitas Jurusan Akuntansi Terbaik Indonesia dan Luar Negeri

Coach ini pun meyakini bidang pekerjaan yang geluti ini penting dilakukan dan dibagikan kepada masyarakat. “William James mengatakan bahwa seseorang bisa mengubah kehidupannya dengan cara mengubah pikirannya. Ubah hidup dengan cara ubah mindset. Kalau mau sukses dan mengubah kehidupan, harus punya mindset yang tepat. Saya lihat bangsa Indonesia punya sumber daya fisik yang luar biasa: lahan, hasil tambang, energi, dsb. Luar biasa. Satu hal yang masih perlu banyak dibantu adalah terkait pola pikir. Untuk bisa berhasil bersaing dengan bangsa lain, Indonesia perlu punya pola pikir dan karakter pemenang, di atas rata-rata. Harus ada orang-orang yang secara aktif berkontribusi membantu masyarakat punya pola pikir yang lebih positif. Saya dan tim di MINDSET INDONESIA merasa terpanggil untuk lakukan hal ini,” paparnya.

Penyuka hobi bermain gitar ini membagikan inspirasi dan saran kepada orang lain yang membaca kisahnya ini. “Siapapun Anda. Apa pun latar belakang dan kondisi Anda saat ini. Mungkin Anda lahir dari keluarga yang biasa-biasa saja atau mungkin keluarga Anda berantakan. Mungkin Anda secara fisik berbeda dengan yang lain dan Anda kurang percaya diri dengan ini. Mungkin Anda punya masa lalu yang gelap. Ingat, masa lalu bukan masa depan Anda. Anda bisa ciptakan masa depan yang jauh lebih dahsyat. Asal Anda benar-benar menginginkan untuk berhasil, mau action bayar harga, dan terus melangkah meskipun tidak mudah, Anda PASTI SUKSES. Untuk saran, tentukan sukses seperti apa yang Anda ingini, cari orang-orang yang sudah berhasil di situ, temui dan belajar dari mereka, ambil tindakan, tidak perlu sempurna yang penting mulai dulu. Sambil jalan Anda bisa perbaiki. Jangan pernah menyerah. Satu-satunya hal yang membuat Anda gagal adalah ketika Anda berhenti. Terus melangkah,” urainya.

Baca juga: Inilah 6 Sertifikasi Akuntansi Bagi Profesi Akuntan di Indonesia

Lingkungan pun diakuinya memengaruhi dirinya hingga menjadi seperti sekarang. ”Kita adalah apa yang kita lihat, dengar dan rasakan secara terus menerus. Dengan kata lain, lingkungan membentuk diri Anda, saya, kita semua. Saya pun dibentuk oleh lingkungan saya. Ayah dan ibu saya selalu mengajarkan untuk hidup mandiri. Segala sesuatu harus bisa sendiri. Waktu kuliah dulu, saya berkenalan dan masuk dalam komunitas wirausaha. Dari sini saya dibentuk menjadi orang yang berani punya impian, memiliki kebebasan memilih ingin jadi apa kita nanti. Di dunia kerja saya ditempa untuk lebih fleksibel dan mengerti orang lain. Saya belajar banyak bagaimana deal with people, sehinggu tujuan kita bisa tercapai. Di agama saya, saya juga dibentuk menjadi orang yang sangat yakin bahwa kita diciptakan untuk berhasil. Berbagai lingkungan ini mempengaruhi saya untuk jadi seperti sekarang,” terangnya.

Pengagum sosok Tung Desem Waringin ini membocorkan rencana dalam waktu dekat dan impiannya ke depan. “Mengembangkan Corporate Motivation System. Satu sistem yang bisa membantu orang-orang dalam organisasi untuk memiliki value, semangat dan energi positif sepanjang periode tertentu. Dengan Corporate Motivation System, perusahaan akan lebih tenang karena orang-orang di organisasinya tetap semangat dan positif untuk mencapai sasaran perusahaan. Untuk impian, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berhasil. Bangsa Indonesia jadi bangsa yang optimis, yakin, pemenang,” pungkasnya. 

Baca juga: 5 Universitas Jurusan Kewirausahaan Terbaik Indonesia

Leave A Reply

Your email address will not be published.