Berita Nasional Terpercaya

Melihat Langsung Buaya Darat Komodo di Habitat Aslinya

0

MELIHAT buaya darat Komodo (varanus komodoensis) di kebun-kebun binatang jauh berbeda dengan ketika melihat langsung di habitat aslinya di Pulau Komodo, Kec Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT. Di kebun binatang, kita pasti bertemu atau melihat langsung binatang langka itu tanpa rasa takut atau was-was karena berada di kandang yang aman.     

Namun, tidak demikian ketika kita melihat binatang itu di habitat aslinya di Pulau Komodo. Kewaspadaan dan kehati-hatian sangat penting karena kita melihat binatang buas itu di alam bebas tanpa sekat. Bila tidak waspada maka resiko diterkam binatang yang hanya satu-satunya di dunia ada di Komodo itu bisa menimpa Anda. Namun, tak perlu takut karena setiap wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo untuk melihat buaya darat itu di alam bebas selalu didampingi guide atau pawang yang sudah berpengalaman dan mengetahui persis karakter binatang buas tersebut.

Pada Minggu (24/6/2018) lalu, rombongan kami yang berjumlah 10 orang terdiri dari 6 turis asing dan 4 wisatawan domestik, berkunjung ke Pulau Komodo. Dengan menumpang kapal pesiar Poco Ranaka berkapasitas 20 tempat duduk yang dikemudikan Robert Lewar, kami berangkat pukul 07.00 Wita dari pelabuhan Labuanbajo, Kab Manggarai Barat, NTT. Sebelum ke Pulau Komodo, rombongan kami berkunjung ke Pulau Padar yang berada di sebelah Barat Pulau Komodo. Dengan lama perjalanan 2 jam, kami tiba di Pulau Padar tepat pukul 09.00 Wita.

Setelah melihat pemandangan laut dan pantai yang sangat indah dari puncak bukit Pulau Padar selama sekitar satu jam, kami pun beranjak menuju Pulau Komodo. Perjalanan dari Pulau Padar ke Pulau Komodo berlangsung sekitar satu jam. Ketika berlabuh di Dermaga Pelabuhan Pulau Komodo, rasa penasaran untuk melihat binatang buas yang sudah terkenal di seluruh dunia itu pun mulai muncul. Selain ingin cepat melihat langsung, rasa khawatir pun mulai muncul. Sebab, sejumlah warga yang ditemui selalu mengingatkan agar tidak terlepas atau berpisah dengan anggota rombongan yang lain dan harus selalu didampingi seorang guide.

Sebelum menyusuri semak-semak dan hutan-hutan tempat buaya darat tersebut hidup bebas, wisatawan harus membayar tiket masuk dengan total Rp 80.000 per orang. Setelah semua itu beres, wisatawan yang berombongan mendapat briefing dari seorang guide atau pawang yang mendampingi rombongan. Menurut Usman, guide/pawang yang mendampingi rombongan kami, ada tiga pilihan rute yang disediakan bagi wisatawan untuk melihat buaya darat Komodo, yakni rute singkat, rute sedang dan rute panjang. Dan rombongan kami memilih rute sedang yang ditempuh dalam waktu sekitar satu jam.

Menurut Usman, meski berada di habitat asli buaya darat, namun wisatawan belum tentu bisa bertemu atau melihat buaya darat tersebut. “Sangat tergantung keberuntungan. Kalau beruntung yang bisa bertemu atau melihat buaya darat tersebut. Namun kalau tidak beruntung ya tidak akan bertemu atau melihat seekor pun,” kata Usman yang mengaku sudah 10 tahun lebih menjadi guide/pawang di Pulau Komodo.

Berbekal sebuah tongkat kayu yang di ujungnya bercabang untuk menangkal atau mencegah buaya darat bila hendak menerjang pengunjung, Usman mengantar kami menyusuri semak-semak tempat tinggal binatang liar tersebut. Dan kami beruntung, di sepanjang rute yang dilalui kami menemukan 6 ekor buaya darat di tempat terbuka. Selain bertemu 6 ekor buaya darat, kami juga bertemu 4 ekor rusa liar, seekor babi hutan dan 3 ekor burung maleo. Rusa dan babi hutan tersebutmerupakan makanan buaya darat yang tidak boleh diburu atau ditangkap oleh manusia.

“Lihat ini jalur jalan rusa atau babi hutan. Biasanya ketika lapar dan hendak makan, buaya darat akan berada di dekat jalur jalan rusa atau babi hutan. Sehingga ketika ada rusa atau babi hutan lewat, buaya darat langsung menyergap dan memakannya,” tutur Usman.

Menurut Usman, dari data resmi hasil penelitian ilmiah, sampai saat ini terdapat 1.300 ekor buaya darat di Pulau Komodo. Namun, jumlah sesungguhnya bisa lebih banyak mengingat di Pulau Komodo terdapat 7 lembah dan masing-masing lembah biasanya dihuni 300 ekor buaya darat Komodo sehingga diperkirakan ada 2.100 ekor buaya darat di Pulau Komodo. Selain itu, binatang buas itu juga ada di Pulau Rinca yang tak jauh dari Pulau Komodo. “Bahkan di Pulau Rinca jumlahnya jauh lebih banyak dibanding di Pulau Komodo,” kata Usman.

Setelah menyusuri rute sedang selama sekitar 1 jam, rombongan kami pun merasa puas karena beruntung bisa bertemu dan melihat langsung 6 ekor buaya darat Komodo di habitat aslinya. Di habitat aslinya, binatang buas ini bisa lebih berbahaya bila tidak waspada atau tidak didampingi guide/pawang. Dan menurut Usman, ketika bertemu jangan sekali-kali membelakangi buaya darat Komodo saat berfoto karena saat kita lengah dia akan beraksi.

“Meski terlihat tenang atau seperti cuek melihat kita, sesungguhnya dia mengamati gerak-gerik kita. Ketika kita lengah dia pasti beraksi. Karena itu, harus selalu waspada dan jangan membelakangi ketika melihat atau bertemu binatang buas tersebut,” kata Usman sambil mempersilahkan anggota rombongan untuk satu per satu foto bersama binatang buas itu di tempat terbuka. (lip)

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.