Berita Nasional Terpercaya

Festival Pancasila, Buya Syafii Maarif Sebut Bangsa Ini Belum Selesai Pembentukannya

0

Bernas.id – Untuk meneguhkan semangat Indonesia yang dilandasi Pancasila, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar Festival Pancasila UNY dengan tema Ber-Pancasila, Bersatu, Berprestasi di Halaman Rektorat. Kegiatan ini diisi oleh parade orasi Pancasila dari para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Yogyakarta, seperti UGM, UIN Sunankalijaga, UST, Sanata Dharma, UKDW, UPN, UNY, dan Kopertis V, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu Sore, 6 Juni 2018.

Dalam sambutannya, Prof Dr Ir Sutrisno Wibowo Mpd selaku Rektor UNY menyatakan bahwa Festival Pancasila ini bertujuan untuk meneguhkan semangat Indonesia yang dilandasi Pancasila. ?Marilah nilai-nilai Pancasila kita bumikan, khususnya di lingkungan kampus di Yogyakarta. Akhir-akhir ini, banyak isu-isu tentang paham radikalisme, terorisme, dan anti negara atau antiPancasila,? katanya. 

Rektor UNY pun mengajak kita untuk melawan isu-isu pemecah bangsa dan mulai mengamalkan ideologi Pancasila. ?Marilah paham-paham itu bersama-sama kita lawan. Pancasila ideologi negara, ideologi kita yang penting kita amalkan di negeri Indonesia yang kita cintai ini,? ucapnya.

Sedangkan, Guru Bangsa sekaligus Guru Besar UNY, Ahmad Syafii Maarif menyebut pembentukan bangsa ini belum selesai. ?Bangsa ini itu belum selesai pembentukannya, masih dalam proses menjadi. Belum jadi betul. Bangsa yang dikenal juga dengan bangsa yang sangat plural. Bangsa dengan suku yang luar biasa, kulinernya juga kaya sekali. Kita sudah punya Pancasila. Semua undang-undang dasar (UUD) kita, UUD 1945, UUD Republik Indonesia Serikat, UUD Sementara, lalu kembali lagi ke UUD 45, semua ada Pancasilanya,? bebernya.

Disampaikan Buya Syafii Maarif, meski Indonesia sudah merdeka hampir 73 tahun dengan banyak kemajuan dan banyak prestasi, tetapi sila Kelima dan Pasal 33 UUD 1945 masih belum turun ke bumi seluruhnya. ?Itu persoalan besar kita. Saya rasa gerakan radikal, gerakan yang mengarah kepada terorisme itu salah satu pemicunya adalah ketimpangan sosial karena nilai-nilai Pancasila yang luhur itu masih perlu kita perjuangan terus-menerus,? jelasnya.

Lanjut Buya Syafii Maarif, kita berharap semua, para konglomerat yang besar-besar jumlahnya sekitar 150 orang dengan aset sekitar 3000 Dollar melebihi APBN, juga akan turut menggelorakan Pancasila ini, bukan hanya dalam bentuk pidato atau pesta ria, tapi nilai-nilai itu dibawa turun untuk menyelamatkan bangsa dari segala ancaman, entah itu liberalisme, kapitalisme, terorisme, dan segala macam ancaman yang tidak kita perkirakan.

Sementara itu, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Yudi Latif menjelaskan bahwa kalau seluruh sila di Pancasila itu diperas, kemudian dirangkumkan apa prasyarat mentalnya yang diperlukan agar Pancasila itu bisa dijalankan maka kejiwaan yang diperlukan untuk membumikan Pancasila itu adalah jiwa yang lebar.

?Jiwa lebar itu artinya jiwa di mana kita bisa menampung apapun keragaman yang ada. Jiwa lebar lebih besar dari diri sendiri seperti keluasaan samudera mau menampung segala jenis ikan, mulai ikan teri sampai ikan paus. Jiwa lebar membuat kita bisa berbagi ruang kehidupan bagi keragaman Indonesia,? terang Yudi Latif.

Ditegaskan Yudi, jiwa lebar itu jiwa yang bisa berbagi. Jiwa lebar itu, jangan sampai rezeki yang kita miliki menjadi sumber prahara bagi kehidupan. Jiwa lebar itu jiwa bersatu. ?Itulah semangat dasar Pancasila yang kalau kita bisa bersatu, bisa berbagi. Itulah yang disebut jiwa gotong royong,? imbuhnya. (Jat)        

Leave A Reply

Your email address will not be published.