Berita Nasional Terpercaya

Makna Upacara Tumplak Wajik Keraton Jogja

0

Bernas.id – Keraton Yogyakarta melaksanakan Upacara Tumplak Wajik menjelang Garebeg Sawal Dal 1951 untuk memperingati Hari Raya Idul Fitri 2018. Kegiatan Tumplak Wajik ini dilaksanakan untuk mengawali pembuatan gunungan yang menjadi sarana penting dalam Upacara Garebeg, Panti Pareden, Kemagangan, Selasa sore, 12 Juni 2018.

Rinto Isworo, salah satu Abdi Dalem dari Widyo Budoyo menjelaskan makna dari Tumplak Wajik. ?Secara fisik ya memang menumplak wajik. Wajik itu makanan dari ketan dan bumbu-bumbunya antara lain gula jawa. Ini merupakan awal pertanda atau awal pembuatan gunungan,”katanya.

Dijelaskan Rinto tentang mengapa wajik yang digunakan bahwa secara lahiriah, wajik makanan yang enak dalam artian gurih dan manis. ?Melambangkan beberapa hal antara lain lambang kesejahteraan, lambang kemakmuran, dan lambang persaudaraan atau keeratan,? imbuhnya.

Untuk gunungan setiap tahunnya, sebut Rinto, sudah pasti itu ada lima buah, yaitu gunungan putri, gunungan putra, gunungan gepak, gunungan darat, dan gunungan pawuhan. ?Diserahkan dari Keraton ke Mesjid Agung. ?Di sana didoakan, doa upacara-upacara adat di Keraton Yogyakarta  itu ada dua aspek, satu sisi sebagai rasa syukur dan satu sisi permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Lha permohonannya itu antara lain keselamatan raja, keluarga, sampai kepada kawulonya,? bebernya.

Disampaikan Rinto, gunungan itu sebagian besar terbuat dari bahan makanan, misal dari polo gumandul, polo kependem, polo kesimpar yang semuanya hasil bumi negeri Mataram yang melambangkan kemakmuran. ?Juga menggambarkan bahwa Negeri Mataram itu Negeri Agraris,? imbuhnya.

Ketika melakukan upacara Tumplak Wajik, uniknya iringan gejog lesung terus dilakukan sampai upacara selesai. Dijelaskan Rinto, gejog lesung ini merupakan tradisi orang Jawa sebagai penolak bala. ?Kita percaya bahwa mahkluk Tuhan selain manusia, ada binatang dan mahkluk yang tidak kelihatan. Sebagai langkah kehati-hatian rakyat Rawa dalam hal ini raja kalau mempunyai gawe atau hajatan diadakan acara istilahnya gejog lesung. Tujuan utamanya, mengusir roh-roh halus, jangan menganggu,? terangnya. 

Sementara itu, GKR Mangkubumi menyebut bahwa upacara Tumplak Wajik ini untuk memohonkan kepada Tuhan agar waktu acara Garebeg, semuanya dapat berjalan dengan baik. ?Puji syukur kepada masyarakat luas, diberi kesehatan, diberi keselamatan, diberi semuanya oleh Gusti Allah. Ucap syukur kita setiap bulan Syawal,? ujarnya. (Jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.